Bab 24 – Statement
Abror hanya bisa menangisis
nasibnya, meratapi nasibnya yang tengah di uji ini. Abror bingung bagaimana
caranya melindungi Angela juga anak-anak lainnya di tempat TPA. Abror juga
ingin melindungi Salma dan Adinda yang terlanjur di nodai. Juga Siti yang mati
sia-sia tanpa ada yang berani mengungkapkan apapun.
Tapi kapan Abror punya
kesempatan untuk mengatakannya. Ia hanya orang miskin yang di bantu yayasan pak
kyai dari dana umat. Ia hanya orang miskin yang sebatang kara berusaha terus
bertahan dalam banyak tekanan. Bagaimana mungkin seorang yang hidup dari
santunan melawan orang yang memberinya santunan. Ini gila!
"Gusti Allah... Kulo
ikhlas... Kulo manut kersane Njenengan pripun... (Ya Allah... Saya ikhlas...
Saya nurut dengan semua kehendak-Mu)" hanya itu yang terus Abror ucapkan
dalam doanya tiap solat sambil menangis.
Abror menyadari ia tak bisa
melindungi siapapun, bahkan sekarang ia tak mampu melindungi dirinya sendiri.
Abror hanya menatap sel tahanan sementara nya. Hanya ada dirinya, tidak ada
pengacara yang mendampingi. Jangankan pengacara bahkan kabar keluarganya
bagaimana saat ini, Abror tidak tahu.
●●●
Persidangan pertama di mulai.
Abror sebagai terdakwa bersalah duduk. Angela yang perlahan pulih juga di paksa
ikut sidang, di temani Burhan juga Nana. Sementara Ahmad dan Alif di paksa Aji
untuk sekolah dan langsung di titipkan ke rumah orang tuanya.
Pengadilan, bertemu orang
banyak tentu bukan hal mengenakkan. Apa lagi tubuh Angela masih sakit,
mentalnyapun masih berantakan. Sekarang ia di minta bertemu dengan Abror yang
di duga memperkosa Angela. Tentu ini adalah ide yang buruk.
Tapi ketika semua orang
mengira persidangan kali ini akan buruk dan dramatis juga berbelit-belit, semua
salah. Angela memang takut. Lagi pula anak-anak mana yang suka menjadi tontonan
orang-orang yang akan mengadilinya begini. Tapi Burhan terus ada sambil
menggenggam tangan Angela. Nana juga ada di sampingnya. Angela cukup tenang dan
bisa di ajak bicara. Meskipun hakim baru menanyainya pertanyaan-pertanyaan
sederhana dan sebatas perkenalan. Angela mau bicara dan menjawab semua
pertanyaan dengan sangat baik.
"Yang Mulia... Saya tidak
melakukan apa-apa terhadap saudari Angela. Saya guru ngajinya, saya menemukan
saudari Angela di gudang masjid Yang Mulia... " Abror terus mengulang
ucapannya tentang Angela, karena memang itu fakta yang ia tau.
Angela ikut mengangguk pelan
menyetujui ucapan Abror tanpa berani buka suara.
Tapi tak berselang lama,
karena Angela tak bisa fokus dan matanya terus melihat ke sekeliling tempat
sidang ia melihat pak kyai datang bersama istrinya. Angela langsung bangun dari
duduknya dan berdiri di meja sambil menunjuk pak kyai dengan histeris.
"Itu! Itu! Pak kyai yang
jahatin aku! " teriak Angela sambil menangis histeris.
Semua orang melihat ke arah
yang di tunjuk Angela. Pak kyai langsung memasang wajah seolah tak tau apa-apa
begitu pula dengan istrinya yang langsung pura-pura menangis sedih atas
kejadian yang menimpa Angela.
Angela langsung meraih
barang-barang di sekitarnya dan melemparkan ke arah pak kyai sebisanya sambil
terus menangis histeris, menjerit, dan meneriaki pak kyai jahat padanya.
"Aku tidak bohong! Dia jahat! Pak kyai ajak aku pergi ke gudang kotor! Pak
kyai pegang aku di sini! " ucap Angela sambil menunjuk organ intimnya juga
dadanya berulang-ulang.
