Bab 21 – Jangan Disentuh
Wulan menikmati tiap suapan
bersama Angela. Angela merasa hari ini adalah hari terbaik seumur hidupnya.
Mamanya memeluknya, menanyai kabarnya, bicara dengannya, duduk dengannya, juga
terus menggenggam tangannya. Ini seperti mimpi. Tak hanya itu mamanya juga
tampak antusias dan senang mendengarkan tiap cerita Angela. Angela tidak mau
berpisah dari mamanya, lagi.
"Angela gimana di TPA?
" tanya Wulan sambil memakan nuget yang di bagi dua dengan Angela.
Angela yang semula tersenyum
sumringah tiba-tiba jadi cemberut. "Aku suka TPA, mengaji, tapi aku tidak
suka pak kyai... " ucap Angela takut untuk menceritakan apa yang sudah di
laluinya pada Wulan.
"Kenapa?" tanya
Wulan penasaran.
Angela mengerutkan keningnya
ragu untuk menceritakan pada mamanya. "Pak kyai itu katanya kakak Alif
baik. Dia juga baik suka ajarin aku baca iqro... " Angela menghela nafas,
terasa begitu berat untuk melanjutkan ceritanya.
Wulan menatap Angela menunggu
Angela melanjutkan ceritanya.
"Kalo aku cerita mama percaya
aku tidak?" tanya Angela dengan mata berkaca-kaca.
Wulan langsung mengangguk dan
menggenggam kedua tangan Angela. "Mama percaya, mama selalu percaya
Angela!" Wulan meyakinkan Angela.
Angela langsung menangis.
"Pak kyai itu aneh, dia tiba-tiba suka pangku aku. Paksa-paksa gitu... Dia
pegang-pegang aku... Elus-elus sini... " Angela menunjuk dada dan pangkal
pahanya.
Wulan langsung membelalakkan
matanya. Wulan benar-benar marah mendengar cerita Angela. Wulan sama sekali tak
menyangka kalau Angela akan mendapat pelecehan seksual dan ini di lakukan oleh
seorang ahli agama! Kyainya sendiri! Gila! Ini gila, bahkan Wulan yang akrab
dengan dunia gelap saja tak segila ini.
"Aku sudah tidak mau, aku
geser-geser dia langsung tarik aku. Terus pak kyai bilang ke mas Abror kalo aku
yang minta di pangku. Pak kyai bohong. Aku tidak begitu... " ucap Angela
menjelaskan pada mamanya. "Aku tidak mau pergi TPA lagi ma, tapi aku masih
mau belajar membaca Al-qur'an, berdoa. Aku suka. Tapi kalo ke tempat TPA aku
tidak mau... " sambung Angela sambil menyeka airmatanya.
Wulan langsung mengangguk lalu
memeluk Angela, memangkunya dan berusaha menenangkan Angela yang malah makin
menjadi-jadi tangisnya. Angela merasa benar-benar punya tempat untuk kembali,
tempat untuk cerita, dan mau mempercayainya. Angela sedih dan terharu, ternyata
mamanya benar-benar menyayanginya.
"Adek, adek dengerin mama
ya!" ucap Wulan tegas yang langsung membuat tangis Angela berhenti.
"Ingat-ingat ucapan mama dan Angela gak boleh melanggar ini ya! "
Angela langsung mengangguk. "Ini... Ini...ini...ini...ini..." Wulan
menunjuk bibir, dada, vagina, bokong, paha, dan punggung Angela. "Jangan
boleh di lihat orang lain waktu Angela telanjang. Jangan boleh di sentuh orang
lain juga! " Angela mengangguk sambil memperhatikan mamanya. "Ini...
Ini... Ini... Ini..." Wulan menunjuk mulut, dada, vagina dan bokong
Angela. "Jangan boleh di sentuh orang lain! Ingat! Yang boleh sentuh cuma
Angela saja! "
"Mama Nana? " tanya
Angela.
Wulan memejamkan matanya lalu
mendesah pelan. "Mama, sama tante Nana boleh pegang buat bantuin Angela
kalo Angela minta tolong. Kalo tidak jangan! Ya! " Angela langsung
mengangguk patuh. "Kalo ada yang pegang-pegang adek kayak pak kyai, adek
langsung pergi! Adek teriak biar dia pergi. Adek menangis yang sangat keras
biar ada orang tolongin kalo dia maksa. Paham?!" Angela kembali
mengangguk. "Mama sayang sekali sama Angela, Angela selalu jadi anak mama
yang paling mama sayangi. Jadi Angela harus pintar menjaga diri ya... "
ucap Wulan mewanti-wanti Angela dengan serius.
Angela mengangguk sambil
tersenyum dan kembali terharu. Mamanya bilang dia sayang Angela, Angela anak
yang paling di sayang! Akhirnya impian Angela selama ini terwujud.
Suara bel berbunyi tanda Wulan
harus segera kembali masuk ke dalam selnya.
