0
Home  ›  Chapter  ›  Sister Complex

Bab 14 – Foto Angela

Bab 14 – Foto Angela-1

Angela kembali mengulang sekolahnya di bangku kelas satu SD. Kelasnya cukup dekat dengan kelas TK Ahmad. Cukup jauh bila ke kelas Alif yang ada di lantai dua. Belum lagi waktu belajar dan istirahatnya berbeda. Angela selalu bersamaan dengan Ahmad sementara Alif lebih lama.

"Jejela!" panggil Ahmad lalu masuk ke kelas Angela sambil membawa bekalnya untuk makan bersama.

Angela tersenyum lalu mengambilkan kursi untuk Ahmad agar duduk di sampingnya. Sudah hampir tiap hari bukan hampir lagi, memang tiap hari Ahmad selalu menemui Angela untuk makan bekal bersama. Angela senang bisa makan siang dengan Ahmad apa lagi ia tak kunjung punya teman baru di kelasnya.

Semua hanya mengerubungi Angela saat awal saja, lalu kepo dan bertanya ini dan itu. Setelahnya Angela tidak punya teman. Angela sendirian kalau tidak ada Ahmad. Meskipun Angela berharap bisa bertemu dengan Alif juga untuk makan bekal bersama.

Ahmad senang berbagi bekalnya pada Angela juga. Kadang saat Angela tampak sedikit saja lebih murung dan tidak tersenyum saat bertemu dengannya Ahmad akan sangat khawatir dan siap memukul semua orang yang membuat Angela sedih. Ahmad masuk golongan anak nakal meskipun bukan pembully. Tapi Ahmad cukup hiper aktif dan tidak bisa diam, jadi kerap berulah dan membawanya masuk dalam golongan anak nakal.

"Nanti kita pulangnya sama-sama ya... " ucap Ahmad sambil merapikan kotak bekalnya sebelum kembali ke kelasnya.

Angela mengangguk sambil tersenyum lalu mengantar Ahmad keluar dari kelasnya dan kembali duduk diam lagi di tempatnya. Sebenarnya Angela ingin berbaur dengan teman-teman yang lain, bermain dan bercerita dengan teman-teman perempuan lainnya. Tapi Angela terlalu takut dan malu untuk menyapa dan mamulainya.

Pelajaran kembali berlanjut. Angela memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Angela selalu ingat saat Aji membayar sejumlah uang untuk sekolahnya di kantor dulu. Jadi Angela sadar betul ia harus sekolah dengan sungguh-sungguh karena Aji sudah membayar mahal untuknya. Angela harus belajar dengan baik, agar tetap jadi anak baik dan di sayang.

"Prnya di kerjakan, besok ibu cek satu-satu... " ucap bu guru sebelum menutup kelas hari ini.

Angela merapikan bukunya dalam tas dengan rapi, juga kotak bekalnya dan botol minumnya. Angela juga memastikan di laci tidak ada yang tertinggal. Baru ia keluar dari kelas untuk menemui Ahmad yang pasti sudah menunggunya di depan. Tapi kali ini berbeda. Kelas Ahmad belum selesai, masih terlihat ramai di dalam. Angela duduk di depan menunggu Ahmad keluar sambil bermain ayunan sendirian.

"Aku jadi serigala!!" terdengar suara Ahmad berteriak dengan girang seperti biasanya dari dalam.

"Iya-iya semuanya tenang! Siapa yang duduk paling diam pulangnya nomor satu! " teriak bu guru yang sukses membuat muridnya diam.

Angela beranjak dari ayunannya lalu berdiri di dekat kelas Ahmad. Satu persatu murid di kelas Ahmad keluar sambil membawa kertas cukup banyak. Tak lama Ahmad juga keluar dengan membawa kertas.

"Kelasku mau bikin pertunjukan, aku jadi serigala!" ucap Ahmad pada Angela lalu menunjukkan kertasnya.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Wah iya. Nanti pertunjukannya ngapain? " tanya Angela lalu membawakan kertas yang di tenteng Ahmad.

"Drama, kata bu guruku aku di suruh latihan di rumah sama mama... " jawab Ahmad yang sudah membayangkan betapa kerennya ia nanti saat menjadi serigala.

●●●

"Anakku dah sekolah beneran sekarang..." ucap Wulan sambil menerima rincian pembayaran sekolah yang di berikan Burhan padanya.

