BLANTERORBITv102

Bab 02

Sabtu, 19 Agustus 2023

Setelah berkeliling swalayan dan memilih susu ibu hamil untuk Nana dan beberap buah, Aji segera membayar dan mengirimnya ke kontrakannya dulu.

Aku bahagia bentar lagi jadi ayah... tapi aku belum siap. Maaf ya Na... Sesal Aji dalam hati saat meletakkan belanjaannya di teras depan.

Aji langsung pergi setelah meninggalkan belanjaannya. Beberapa kali ia melihat Nana yang mengirim pesan dan menelfonnya tanpa ada niatan untuk membalas. Bahkan Aji sampai memilih ganti hp dan nomor baru untuk menghindari Nana.

Meskipun dalam hatinya ia merasa bersalah, tapi Aji tetap tidak siap untuk menghadapi kenyataan dan bertanggung jawab. Apa lagi keluarganya sangat tidak setuju bila ia menikah dengan Nana. Jangankan menikah berpacaran saja sudah banyak rintangan.

"Aku pulang..." ucap Aji saat memasuki ruang tamu rumah orang tuanya.

"Loh tumben pulang..." sambut eyang Tini menyambut Aji. "Gimana le lancar kerjaanmu?" sambung Eyang sambil mencium pipi cucunya.

"Lancar Eyang..." jawab Aji singkat.

"Gimana pacarmu kemarin? Masih lanjut?" tanya Eyang kepo pada hubungan asmara cucunya .

Aji hanya diam bingung mau menjawab apa. Belum ada kata putus di antara ia dan Nana. Selain itu ia masih mencintai Nana.

"Inget ya, Eyang ga suka. Ga Eyang restui. Kamu ini anak nomer tiga le... Pacarmu itu anak sulung to? Ga cocok sama kamu... Nanti jadi jilu[1], tiga belas... Ga Bagus... Ga bisa di kasih anak... Bikin sial... " ucap Eyang yang jelas paling menentang hubungan Aji dan Nana sampai orang tuanya ikut tak setuju.

Aji hanya tersenyum miris. Bahkan kalau tidak karena Nana dan support darinya tak mungkin ia bisa membeli mobil dan berpendapatan terjaga seperti sekarang. Tanpa Nana ia hanya guru bimbel, tak mungkin ia berani mendaftar di kantor besar sekelas perusahaan BUMN. Tak bisa punya anak katanya, lalu bayi di kandungan Nana? Bukankah menjawab semuanya.

●●●

"Mas Aji..." gumam Nana saat membuka belanjaan yang Aji tinggalkan di teras.

Air matanya kembali mengalir deras. Ia tau Aji tak mungkin serius mengharapkannya menggugurkan kandungannya. Ia makin yakin kalau Aji masih memikirkannya.

Tangannya perlahan kembali meraba perutnya. "Kamu harus sehat... kamu harus lahir sehat... kita harus kuat... " ucap Nana sambil menangis.

Nana kembali mengirim pesan pada Aji. Banyak pesan dari yang panjang sampai yang singkat. Tak satupun yang di balas, jangankan di balas bahkan tak satupun pesan di baca.

●●●

Aji membaca tiap pesan yang masuk. Hanya saja memang ia sengaja mematikan tanda di baca dan online di whatsappnya. Kepalanya bingung mencari cara agar bisa bertanggungjawab. Meskipun diakuinya ini terlalu cepat, tapi ini bahkan jauh lebih cepat bagi Nana.

Terbayang bagaimana wajah sedih Nana yang awalnya senang jadi kecewa waktu itu. Aji terlalu egois. Bahkan ia sampai mengatakan apa yang seharusnya tak perlu ia katakan pada Nana. Toh jelas dan sangat jelas sekali yang di perut Nana itu adalah buah cintanya.

"Sabar Na... Aku butuh waktu..." gumam Aji menatap pesan demi pesan yang di kirim Nana.

Ah mungkin bila kita menikah lebih awal sekarang aku masih tidur sambil memelukmu Na... Batin Aji sambil menatap foto Nana yang siap berangkat sekolah dengan seragamnya yang rapi lengkap dengan krudung coklat dan topi pramuka di kepalanya.

"Maafkan aku yang terlalu pengecut ini Na... Maaf aku hanya bisa mengencingimu... " gumam Aji menyesal.

●●●

"Baiklah karena ini kesalahanku... Biar ini semua ku tanggung sendiri... " ucap Nana mantap meskipun ia tak yakin.

Hampir tiap waktu teringat bagaimana nyamannya saat bersama Aji. Dari bangun tidur hingga waktu tidur tiba. Melewati tiap waktu bersama, susah senang bersama. Dari Aji yang hanya naik motor Honda Beat hingga beralih ke Honda Jazz.

Tapi Nana masih berusaha mensyukuri kondisinya. Karena paling tidak ia tidak mengalami morning sickness. Atau setidaknya kondisi itu belum datang. [Next]


[1] Siji Telu, satu tiga. Membentuk angka 13 yang di anggap angka sial dalam sebagian penganut budaya Jawa.





Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.