0
Home  ›  Chapter  ›  Sister Complex

Bab 15 – Persiapan Drama

Bab 15 – Persiapan Drama-1

Ahmad berlatih untuk memerankan serigala di drama sekolahnya dengan serius bersama Nana. Setiap malam setelah selesai belajar Ahmad akan berlatih. Ahmad makin semangat karena Angela menemaninya latihan dengan wajah kagum. Ahmad merasa makin keren.

"Aku adalah serigala! Aku lapar! Aku mau makan domba-domba! Rawrrr! " ucap Ahmad menjiwai perannya dan selalu jadi hiperbola karena ingin makin terlihat keren dan hebat di mata Angela.

Ahmad hebat bisa hafalin bantak tulisan. Aku juga harus bisa, batin Angela sambil memperhatikan Ahmad yang tengah berperan menjadi serigala.

"Kamu serigala yang lucu... " ucap Alif yang ikut bergabung melihat adiknya latihan.

"Tidak! Aku serigala yang mengerikan! " jawab Ahmad tidak terima di bilang lucu. Ia tak mau perspektif Angela tentang dirinya yang berperan jadi serigala berubah. "Nanti aku kan makan domba-domba begitu, aku ini serigala yang kuat! Ya kan Jejela? " sambung Ahmad sambil meminta penguatan pada Angela.

"Iya... " jawab Angela sambil mengangguk dengan cepat.

Ahmad makin bangga dengan jawaban Angela yang mendukungnya. Alif juga ikut melihatnya latihan jadi membuatnya makin terpacu untuk menunjukkan yang terbaik.

"Dulu aku waktu TK juga bikin persembahan gini, tapi aku dulu menari... " ucap Alif mengenang masa kecilnya.

"Menari apa? " tanya Angela.

"Mentok-mentok gitu... Tari tradisional... " jawab Alif lalu mengambilkan album foto menunjukkan fotonya waktu pentas dulu. "Ini aku... " ucap Alif menunjukkan fotonya pada Angela.

"Kalo ini? " tanya Angela sambil menunjuk foto anak kecil yang ikut berjualan.

"Itu aku juga waktu bantu mama jualan, waktu itu mama belum menikah sama papa. Jadi masih sering jualan... " jawab Alif yang kembali menjelaskan. "Kalo ini waktu aku TPA dulu waktu masih di rumah bapak... " Alif langsung bercerita.

Angela dan Alif begitu asik menonton foto sampai mengabaikan Ahmad yang terus saja berusaha mencari perhatian.

Jejela kalo sama kakak jadi ga lihat aku... Batin Ahmad sedih tapi terus berlatih bersama mamanya.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Udah mau jam sembilan nih... Bobok yuk semuanya, besok biar ga terlambat bangunnya... " ucap Aji yang baru keluar dari kamarnya.

"Mama bikin susu dulu ya... " ucap Nana lalu beranjak ke dapur.

Ahmad mengangguk lalu mendekati Angela dan Alif yang asik melihat foto.

"Kalo ini foto Ahmad waktu masih bayi... " ucap Alif menunjukkan foto Ahmad.

"Iya itu aku, ini kakak, ini mama, papa pingsan... " ucap Ahmad yang langsung ceria ketika tau Angela dan kakaknya sedang membicarakannya.

Rasa sedih Ahmad yang sempat merasa di abaikan langsung sirna. Ternyata kakaknya tengah menceritakan soal foto-foto keluarganya pada Angela dan itu bagus. Bagi Ahmad dirinya selalu keren jadi akan baik bila Angela bisa banyak mengetahui tentangnya.

Tapi berbeda dengan pemikiran Ahmad yang merasa dirinya keren. Angela malah merasa kalau Alif lebih keren dari Ahmad karena sudah bisa menjadi kakak yang baik dan makin keren lagi karena Alif bisa sabar menghadapi sikap ke kanak-kanakan Ahmad yang memang masih kecil itu.

"Nanti kalo papa cetak foto lagi kita punya album foto baru, nanti ada foto Jejela juga... " ucap Ahmad.

Angela mengangguk, Angela juga menyadari kalau Ahmad selalu berusaha berbagi apapun dengannya. Meskipun Ahamad ke kanak-kanakana, Angela bisa memakluminya. Ahmad memang masih kecil, masih TK. Emosinya belum setabil seperti Alif, Ahmad juga punya pengasuh yang sangat baik padanya mungkin Angela juga akan seperti Ahmad kalau dari awal bersama pengasuh baik seperti sekarang.

