0
Home  ›  Chapter  ›  Sister Complex

Bab 07 – Bikin Cilok

Bab 07 – Bikin Cilok-1

Sejak Angela pulang dengan luka di keningnya dan kesehatan yang menurun. Angela lebih sering menghabiskan waktu dengan Alif. Alif jauh lebih kalem dari pada Ahmad yang akan mengajaknya bermain kejar-kejaran, petak umpet atau permainan lain yang energik. Alif membacakan cerita dari buku cerita bergambar koleksinya yang belum di baca. Alif juga mengajak Angela jajan bersama Ahmad ke warung sesekali. Kadang bila Alif melihat Angela kesulitan dalam mengerjakan sesuatu juga langsung di bantu.

Tapi Angela masih sama seperti biasanya, ia hanya diam. Kadang tersenyum, tertawa sebentar, mengangguk. Angela nyaris tak pernah bicara selain memanggil Alif, Ahmad, atau Nana. Itupun suaranya begitu lirih dan bergetar.

"Jejela, temanin aku tunggu cilok lewat yuk!" ajak Ahmad yang di turuti Angela.

Angela mengekori Ahmad lalu duduk di teras sementara Ahmad asik memukuli samsaknya berulang-ulang.

"Aaaaaa! Ciloknya tidak lewat-lewat!" kesal Ahmad lalu meninju samsaknya lagi dengan cepat.

Angela hanya tersenyum melihat kelakuan Ahmad yang begitu lucu. Tapi sampai Alif pulang dan bersiap pergi les, tukang cilok yang di nanti tetap tak datang juga.

"Adek, Angela makan yuk!" ajak Nana sambil merentangkan tangannya memeluk Angela lalu Ahmad yang cemberut.

"Aku ini mau jajan cilok Ma... Tapi tidak lewat-lewat, aku sebal!" adu Ahmad pada Nana sambil ikut ke ruang makan.

"Yaudah nanti kita bikin aja, ya. Tapi makan dulu," bujuk Nana agar mood Ahmad membaik sambil mengambilkan makanan untuk Ahmad dan Angela.

Ahmad hanya mengangguk lalu mulai menyantap makan siangnya, begitu pula Angela. Usai makan Ahmad langsung mengekori mamanya sementara Angela menyingkirkan piring kotor ke wastafel.

Karena Ahmad terus merengek akhirnya Nana mulai sibuk di dapur membuat adonan cilok. Ahmad dan Angela yang di minta menunggu di ruang tengah tetap kekeh menunggu di dapur dan terus mengekori Nana.

"Mama panasih air dulu adek sama Angela cuci tangan dulu," perintah Nana.

Ahmad dan Angela langsung ke kamar mandi untuk mencuci tangan lalu buru-buru kembali ke dapur.

"Sudah ma!" lapor Ahmad.

"Oke deh, adek sama Angela bantuin bentuk ciloknya ya... Bulat-bulat gini," Nana memberi contoh. "Bisa?"

Angela dan Ahmad kompak mengangguk lalu mulai mengambil sedikit adonan dan mulai membuatnya menjadi bola-bola kecil.

"Mama aku bikin bentuk jari loh!" Ahmad menunjukkan ciloknya yang di bentuk lonjong.

"Wah jadi kayak topokki ya!" seru Nana.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Angela tersenyum melihat hasil buatan Ahmad, Angela juga ingin buat yang seperti itu tapi karena takut di marahi ia tetap membuat seukuran bola-bola kecil.

"Ini buat kakak, ini buat Jejela... " Ahmad membuatkan bentuk-bentuk lain untuk Alif dan Angela.

Ahmad selalu mengingat Alif dan Angela. Terlebih ia pernah tidak sengaja membuat luka di kening Angela kembali terbuka saat bermain dengannya kemarin. Ahmad benar-benar tidak sengaja saat bermain lempar tangkap dengan Angela hingga bola yang di lemparkannya mengenai luka di kening Angela.

Ahmad langsung menangis begitu melihat darah yang mengalir dan Angela yang mulai menangis. "Aku minta maaf, aku tidak sengaja. Aku sayang Jejela, aku tidak sengaja lempar bolanya!" jelas Ahmad sambil menangis waktu itu sambil menyeka air matanya sendiri dan terus menggenggam tangan Angela.

Sejak itu Ahmad semakin memperhatikan Angela. Semua yang ia punya dan bisa ia beli pasti akan di bagi dengan Angela juga. Ahmad berusaha bertanggung jawab pada Angela sesuai kemampuannya sebagai bocah umur lima tahun.

"Sudah deh, tinggal di rebus terus di tunggu matang. Adek ada pr gak tadi di sekolah?" tanya Nana.

"Ada sedikit," jawab Ahmad yang masih mau menunggu sampai ciloknya matang.

"Sambil tunggu ciloknya matang adek kerjakan pr dulu ya." Ahmad menggeleng tidak setuju. "Matangnya masih lama, nanti selesai kerjakan pr baru matang," bujuk Nana.

Ahmad menghela nafas lalu menuruti mamanya. Sementara Angela menunggu cilok matang di dapur. Ahmad langsung sibuk menulis sesuai perintah gurunya di buku tulisnya berulang-ulang "Tono membeli bakso di Bali" sampai selesai.

