0
Home  ›  Chapter  ›  Stalker

Bab 06 – Tidur Bersama

 

Bab 06 – Tidur Bersama-1

Mark menggendong Lilia yang kesulitan berjalan menuju kamarnya. Mark sama sekali tidak mencaci-maki Lilia atau berlaku kasar padanya. Seketika setelah Lilia setuju untuk menjadi Lisa untuk Mark, tiba-tiba Mark yang hangat dan penyayang muncul. Mark juga tak meminta Lilia yang masih terpincang-pincang itu untuk mencuci piring atau gelas yang baru ia gunakan tadi. Lilia benar-benar di manjakan oleh sikap perhatian dan penyayang Mark.

“Sakit?” tanya Mark yang mengoleskan salep memar ke tubuh Lilia yang membiru setelah jadi sasaran kekasarannya selama ini.

Lilia mengangguk pelan lalu tersenyum. “Tidak apa-apa Mark, aku bisa melakukannya sendiri,” lirih Lilia lembut.

“Tidak, tidak apa-apa. Aku mau melakukannya untukmu,” paksa Mark sambil terus mengobati tubuh Lilia dengan begitu lembut dan penuh kehati-hatian.

Lilia masih takut dan tegang tiap kali bersentuhan dengan Mark meskipun Mark sudah begitu lembut padanya. Ada rasa waspada dan ketakutan yang masih menyelimutinya. Mengingat bagaimana pertemuannya setelah kepergok menyelinap masuk ke rumah Mark, di tambah kehidupannya beberapa hari belakangan yang ia habiskan dalam rasa frustasi dan kegalauan di gudang yang lembab dan pengap itu.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Mark ikut tiduran disamping Lilia, memandangi wajahnya yang masih terlihat takut dan waspada menatap Mark. “Kamu bisa jadi apa yang ku inginkan, aku juga bisa jadi apa yang kamu inginkan Lilia. Tapi semuanya selalu ada bayarannya, dan itu tidak murah Sayangku…” lirih Mark lalu mengecup bibir Lilia.

Lilia menatap Mark dengan mata yang berkaca-kaca, airmatanya sudah sulit ia bendung. Perasaannya begitu membuatnya bingung. Antara sedih dan senang yang bercampur jadi satu hingga tak satupun perasaan dan emosinya dapat ia cerna secara sempurna. Mark bergitu membuatnya bingung.

Mark tersenyum lalu menghapus airmata Lilia yang mulai berjatuhan membasahi pipinya sendiri. Mark mengelus alis, menyeka airmata, sampai akhirnya ia mengusap pipi dan meraih dagu Lilia untuk memagut bibirnya dengan lembut.

Lilia memejamkan mata. Mark selalu sukses membawanya naik rollercoaster buatannya yang tak pernah di harapkan Lilia sebelumnya. Mark memagut bibir Lilia dengan lembut sembari memasukkan lidahnya dan mulai bertukar saliva sembari beradu lidah dengan Lilia. Mark menjelajahi isi mulut Lilia yang tersusun rapi itu dengan lembut, menggelitiki langit-langit mulut Lilia sebelum melepaskan pagutannya karena Lilia yang mulai kehabisan oksigen.

“Kamu cantik Lilia…kamu cantik soalnya kamu punyaku…” lirih Mark dengan benang saliva tipis yang menyambungkannya dengan Lilia.

Lilia bersemu mendengar ucapan Mark. Baru kali ini ada yang berkata seperti itu padanya. Tak ada yang memujinya cantik, tak ada pula orang yang menganggap Lilia sebagai miliknya juga sebelumnya. Mendengar Mark yang pertama kali mengatakan itu rasanya seperti ada banyak kupu-kubu beterbangan memenuhi perut dan dada Lilia.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

“Aku akan melakukan apapun agar kamu tetap disini Lilia…” lirih Mark kembali sebelum kembali memagut bibir Lilia sedikit lebih kasar. “Apapun!” Mark menekankan sekali lagi sambil mendekap tubuh ringkih Lilia.

Lilia makin berbunga-bunga dan senang mendengar ucapan Mark. Sebelumnya ia mengejar Mark hingga jadi penguntit dan sekarang ia bisa tinggal bersama Mark dengan segala bahasa cinta yang baru ia lihat dan baru di tunjukkan oleh Mark. Lilia merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia ini.

“Apa kamu tidak merindukan kehidupanmu?” tanya Mark tiba-tiba sambil menatap mata Lilia dengan tajam dan penuh selidik.

Lilia tercekat. Mark begitu mudah berubah, tak ada yang bisa memperkirakan dalamnya air yang tenang dengan pandangan yang dalam dan gelap. Sialnya Mark adalah air tenang itu. Entah apakah ada paus atau hiu megalodon atau monster air lainnya. Sementara Lilia hanya bebek yang berenang di permukaan.

“Aku tidak akan membiarkanmu kembali juga, kalaupun kamu merindukan kehidupanmu…” jawab Mark sendiri lalu menyingkapkan daster yang Lilia kenakan dan mulai mencumbu dadanya.

Mark mulai menjilati dada Lilia yang kurus sampai tulangnya terlihat. Payudaranya tidak besar jika di bandingkan dengan milik Lisa atau ibunya yang mantan artis film porno. Lilia hanya gadis biasa yang kebetulan sedikit pintar dan memiliki kulit putih dengan rambut lurus yang sedikit bergelombang. Lilia tidak seistimewa itu. Namun Mark menggilainya.

Mark menyesap kulit Lilia hingga meninggalkan bercak kemerahan, lalu beralih ke bawah dan terus kebawah sampai akhirnya Mark menyesap puncak payudara Lilia yang berwarna kecoklatan. Mark menyesapnya dengan lembut sembari memainkan yang satunya.

Lilia mendesir merasakan sensasi basah, hangat, geli, dari rasa terhisap yang Mark lakukan pada.... 

13
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share