0
Home  ›  Chapter  ›  Sister Complex

Bab 23 – Tuduhan

Bab 23 – Tuduhan-1

Angela menangis dan terus meminta tolong dalam gendongan mas Abror yang mengantarnya pulang dengan tergopoh-gopoh. Aji yang membukakan pintu untuk Angela sangat terkejut dengan kondisi Angela. Begitu miris dan memprihatinkan. Nana langsung menangis melihat Angela yang datang dan terus mengaduh kesakitan sambil menunjuk organ intimnya.

Tanpa membuang waktu, Aji langsung membawa Abror yang menolong Angela ke kantor polisi untuk membuat laporan. Begitu pula dengan Angela yang langsung di bawa ke kantor polisi dan berlanjut untuk di visum. Burhan juga langsung datang dan membuat laporan penculikan, penyekapan juga pemerkosaan. Tuduhan juga langsung di layangkan pada Abror dengan Angela sebagai korbannya.

"Pak kyai jahat ke Angela!" Angela terus mengatakan itu sepanjang proses visumnya yang terasa sama mengerikannya dengan apa yang sudah ia alami.

Aji dan Nana sulit mempercayai ucapan Angela yang terus mengatakan kalau pak kyai yang melakukan hal bejat ini pada Angela. Aji dan Nana masih mempercayai laporan tanpa dasar itu kalau Abror yang memperkosa Angela.

●●●

Kabar soal musibah yang menimpa Angela tersebar begitu cepat ke tempat, selain karena beritanya di liput wartawan juga menjadi sorotan para SJW, Angela juga di anggap memfitnah pak kyai karena fakta hukum menunjukkan kalau Abror menjadi tersangka. Para orang tua sebagai wali murid baik di TPA maupun sekolahan langsung menyuruh anak-anaknya menjauhi Angela bila kembali nanti, juga Ahmad dan Alif yang tidak ada sangkut pautnya.

"Ma... Jejela itu benar, bukan mas Abror yang jahatin dia tapi pak kyai... " ucap Ahmad saat makan malam bersama keluarganya di pinggir jalan dekat rumah sakit.

"Pak kyai kan baik... Ga mungkin pak kyai... " ucap Nana membela pak kyai. Nana masih tak prcaya karena ia ingat betul kalau pak kyai adalah salah satu guru kesayangan mantan suaminya, ustadz Arif. Pak kyai juga kerap memberinya sembako dan selalu baik pada Alif bila sedang berkunjung ke pesantrennya.

"Angela juga pernah cerita ke aku soal pak kyai ma," ucap Alif yang akhirnya buka suara dan mempercayai kenyataan pahit kalau memang pak kyai yang sudah menodai Angela.

Nana menggeleng tak percaya dengan mata berkaca-kaca. Orang sebaik pak kyai yang selalu memberikan bantuan padanya, juga selalu sabar mengajari Alif bahkan dekat dengan suaminya yang sekarang. Mustahil rasanya bila ia juga yang menodai Angela, bahkan dengan teganya menodai Angela.

"Dulu aku juga ga percaya... Tapi sudah sampai kayak gini..." ucap Alif miris.

"Jejela tidak pernah bohong ma... " Ahmad ikut menguatkan. "Aku percaya Jejela!" seru Ahmad yang di angguki Alif.

Nana terus berusaha mencerna ucapan anak-anaknya yang membuatnya syok. Rasanya tidak mungkin pak kyai bertindak bejat begitu. Tapi bila Nana ingat kembali, mantan suaminya pun juga pernah berzina dengannya. Bahkan perselingkuhannyapun juga dengan rentetan perzinaan terlebih dahulu. Jadi bukan hal yang mustahil bila pak kyai sebagai gurunya juga begitu. Tetap ada kemungkinan.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Mama kalo ga percaya aku, aku cerita aja sama om yang temani Jejela... " ucap Ahmad yang kesal karena mamanya tak mau di ajak gerak cepat.

Alif mengangguk setuju dengan Ahmad. Alif ingin ikut serta dalam upaya adiknya untuk melindungi Angela. Angela sendirian dan hanya di titipkan, itu pun juga tidak dengan cara baik-baik. Alif pernah merasakan sendirian dalam keramaian, seperti Angela. Mungkin lebih buruk Angela daripada nasipnya. Jadi Alif meyakinkan diri untuk menguatkan Ahmad dan Angela.

