Bab 13 – Sekolah
Nana tetap menghadiri
pernikahan Alice. Meskipun terlambat dan jadi kena semprot Eyang karena membuat
Aji dan cucu-cucunya ikut datang terlambat. Makin marahlah pula Eyang pada Nana
ketika tau Angela juga ikut di ajak.
"Angela tunggu di sana
saja tidak papa... " ucap Angela setelah Nana di marahi Eyang sambil
menunjuk keluar.
"Gapapa... Di sini saja
temanin mama... " ucap Nana lalu menggandeng Angela untuk mencari tempat
duduk.
Alif dan Ahmad sudah asik
berdua kesana-kemari mencicipi tiap hidangan prasmanan yang ada. Sambil kadang
mengambilkan untuk Angela atau Nana yang hanya duduk-duduk saja.
"Tadi harusnya aku tunggu
di rumah... " gumam Angela merasa bersalah karena Nana jadi di marahi
karenanya.
"Tidak, Angela ikut juga
tidak papa. Kalo Angela gak ikut nanti mama jadi duduk disini sendirian ga ada
temannya... " ucap Nana lembut.
Angela tersenyum senang dengan
ucapan Nana. Angela merasa lebih berguna sekarang. "Dulu mamaku tidak
bolehin aku ikut pergi. Jadi aku tunggu di rumah sendiri. Aku bisa tunggu di
rumah sendirian. Aku tidak takut gelap... " ucap Angela mulai bercerita.
"Habis foto bersama kita
pulang ya... " ucap Aji sambil mengambilkan puding untuk Nana dan Angela.
"Iya... Aku tunggu di
sini... " ucap Nana sambil tersenyum lalu menyuapkan puding ke mulutnya.
Mungkin mamaku ga mau ajak aku
pergi biar aku gak di marah-marahin banyak orang... Batin Angela berusaha
memahami kondisinya.
"Angela... " sapa
seorang pria yang cukup familiar dengan Angela. Pria tinggi gagah yang mengenakan
kemeja batik. "Mbak... " sapanya juga pada Nana lalu duduk di dekat
Angela dan Nana.
Angela langsung memegangi
tangan Nana sambil berusaha sembunyi.
"Saya Burhan...
Pengacaranya mbak Wulan... " Burhan memperkenalkan diri pertama kalinya
pada Nana.
"Nana... Istrinya mas
Aji... " jawab Nana sambil tersenyum canggung.
Burhan melihat Angela lagi.
Angela jelas masih takut padanya, tapi di mata Burhan kali ini Angela sangat
jauh tampak terurus. Nana juga tampak lebih keibuan dari pada Wulan. Nana juga
lebih bisa merawat anak-anak dari pada Wulan.
Burhan menyodorkan kartu
namanya pada Nana. "Hubungi saja, barang kali butuh biaya buat mengasuh
Angela, atau sudah tidak mau mengasuh Angela lagi..." ucap Burhan pada
Nana lalu mengambil foto Angela yang menatapnya sambil berusaha sembunyi dan
beranjak pergi.
Nana langsung menghembuskan
nafasnya dengan lega saat Burhan pergi. "Sudah gapapa... Ga usah takut,
ada mama... " ucap Nana menguatkan Angela sambil berpura-pura berani.
●●●
"Mas, tadi aku ketemu
Burhan di acara nikahan Alice... " ucap Nana setelah menemastikan semua
anak-anaknya sudah tidur.
Aji mengangkat sebelah alisnya
lalu meletakkan tabletnya di laci. "Kenapa? " tanya Aji serius.
Nana mengambil tas yang tadi
ia pakai datang ke acara lalu memberikan kartu nama Burhan pada suaminya.
"Dia bilang kalo kita butuh biaya ato ga kuat jagain Angela lagi bisa
hubungin dia... " ucap Nana lalu naik ke tempat tidur.
Aji mengerutkan keningnya lalu
memasukkan kartu nama Burhan ke lacinya. "Iya gapapa, dia emang kuasa hukumnya
si Wulan dah sejak lama... " ucap Aji lalu menarik Nana dalam pelukannya.
Nana mengangguk paham lalu
tersenyum sumringah mengetahui suaminya tak cemburu sama sekali. "Mas,
besok kita daftarin Angela sekolah yuk! " ajak Nana yang di angguki Aji.
"Mau sekolah
dimana?" tanya Aji sambil mengelus punggung Nana dan melepaskan pengait
branya.