"Ini mama ada jajan, buat
Angela. Nanti Alif sama Ahmad di kasih juga satu-satu ya... " ucap Wulan
sambil memberikan plastik yang di bawanya dari dalam. "Mama masuk dulu,
Angela pulang. Nanti kita ketemu 30 hari lagi ya... Kita makan kayak tadi
lagi... Angela cerita lagi... Angela harus menjaga diri baik-baik ya Nak...
" ucap Wulan sambil memeluk erat putrinya sambil terus menciuminya.
"Mama, aku mau ikut
mama... " pinta Angela.
Wulan langsung menggeleng.
"Angela harus nurut! Jangan membantah! Besok Angela sekolah! Belajar yang
pintar ya... " Wulan langsung bangun ketika ada seorang sipir yang
mendekatinya.
"Mama, aku mau ikut
mama... " rengek Angela yang tak mau berpisah dari mamanya.
Wulan memejamkan matanya lalu
bangkit dan berjalan meninggalkan Angela sambil menguatkan hatinya.
"Mama! Aku sayang mama
terus! Aku mau ikut mama!!" teriak Angela ngotot.
"Angela tunggu 30 hari
lagi, nanti boleh kesini lagi ya... " ucap Wulan juga berteriak.
"Mama! Aku sayang mama!
Aku tunggu 30 hari lagi! Aku selalu sayang mama! " teriak Angela sambil
menangis.
Burhan hanya diam menatap
Wulan dan Angela yang kembali berpisah. Burhan juga diam menunggu Angela yang
menangis berpisah dari mamanya sampai Angela mau di ajak pulang dengan
sendirinya.
"Pulang? " tawar
Burhan yang di angguki Angela.
"30 hari lagi, kita
kesini kan om? " tanya Angela sambil menyeka airmatanya lalu merapikan
kotak bekal yang di bawanya kedalam totebag sendiri.
"Iya, 30 hari lagi...
"
●●●
"Jejela lama... Kata mama
kalo aku pulang sekolah Jejela pulang juga... Mana? " Ahmad terus merengek
pada Nana tak sabar menunggu kepulangan Angela kembali.
"Sabar dong, kan
perjalanan... " ucap Nana sambil merapikan tempat tidurnya yang berantakan
sebelum suaminya pulang.
"Kakak sampe sudah
berangkat les, Jejela belum sampe-sampe... " keluh Ahmad sambil meluruh ke
lantai.
"Adek tunggu di luar aja
sambil latihan biar bisa sambut Angela... " saran Nana.
Dengan kesal dan kaki di
hentak-hentakkan Ahmad menuruti saran dari mamanya. Tapi benar saja, tak selang
lama ada sebuah mobil berhenti di depan rumah.
"Assalamualaikum...
" suara Angela memberi salam sebelum masuk.
"Wa'alaikumussalam!
Jejela! Jejela pulang!" sambut Ahmad dengan riang.
Nana langsung keluar ikut
menyambut Angela. Burhan hanya membungkukkan badannya memberi salam pada Nana
lalu langsung pergi begitu saja.
"Gimana tadi dah ketemu
mama? " tanya Nana khawatir dan penasaran.
Angela mengangguk senang lalu
mengeluarkan jajanan yang di berikan Wulan padanya. Hanya tiga bungkus
bengbeng. "Buat Ahmad, kakak Alif, aku... " Angela membagi
bengbengnya.
Ahmad tersenyum sumringah
menerima oleh-oleh dari Angela. Nana ikut senang karena Angela baik-baik saja.
"Angela tadi mama suka
gak makanannya? " tanya Nana sambil mengajak Angela masuk.
"Suka, tadi kita makan sama-sama...
" ucap Angela yang mulai menceritakan pengalamannya yang begitu indah.
Seperti khayalannya selama ini, it's like dream come true!
Mimpi-mimpi Angela menjadi
nyata. Bisa di sambut ketika datang, di sayang, di peluk, di suapi, berbagi
makanan, bercerita, dan yang terpenting sekarang mamanya bilang kalau Angela
selalu menjadi anak kesayangan mamanya. Keyakinan Angela membuahkan hasil dan
sekarang Angela tinggal menunggu setiap 30 hari lalu ia akan di jemput dan
bertemu mamanya lagi. Begitu terus.
"Aku kalo sudah 30 hari
bisa ketemu mamaku lagi kayak tadi... " ucap Angela.
"Wah! Berarti mama harus
bawain banyak bekal buat Angela biar bisa makan bersama-sama mamanya Angela
ya... " ucap Nana antusias.
Angela tersenyum senang lalu
mengangguk malu-malu.
"Aku boleh tidak sih ikut
ke tempat mamanya Jejela? " tanya Ahmad.
Angela menggeleng bingung.
"Tidak tau, kita tanya sama om yang antar aku saja besok ya... "
jawab Angela.
Ahmad mengangguk paham. "Jejela ayo kita berlatih lagi kayak kemarin! " ajak Ahmad sambil berlari ke tempat latihannya di depan bersama Angela yang mengintilinya. [Next]