Abror hanya bisa menundukkan
pandangannya sambil menangis tersedu-sedu. Abror merasa sudah jahat pada pak
kyai yang sudah membiayai hidupnya dan menolong keluarganya. Tapi di sisi lain
Abror juga senang akhirnya ia akan terlepas dari tuduhan.
"Astaghfirullah Angela,
ibu sama bapak ke sini buat mengawal Angela biar dapat ke adilan... Kenapa
Angela fitnah begini nak... " tangis bu nyai mengiba di ikuti wajah sedih
pak kyai.
"Aaaaa!!!! Aku bilang
beneran! Aku tidak bohong!! " teriak Angela sambil menghentakkan kakinya
lalu mulai menjambaki rambutnya sendiri karena kesal tak ada yang percaya
padanya.
Burhan langsung memeluk Angela
sambil menahan tangannya agar tidak menyakiti dirinya sendiri di bantu Nana.
"Mama percaya Angela...
" bisik Nana berulang-ulang sambil mengambil alih Angela dan menangkannya.
●●●
Pak kyai dan istrinya langsung
ikut di tahan karena kejadian di persidangan tadi. Berita di media makin
gencar, cerita dari mulut ke mulut jelas ada, bahkan lebih cepat. Tapat saja.
Belum ada sehari setelah sidang, rumah kediaman Aji dan keluarganya sudah di
lempari tomat busuk, telur busuk, batu, dan di semprot pilok dengan tulisan tak
senonoh mengolok-olok Angela.
Tak satupun masyarakat
mempercayai Angela. Meskipun para SJW berusaha percaya pada Angela. Tapi sayang
setelah pernyataan bu nyai yang mengiba dan pak kyai yang tampak sedih,
terzolimi tadi. Para SJW pun mulai mengendurkan perlindungannya dan
pengawalannya pada kasus Angela.
Pak kyai dan bu nyai adalah
tokoh masyarakat yang sangat terpandang. Selain mempunyai yayasan dan
pesantren. Beliau juga orang yang dermawan. Banyak dari santrinya yang sudah di
bantu hingga sukses. Bahkan dari segala kesuksesan orang yang sudah ia bantu,
pak kyai tak pernah meminta kembali apa yang pernah ia berikan. Tidak juga
mengungkitnya. Ia memberi tanpa pamrih.
"Ya kalo korbannya gak
genit, bajunya tertutup, pasti gak ada pemerkosaan! Dasar anak dajjal suka
fitnah! Masik kecil dah jadi tukang fitnah gimana kalo dah besar!!! "
makian demi makian di layangkan pada Angela dan keluarga Aji yang mengasuhnya.
Bahkan nama Angela yang
sebelumnya hanya di tulis ini sial AS sekarang ada media yang menuliskan nama
lengkapnya Angela Sari. Tak cukup di situ, media masa dari beberapa pesantren
setempat juga memunculkan foto Angela sebagai korban dan menulis artikel soal
pesantren yang suci dan tak mungkin ada kasus seksualitas di dalamnya.
"Kalo memang saya
pelakunya, saya memperkosa anak-anak mana mungkin di TPA masjid dekat rumah
saya yang saya bimbing itu ramai anak-anak mas... " statmen pak kyai saat
di cerca awak media.
Makin gencarlah serangan
masyarakat terhadap Angela sebagai korban. Masyarakat juga seolah melupakan
Abror kalau ia juga masih menjadi tersangka di sini. Namanya pun tak tersebar,
hanya ada inisial AA, dengan foto yang di blur. Berbeda jauh dengan Angela.
"Iya, Angela... Korban AS
memang suka bermain dengan anak-anak cowok... " statmen dari sekolah
Angela sebelum mengeluarkannya pada awak media yang lagi-lagi butuh bahan untuk
di beritakan.
●●●
"Kita kembalikan saja
Angela. Kita ini hanya orang asing. Tidak usah terlalu dalam ikut campur...
" ucap Aji pada istrinya yang tampak begitu lelah menghadapi kasus kali
ini.
Nana menatap tajam Aji yang sudah berkali-kali memintanya untuk meninggalkan Angela yang tak punya siapa-siapa sekarang. "Kalo kamu mau ninggalin Angela, tinggalin aku juga. Anak-anak juga! Aku mau temani Angela! " bentak Nana kesal karena suaminya tak membantu sama sekali dalam kasus ini dan malah memintanya untuk ikut lepas tangan. [Next]