"Minum susu, habis ini sikat gigi terus bobo semuanya ya... " ucap Nana sambil memberikan gelas-gelas susu hangat pada anak-anak di rumahnya.

●●●

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Ke esokan harinya, Ahmad kembali sibuk latihan. Apa lagi sebentar lagi hari pementasannya. Bahkan di tempat TPA juga Ahmad terus berputar-putar menjadi serigala sambil mengejar-ngejar teman-temannya hingga menangis. Sementara Angela yang ikut TPA juga hanya bisa diam sambil menunggu gilirannya membaca iqro sambil di semak abah kyainya.

"Ahmad giliranmu membaca... " panggil Angela sambil mengintili Ahmad yang lari-larian.

"Oke bos! " jawab Ahmad lalu segera duduk di depan pak Kyai dan membaca iqronya.

Usai mengaji semuanya duduk manis mendengarkan cerita dari pak Kyai dengan tenang. Angela benar-benar serius mendengarkan apa lagi ia ingin jadi anak pintar agar berguna untuk mamanya. Ahmad yang ingin bermain melihat Angela yang serius menyimak jadi ikut diam dan mendengarkan.

"Jejela, besok aku mau cobain kostum. Kata bu guru kostumku paling susah carinya. Pasti aku keren banget nanti! " ucap Ahmad sambil berjalan pulang bersama Angela.

Angela menatap Ahmad kagum sambil membayangkan betapa kerennya Ahmad nanti saat memakai kostum. Sesampainya di rumah, Ahmad kembali memberitahu anggota keluarganya entah yang keberapa kalinya kalau besok ia akan mendapat pinjaman kostum. Ahmad sudah membayangkan kostum serigalanya nanti akan terlihat seperti werewolf yang ada di film-film.

Ahmad yakin dirinya akan terlihat sangat garang, keren dan maco dalam kostum serigalanya nanti. Ahmad yakin pula kalau ia akan makin memukau Angela. Ya kira-kira sebelas dua belas lah dengan superman. Begitulah kira-kira pikir Ahmad. Ahmad juga jadi sulit tidur saat malam karena terlalu bersemangat dan tidak sabar untuk mencoba kostumnya.

"Mama... " panggil Ahmad sambil mengetuk pintu kamar orang tuanya yang sudah siap tidur bahkan papanya juga sudah memeluk erat mamanya.

"Ada apa adek? " tanya Nana sambil membuka pintu kamarnya.

"Aku mau tidur sama mama... " pinta Ahmad lalu nyelonong masuk ke dalam dan langsung naik ke tempat tidur. "Aku kan besok ambil kostum, jadi aku besok harus bangun pagi tidak boleh terlambat bangun. Jadi aku bobo sama mama aja biar di bangunin cepat... " ucap Ahmad lalu tiduran di tengah.

Aji hanya menghela nafas mendengar alasan Ahmad. "Malam ini aja ya... " ucap Aji lalu mengecup pipi putra bungsunya.

"Padahal besok berangkatnya tetap harus bareng sama kakak, sama Angela juga," ucap Nana lalu ikut tiduran di posisinya sambil memeluk Ahmad.

"Tau nih adek, ga malu sama Angela. Kakak tidur sendiri, Angela tidur sendiri, masa Ahmad tidur sama mama papa... " sindir Aji.

"Papa yang harusnya paling malu, sudah besar, tidak berani tidur sendiri. Harus di temani mama... " balas Ahmad yang membuat Nana tak bisa menahan tawanya. Sementara Aji hanya bisa diam, Ahmad menskaknya tanpa sengaja.

"Anak pinter... " puji Nana lalu mendekap Ahmad sambil menepuk-nepuk patatnya agar cepat tidur. "Bobo nak... " sambung Nana.

"Pokoknya besok aku tidak boleh terlambat loh Ma, harus sekolah cepat-cepat... " ucap Ahmad sambil menguap dan membenamkan wajahnya diantara payudara mamanya yang begitu harum dan menenangkan bagi Ahmad. [Next]

Bab 15 – Persiapan Drama-2


31
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share