Menjelang sore
setelah mengajar Witri datang di jemput supir yang si suruh Robi dan seorang
orang suruhan lagi yang membawakan motor Witri ke rumah Robi. Robi dan Naila
tampak sedang bersantai menunggu Witri datang. Sudah ada sebuah kamar di bawah
yang di siapkan untuk Ibu mertuanya itu.
Naila menunggu
sambil melanjutkan makan stroberi bersama Robi yang tak mau jauh-jauh darinya
meskipun tetap tidak bermanja-manja seperti yang di inginkan Robi. Tak ada
pelayan dan staf yang berani menyapa Naila saat Naila bersama Robi. Naila
menunggu sambil sesekali berjalan keluar barang kali ada Ibunya datang.
Begitu pintu di
buka. Naila langsung menyambut Witri dengan ceria. "Ibu!!!" seru
Naila lalu memeluk Ibunya dengan erat.
Robi juga ingin
Naila menyambutnya seperti itu. Tapi Robi gengsi untuk mengucapkannya. Selain
itu ia juga berusaha kembali rasional pada kebutuhan awalnya pasa Naila. Hanya
untuk punya anak. Tidak lebih. Tapi di sambut dengan ceria lalu di peluk
seperti koala, Robi juga mau.
"Ibu
kamarnya di sini, " Naila dengan semangat mengantar Witri ke kamarnya.
"Suamiku pinjemin komputer juga, jadi Ibu bisa kerja di sini," ucap
Naila lalu duduk di tempat tidur.
Robi tersenyum
melihat Naila yang begitu ceria. "Naila, ambilin oleh-oleh buat Ibu sana,
" ucap Robi mengalihkan perhatian Naila.
"Oh iya aku
ada oleh-oleh buat Ibu, tunggu ya, " ucap Naila lalu berlari ke atas untuk
mengambilkan oleh-olehnya.
Witri dan Robi
tersenyum melihat keceriaan Naila.
"Ibu ini
Dea, dia lawyer Ibu mulai sekarang. Ibu
bisa cerita masalah yang Ibu alami ke Dea," ucap Robi memperkenalkan supir
sekaligus lawyer yang menjemput Witri
tadi. "Aku gak mau Naila terbebani apa-apa. Aku gak mau istriku mikir
berat. Jadi masalah Ibu bakal di selesaikan sama Dea." Robi to the poin lalu keluar dari kamar yang
di tempati mertuanya.
Witri mengangguk
pelan. Ia sedikit ragu untuk memberi tau Naila bila ia dan ayah Naila akan
bercerai setelah mendengar ucapan Robi.
"Ibu! Ibu!
" seru Naila lalu memberikan paper bag berisi oleh-olehnya. "Nanti Ibu
bisa bagi-bagi, " ucap Naila lalu duduk di tempat tidur. "Ibu, ini
hadiah buat Ibu, " ucap Naila memberikan dompet kecil dari toko emas untuk
Ibunya.
"Wah, apa
ini?" tanya Witri senang menerima hadiah dari putrinya.
"Yang
beliin Mas Robi, tapi yang pilih aku, " jawab Naila. "Aku kan dapet
cincin dari suamiku, Ibu ga punya perhiasan apa-apa jadi aku beliin. Biar kita
sama-sama punya," ucap Naila lalu memakaikan kalung di leher Ibunya.
Witri tak bisa
membendung rasa haru dan sedihnya. Ia langsung menangis sambil memeluk Naila.
"Ibu tinggal
sama aku aja, ga usah sama Ayah, Ibu cerai aja sama Ayah, Ayah jahat ke kita,
" ucap Naila sambil menyeka air mata Ibunya meskipun ia sendiri juga
menangis.
Witri
mengangguk. "Ibu di ceraikan Ayah," ucap Witri mengaku pada Naila.
"Kemarin rumah kita di sita pegadaian. Habis ayahmu nikah lagi, foya-foya
ga jelas, rumah masih Ibu pakek juga di gadein. Tapi Ibu gapapa, kan ada Naila
sama Mas Robi. Naila tenang aja, " ucap Witri lalu memeluk Naila.
"Nanti kalo
aku dah bekerja kita bikin rumah sendiri, kita tinggal berdua aja ya Bu. Eh
bertiga sama anakku juga, Ga usah sama Ayah lagi. Ga usah tinggal di sana lagi.
Kita memulai hidup baru, " ucap Naila menghibur diri dan Ibunya.
Witri tersenyum.
"Disini aja, sama suamimu. Suamimu baik, Naila harus sayang juga, harus
berbakti sama Robi. Ya, " ucap Witri lalu tiduran di ikuti Naila sambil
mendekapnya seperti biasanya. "Kalo dah jadi istri, kalo suaminya baik
harus sayang, berbakti, " Witri mengingatkan.
"Tapi Ibu."
"Ibu kan
suaminya ga bener, jahat ke anak, ke Ibu juga, tapi kamu ga boleh tiru. Harus
jadi baik. Yang ada di kelurga kita di jadikn pengalaman, pelajaran. Adek ga
boleh kayak gitu, " ucap Witri mewanti-wanti Naila dengan lembut.
Naila mengangguk
patuh sambil memeluk Ibunya.
●●●
Bella melaporkan
apa yang di lakukan Robi padanya. Bella tak terima di usir dari rumah kakaknya
yang sudah lama mengenalnya hanya karena seorang perempuan yang menjadi pemuas
nafsunya. Bella sudah melaporkannya pada Salman dan Katrina. Tapi keduanya tak
menganggap serius ucapan Bella.
Tentu saja
tidak. Laporan Bella terdengar tak masuk akal dan yang terpenting wajar bila
Robi yang sudah beristri lebih memilih istrinya dari pada Bella dan entah apa
yng ia rencanakan. Tapi itulah yang membuat Bella makin kesal tak satupun
berpihak padanya.
Bella memilih
untuk mengurung dirinya di kamar. Ia terus menatap diriny di cermin. Wajahnya
cantik, bodynya sexy, tubuhnya juga tinggi dan proporsional untuk Robi. Bella
melepas atasannya, payudaranya juga besar dan makin besar setelah ia diam-diam
ke Korea untuk menambah ukurannya jadi cup D.
Segala macam
cara sudah ia coba untuk merayu Robi. Bahkan ia kerap sengaja memakai pakaian
yang lebih sexy dan menempelkan payudaranya pada lengan atau punggung Robi saat
bertingkah manja agar ia bisa berhubungan intim dengannya. Tapi ia malah kalah
dari bocah baru puber yang bahkan tak punya aura sexy sama sekali.
Bella mengumpat dan menyumpahi Naila. Tapi setelah itu ia malah jadi penasaran kenapa Robi menyukai dan menikahi Naila yang bahkan di bawah standar perempuan Robi. Bahkan dari semua teman kencan dan pasangan one night stand Robi, Naila yang paling buruk. Tapi kenapa Robi begitu mencintainya? [Next]
0 comments