"Aku sudah makannya, aku mau ketemu Jejela! " seru Ahmad yang langsung turun dari tempat duduknya dan berlari ke kamar.

"Adek tunggu! " seru Alif yang langsung mengikuti Ahmad dan meninggalkan mamanya sendirian di tenda kaki lima pinggir jalan.

Ahmad langsung mencari papanya, tapi papanya tidak ada di sana. Hanya ada Burhan yang tengah berbicara dengan Angela. Maka dengan memberanikan dirinya Ahmad mendekati Burhan untuk menceritakan apa yang pernah ia lihat.

"Om... Jejela tidak bohong. Pak kyai memang jahat sama Jejela... " ucap Ahmad yang langsung memulai ceritanya.

Angela hanya diam menunggu Ahmad melanjutkan ceritanya sementara Burhan menatap Ahmad heran. Kenapa Ahmad bisa tau soal pak kyai?

"Beberapa hari lalu, aku sama Jejela pulang duluan. Pak kyai ajak tamunya keliling terus paksa Jejela buat mau di pangku. Terus pak kyai elus-elus badannya Jejela," lanjut Ahmad.

Burhan langsung menutupi keterkejutannya.

Alif mengangguk di belakang Ahmad. "Angela juga pernah pulang cepat gara-gara pak kyai. Angela juga cerita begitu... " Alif menguatkan.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Adek-adek yakin? " tanya Burhan ragu. Ahmad langsung mengangguk dengan mantap, begitu pula Alif. "Kalo jadi saksi buat Angela mau? " tanya Burhan lagi.

Aji yang baru datang dengan membawa jus untuk Angela langsung menjatuhkan gelas yang ia bawa karena terkejut mendengar anak-anaknya juga akan ikut terseret dalam kasus ini. Semua menoleh pada Aji yang baru datang.

"Anakku ga boleh ikut-ikutan! " larang Aji tegas.

●●●

Abror keluar dari selnya dengan borgol di tangan menemui pak kyai dan bu nyai yang menjenguknya. Abror melihat nasi bungkus dan air mineral dalam botol satu liter untuknya.

"Kalo kamu akui semuanya dan mau di penjara sebentar, insyaallah aku jamin nasib ibu dan adikmu... Semua dalam tanggunganku... " ucap pak kyai sambil berbisik pada Abror.

Abror membelalakkan matanya kaget. Terntara memang benar pelakunya pak kyai.

"Kejadian Siti, Salma, Adinda... Juga sama... Tolong tidak menyeret bapak ya mas... " ucap bu nyai yang ternyata tau semuanya dan malah meminta Abror untuk ikut menutupi kasus suaminya.

Abror makin terkejut. Abror mengira kalau bu nyai kecolongan atas kasus Angela ini. Ternyata ia juga tau dan mungkin terlibat.

"Ini tawaran yang baik, kalo kasusnya sudah reda insyaallah kita bakal bawa kamu keluar... " bujuk pak kyai lagi.

Abror tak habis pikir dengan jalan pikiran gurunya itu. Bagaimana bisa ia akan di tumbalkan seperti ini. Di jadikan tameng atas segala kebusukannya. Tapi dari sini pula Abror mendapat jawaban atas hilangnya Salma dan Adinda dari TPA yang di ajarnya. Juga Siti yang di temukan mati menggantung seminggu setelah kedatangannya di sana.

"Apa kata orang kalo nanti bapak ketahuan mas, nanti pesantren sama yayasannya bisa di tutup. Kamu gak kasian sama santri-santri di sana? " tanyan bu nyai mengharap belas kasihan Abror agar mau menjadi tameng atas kebejatan suaminya.

Abror hanya bisa diam sambil memejamkan matanya. Siapa yang bisa membantunya sekarang? Siapa orang yang mau membantunya membongkar semua kebusukan ini? Abror benar-benar serba salah. Bila ia diam, itu artinya ia ingin melanggengkan kebejatan ini. Tapi bila ia bicara, siapa yang akan mempercayainya? [Next]

Bab 23 – Tuduhan-2


31
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share