"Angela mau ice cream?" tawar Nana sambil membuka kulkasnya dan mengeluarkan wadah ice creamnya. Angela langsung mengangguk. "Bentar mama ambilin mangkok." Nana mengambil mangkok kaca kecil lalu meletakkan tiga scup ice cream.

Angela menerimanya dengan senang lalu pergi menemui Ahmad untuk berbagi ice creamnya. Tapi bukannya Ahmad mengambil sendok di mangkuk Angela ia malah minta di suapi. Karena Angela sering melihat Nana menyuapi anak hingga suaminya, Angela cukup mampu untuk menyuapi Ahmad. Angela dan Ahmad terus berbagi ice cream. Sampai cilok yang tadi dibuat di sajikan Nana dengan saos tomat dan mayones.

Ahmad berlari menuju mamanya yang membawa sepiring cilok. Angela juga ikut berlari tapi sayang kakinya tersandung dan jatuh tersungkur hingga mangkuk kaca yang ia bawa ikut jatuh dan pecah. Nana dan Ahmad membelalakkan matanya terkejut. Tapi Angela yang sudah takut di marahi langsung bangun sambil terbatuk-batuk dan memunguti pecahan kaca yang ada di lantai.

"Jangan Jejela!" larang Ahmad sementara Nana langsung mengambil sapu sekop untuk memunguti pecahan kaca. Tapi begitu Angela melihat Nana datang ia langsung menggenggam beling yang ia punguti karena takut Nana akan memarahinya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Astaghfirullah Angela! Lepas, jangan di genggam!" pekik Nana khawatir.

Perlahan Angela membuka tangannya yang jadi berdarah karena menggenggam beling.

"Ya Allah nak!" Nana langsung membawa Angela ke kamar mandi untuk membersihkan tangannya. Angela memejamkan matanya takut bila ia akan di siram air atau hukuman lainnya. Tapi di luar dugaan Angela, Nana sibuk mengobati lukanya. "Angela jangan gitu lagi, kalo pecah Angela minggir. Bahaya, nanti jadi luka kayak gini... " Nana mewanti-wanti Angela sambil mengobati lukanya. Angela mengangguk patuh.

Setelah mengobati Angela, Nana kembali sibuk membersihkan pecagan beling di lantai. Sementara Ahmad dan Angela makan cilok buatanya sambil menonton TV. Ralat. Hanya Ahmad yang makan, Angela teus memperhatikan Nana dengan rasa bersalah dan merasa tidak layak makan setelah memecahkan mangkuk tadi.

"Harusnya tadi pakek mangkuk plastik... " gumam Nana menyadari kelalaiannya.

●●●

Angela masih merasa bersalah. Ia tidak sampai hati untuk menikmati makanan setelah kejadian tadi. Bahkan meskipun ia sudah mencicipi cilok buatannya bersama-sama tadi yang begitu enak. Angela tetap merasa sedih dan bersalah.

"Angela nasinya seberapa? " tanya Nana setelah melayani suami dan anak-anaknya makan malam. Angela langsung menggeleng. "Tidak mau pakek nasi? Mau lauk aja?" tanya Nana lagi yang kembali di jawab dengan gelengan oleh Angela.

"Angela kenapa tidak mau makan?" tanya Alif. "Tidak suka lauknya?" Angela kembali menggeleng.

"Jejela mau di suapin?" tebak Ahmad.

"Angela mau makan apa?" tanya Aji.

Angela hanya menggeleng lalu meminum air putih yang sudah di ambilkan Nana dan berjalan masuk ke kamarnya. Nana hanya mendesah pelan melihat penolakan Angela. Nana sendiri juga bingung kenapa tiba-tiba Angela menolak makan malam bersama.

"Jejela tidak suka makan sama kita?" tanya Ahmad polos.

"Hus! Adek ga boleh bilang gitu!" Nana menegur putra bungsunya.

Usai makan malam, Nana membuatkan susu hangat dengan gelas besar untuk Angela yang masih diam di kamarnya bersembunyi di balik selimut. "Mama bikinin susu, nanti Angela minum ya... " ucap Nana lembut lalu meninggalkan Angela sendiri.

"Angela..." panggil Alif yang masuk ke kamar Angela setelah mendengar cerita dari Ahmad soal kejadian tadi siang. "Angela tadi pecahin mangkuk ya?" tanya Alif lembut lalu duduk di ujung tempat tidur. Angela mengangguk. "Angela, gapapa ga usah sedih yang penting Angela menyesal besok tidak boleh di ulangi lagi... Tidak usah malu," hibur Alif.

Angela keluar dari persembunyiannya di balik selimut lalu menatap Alif dengan mata berkaca-kaca.

"Ini yang bikin Angela ya? Aku suka, enak. Angela makan juga ya," ucap Alif yang membawa mangkuk kecil berisi cilok. Angela mengangguk menerima mangkuk yang di bawa Alif. "Nanti kalo mau tidur sikat gigi dulu ya," pesan Alif lalu keluar dari kamar Angela.

"Angela, bikin kesalahan itu wajar... Kita kan masih anak-anak," hibur Alif sebelum menutup pintu kamar Angela.  

Setelah pintu tertutup Angela tersenyum. Alif benar Angela masih anak-anak, berbuat salah satu dua kali adalah hal yang wajar. Angela tidak perlu menghukum dirinya, Nana dan yang lain sudah memaafkannya. [Next]

Bab 07 – Bikin Cilok-2


31
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share