0
Home  ›  Chapter  ›  My Baby Need A Daddy

Bab 55

 

Bab 55-1

Sejujurnya Aji merasa sangat sedih atas apa keputusan Nana untuk menikahi Arif. Aji merasa dirinya lebih pantas untuk menikahi Nana dari pada pria manapun. Ingin sekali saat ini Aji melenyapkan Arif, tapi ia tak mau membuat Nana sedih lagi. Apalagi kalau nanti Alif ikut sedih, toh sebentar lagi Aji tak tinggal disini beberapa waktu kedepan.

"Adek kamu mau mainan juga ga? " tanya Aji ketika Alif memilihkan sebuah barbie yang dikemas dalam tabung mika bening untuk kado.

Alif menggeleng malu-malu kucing sambil tersenyum.

"Gapapa adek ambil juga... " ucap Aji. "Nanti habis ini temenin om makan ya... " pinta Aji yang diangguki Alif.

Alif memilih buku gambar satu pack ukuran A4 yang tengah diskon. Hanya itu yang paling di inginkannya dan terlintas tidak apa-apa bila meminta itu pada Aji.  "Nanti aku mau gambar... " ucap Alif memberitahu alasannya memilih buku gambar.

"Oh yaudah sama ini juga kalo gitu ya... " Aji langsung mengambilkan crayon 48 warna, pensil, spidol, pensil warna, penghapus. "Nanti adek belajar gambar ya... " ucap Aji semangat.

Aji tak mau larut dalam sedih, ia hanya mau terlihat bahagia setidaknya untuk Alif. Ia mau membahagiakan Alif sebelum ditinggalnya lagi.            Aji kembali berusaha mengesampingkan egonya atas rasa kepemilikan pada Nana. Aji hanya ingin memberikan waktu terbaik pada Alif.

Usai membeli kado Aji mengajak Nana dan Alif untuk makan siang bersama. Aji membiarkan Alif memilih mau makan apa. Tentu saja Alif tidak langsung memilih, ia berkali-kali bolak-balik dengan bingung mau makan apa ditemani Aji yang menggandengnya. Sesekali Aji juga menggendong Alif agar bisa melihat menu.

"Kita makan dirumah aja kalo bingung... " ucap Nana yang kesal menunggu.

"Jangan... Eh! Oke... " ucap Alif bingung, antara ingin makan di mall atau pulang saja agar mamanya tidak kesal menunggu.

"Gapapa kita makan disini, beli terus kita bungkus makan di rumah... Nanti makan sama bapak juga... " ucap Aji memberi jalan tengah.

Alif mengangguk. Aji segera memesan secara random, jadi hanya membeli ayam keprabon dibungkus lalu buru-buru pulang.

"Eh ada cheese cake, om beli itu dulu ya... " ucap Aji lalu membeli cheese cake. Bukan untuknya, tapi untuk Alif dan Nana mengingat cheese cake adalah makanan favorit Nana dulu.

●●●

Broto terus membawa Siwi kemanapun ia pergi, baik bekerja atau pergi olahraga seperti golf bersama rekan-rekannya. Broto tak membiarkan istrinya diam dirumah bersama ibunya lagi. Belum, saat ini bukan waktu yang tepat untuk siwi dan eyang kembali menghabiskan waktu bersama seperti dulu.

"Mas... " panggil Siwi lirih begitu bangun dari tidur saat perjalanan pulang.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Iya dek? " jawab Broto yang masih memandang tabletnya.

"Aji kok ga pernah balik rumah lagi ya... " ucap Siwi sambil menatap suaminya.

"Lagi main sama anaknya... Katanya baru mau nemanin Alice kalo dah puas main sama anaknya... " jawab Broto yang akhirnya melihat Siwi.

"Tapi ga cek-cok sama mas kan? Sama ibu? " tanya Siwi khawatir.

"Enggak lah... Ga ada kayak gitu... " tepis Broto lalu mengecup kening istrinya.

"Aku pengen anaknya Aji main kerumah... Sehari aja... " pinta Siwi.

Broto terdiam sambil mengerutkan keningnya bingung. "Nanti ya di omongin sama Aji... Biar bujuk anaknya... " ucap Broto berusaha menuruti kemauan Siwi.