"Nana juga mau daftarin Angela biar ikut TPA... " ucap Burhan lalu memberikan beberapa foto Angela yang di kirimkan Aji padanya. Semua sudah di cetak agar Wulan bisa menyimpannya di lapas.

"Dia keliatannya bahagia di sana... " gumam Wulan memandangi tiap foto Angela yang tampak sangat ceria bersama keluarga kecil Aji.

Wulan benar-benar mengakui kalau Nana bisa di andalkan sebagai istri dan ibu. Bahkan meskipun Nana hanya lulusan SMA saja dan terbilang masih sangat muda untuk menjadi ibu. Nana bisa mengurus rumah tangganya dengan sangat baik. Bahkan Nana bisa dengan santai untuk mengasuh Angela juga di rumahnya. Wulan penasaran bagaimana cara Nana mendidik anak-anaknya.

"Ku bawakan pembalut, beberapa makanan, mi instan juga... " ucap Burhan sebelum waktu besuknya habis.

"Besok tolong belikan album foto, buku diary... " pinta Wulan dengan senyum sumringah setelah memandangi foto anaknya.

"Ada lagi?" tanya Burhan.

Wulan langsung menggeleng. "Kebutuhanku biasanya saja. Sudah itu saja... " ucap Wulan lalu kembali asik memandangi foto-foto Angela.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Angela tampak benar-benar terurus dan bahagia. Tidak ada ekspresi ketakutan di wajah Angela. Anak-anak Aji juga tampak akrab dengan Angela.

"Ini siapa? " tanya Angela sambil menunjuk foto Ahmad yang terlihat selalu menempel dengan Angela.

"Ahmad, anak nomer duanya mas Aji. Masih TK... " jawab Burhan.

"Angelaku sudah besar, sudah SD... Berarti aku ketemu dia lagi... " gumam Wulan sambil menghitung umur Angela. "Dia SMA, eh apa dah lulus SMA ya? " sambung Wulan lalu menatap Burhan kembali sambil tersenyum.

Burhan ikut tersenyum lalu duduk menemani Wulan yang terus membahas Angela hingga waktu besuknya habis.

"Ini foto anakku... Dia sudah SD... " ucap Wulan bangga pada sipir yang memeriksa barang bawaannya.

"Cantik... Umur berapa mbak? " tanya salah satu sipir.

"Tujuh taun, bentar lagi ulang taun. 12 September... " ucap Wulan senang membahas soal putrinya yang selama ini benar-benar ia tutupi dan sembunyikan.

Angela susah gak ya makannya? Ngeyel gak ya dia? Rajin gak ya belajarnya? Batin Wulan yang terus memikirkan Angela sambil memandangi foto Angela bersama keluarga Aji mengenakan kebaya dari bahan yang sama dengan kebaya Nana berdiri di antara Alif dan Ahmad.

"Anak cantik, baik... " gumam Wulan lalu menghela nafas. Tapi tak selang lama Wulan teringat lama masa tahanannya dan selama itu pula Angela harus tinggal dengan bahagia di rumah Nana yang mengurusnya dengan baik. Wulan langsung khawatir kalau nantinya Angela akan melupakannya dan tak menyayanginya lagi.

Apa lagi Wulan tak pernah benar-benar menghabiskan waktu dengan Angela. Bahkan terakhir kali ia bertemu Angela, ia tak sempat memenuhi janjinya untuk pergi ke toko buku. Saat Angela mencoba mencari perhatiannya juga Wulan tak pernah mau dan selalu ketus. Apa mungkin Angela masih mau menyayangi orang jahat sepertinya?

Bahkan Wulan jadi khawatir kalau saat Angela mengatakan akan selalu menyayanginya selamanya dan akan menunggunya hanya karena Angela merasa asing di sana. Bagaimana kalau Angela bisa cepat nyaman dan beradaptasi. Apakah ia masih mau menunggu dan menyayangi Wulan?

Banyak sekali kekhawatiran muncul di benak Wulan, bahkan Wulan sampai tidak sadar bila airmatanya sudah mengalir. Ternyata selain harus berpisah dengan Angela, hal yang lebih menyakitkan adalah saat menyadari kalau ia bisa di lupakan Angela.

"Nanti kalo mama pulang, kita sama-sama terus... " bisik Wulan lalu mendekap foto Angela. [Next]

Bab 14 – Foto Angela-2


31
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share