"Sama aja kayak sekolah
Alif, biar enak kalo berangkat... " jawab Nana lalu mengecup bibir
suaminya.
Aji langsung tersenyum lalu
mengangguk. "Bagus kalo semua punya kegiatan... Aku suport semua
kegiatannya anak-anak... " ucap Aji sambil tersenyum penuh maksud.
"Aku belum mau hamil lagi
loh mas, Ahmad belum bilang pengen punya adek... " ucap Nana yang paham
akan maksud senyuman suaminya.
"Ya kan ga harus langsung
hamil, ntar juga kalo hamil kita tinggal kasih tau Ahmad aja biar dia siap-siap
jadi kakak... " ucap Aji enteng lalu melumat bibir istrinya tapi belum
lama ia menikmati bibir Nana, Aji tiba-tiba teringat sesuatu. "Tadi kamu
di marahin Eyang? " tanya Aji sambil menatap Nana intens.
Nana langsung mengangguk.
"Wajar lah mas, aku kan cuma benalu di keluargamu... Ga bisa kasih
keuntungan apa-apa... " ucap Nana berusaha memaklumi kondisinya.
"Hus! Ga boleh bilang
gitu. Kamu ngasih keturunan buat aku, kamu melayani aku, kamu jadi istriku. Itu
ga bisa di hitung nominalnya... Ga boleh bilang gitu lagi... " ucap Aji
sambil mengerutkan keningnya marah.
Nana mengangguk lalu tersenyum
mendengar Aji yang selalu bisa membuatnya merasa utuh kembali. "Aku mau
kasih kegiatan TPA juga buat Angela... " ucap Nana mengalihkan kembali
pembicaraannya.
"Boleh! Les bahasa
sekalian juga boleh! Sekolah terus les terus TPA gapapa. Uangku cukup! "
ucap Aji semangat.
Nana langsung tertawa
terbahak-bahak mendengar suaminya yang begitu semangat memfasilitasi kegiatan
anak-anak dan memberi banyak kesibukan agar bisa minta jatah dengan leluasa.
"Tapi ini aku lagi mens loh mas... " ucap Nana sambil menahan tawanya
saat meraba suaminya yang sudah siap tempur.
Aji langsung menggeram
frustasi sambil membungkam wajahnya dengan bantal yang membuat Nana makin
terbahak-bahak. "Ga mau tau pokoknya harus di puasin dulu... " rengek
Aji pada Nana.
●●●
"Loh Jejela sama mama kok
ikut?" tanya Ahmad kaget ketika Angela dan mamanya ikut masuk mobil.
"Angela mau sekolah juga
di sekolahan kakak..." jawab Nana yang sukses membuat Ahmad terkejut
sementara Alif hanya tersenyum senang bisa sekolah di satu yayasan dengan semua
adik-adiknya.
Angela ikut senang begitu tau
ia akan di sekolahkan di tempat uang sama dengan Alif dan Ahmad, terutama
karena bisa satu sekolahan dengan Alif. Alif yang tinggi, putih dan kalem juga
sabar saat mengajarinya ini dan itu. Ini pasti akan menjadi sekolahan terbaik
di dunia!
"Nanti kita bisa
berangkat sama-sama terus! Aku, kakak, Jejela... Mama di rumah sendirian deh...
" ucap Ahmad sambil menggandeng Angela dan kakaknya.
"Mama sama mbak Rin masak
buat makan siang lah... " jawab Nana.
Angela terus menatap Alif yang
menatap jalanan dan kadang menatap Nana dan Ahmad.
"Kita menjadi keluarga di
sekolahan juga! Wuhuu! " ucap Ahmad heboh lalu menyatukan tangan Angela
dan Alif juga tangannya bersama-sama.
Alif hanya tertawa kecil
melihat kelakuan adiknya yang sangat menyukai Angela yang di anggap masuk
kedalam club buatannya. Sementara Angela berdebar-debar saat tangan Alif
menggenggam tangannya.
Kakak Alif... Pegang
tanganku... Batin Angela senang dan memang sudah menyukai Alif entah sejak
kapan tepatnya.
Kalo Jejela masuk clubku,
Jejela jadi suka sama aku ga ya? Batin Ahmad yang diam-diam menyukai Angela.
Berarti aku harus awasi Ahmad sama Angela juga di sekolah. Aku harus jadi kakak yang super sekarang! Batin Alif sambil menatap Ahmad dan Angela. [Next]