●●●

Alif duduk manis menunggu gilirannya memberikan kado pada Lila diujung belakang bersama Doni. Alif dan Doni sebenarnya datang pertama tapi karena dianggap kurang pantas duduk didepan orang tua Lila mengarahkannya di pojok belakang.

"Udah bun... Gapapa biar dikasih aja namanya juga anak-anak... " bujuk ayah Lila pada istrinya yang ingin mengusir Doni yang beda agama juga Alif yang dianggap anak haram membawa pengaruh buruk untuk putrinya.

"Apa isinya ini? " tanya Lila. "Kalo jelek kamu ga usah main kesini lagi loh... " ucap Lila yang langsung membuka kado dari Alif didepan semua orang.

"Aku beli dimall sama om aneh... " ucap Alif sambil tersenyum berharap Lila suka.

Lila terbelalak melihat kado dari Alif, barbie bergaun pink. Kesukaannya. "Wah bag... "

"Kamu nyuri dimana?! " bentak bundanya Lila. "Nyuri kan! Iya kan! " ucapnya tak percaya pada Alif lalu menyeret Alif keluar.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Tidak... Tidak... Alif tidak curi... Aku beli... Aku beli tidak curi... " ucap Alif mengklarifikasi sebisanya dengan suara yang bergetar sambil terus berjalan di seret keluar.

"Bohong! Kamu miskin kok bisa kasih mainan mahal! "

"Aku kan dah bilang, om aneh yang beliin tadi. Om aneh uangnya banyak jadi di beliin itu... " ucap Alif menjelaskan dengan air matanya yang sudah berlinangan.

Begitu banyak mata memandang Alif ada yang iba ada yang senang memandangnya di perlakukan seperti itu. Bahkan badut yang di undang rasanya kalah menarik dari ibu-ibu yang mengusir seorang bocah.

"Nih ambil terus pergi, pencuri, ga usah kesini lagi! " usir bundanya Lila meskipun sudah ditahan suaminya agar tidak bersikap arogan. Tetap ia melemparkan bingkisan jajanan pada Alif.

"Terimakasih ya... " ucap Alif lalu pergi setelah memungut bingkisannya dan memakai sandal.

Doni langsung bangun dan mengambil sebuah bingkisan jajanan sama seperti Alif. "Alif tunggu! " Doni berlari mengejar Alif. "LILA JELEK! TERNYATA BUNDANYA JUGA LEBIH JELEK! SUKA MARAH KAYAK MONSTER!! " ejek Doni sambil berlari dan berteriak.

"Orang miskin ga punya tata krama, kafir pula! " hina bundanya Lila yang membuat suaminya geleng-geleng kepala heran dengan sikap arogannya.

●●●

Sesampai Alif di rumah, ia langsung mengadukan apa yang ia alami barusan pada pak Janto. Doni masih saja menemani Alif.

"Aku mau telpon om aneh... " pinta Alif pada pak Janto setelah puas mengadu ini  itu.

"Buat apa? " tanya pak Janto.

"Buat buktiin aku tidak curi... " jawab Alif yang tak terima dengan tuduhan tadi.

Pak Janto tak bisa berkata apa-apa untuk menahan atau mengijinkan cucunya. Rasanya kemewahan sebuah martabat bagi seorang pria memang sudah ada sejak dini.

"Mama aku mau telpon Om aneh, aku mau buktikan aku tidak curi kado... " ucap Alif pada Nana yang baru selesai solat.

"Tidak usah! " tolak Nana.

"Nanti semuanya kira aku bohong, aku di bilang curi kadonya... " Alif kekeh.

"Na... Biarin Alif ngomong sama Aji... " bujuk pak Janto.

"Bapak ini! Aku bilang enggak ya enggak! " kesal Nana kekeh menolak lalu pergi ke kamar mandi untuk lanjut mencuci.

Alif langsung menangis lebih kencang dari sebelumnya. Alif bingung harus minta perlindungan pada siapa. Ia harus membuktikan kalau ia tidak mencuri, tapi ia bingung bagaimana cara membuktikan selain pada Aji yang membelikannya hadiah untuk Lila.

"Aku percaya kamu tidak curi... " ucap Doni lalu memeluk Alif dari belakang. [Next]

Bab 55-2


64
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share