BLANTERORBITv102

Bab 16 – Ibu Cerai

Kamis, 25 Juli 2024

Menjelang sore setelah mengajar Witri datang di jemput supir yang si suruh Robi dan seorang orang suruhan lagi yang membawakan motor Witri ke rumah Robi. Robi dan Naila tampak sedang bersantai menunggu Witri datang. Sudah ada sebuah kamar di bawah yang di siapkan untuk Ibu mertuanya itu.

Naila menunggu sambil melanjutkan makan stroberi bersama Robi yang tak mau jauh-jauh darinya meskipun tetap tidak bermanja-manja seperti yang di inginkan Robi. Tak ada pelayan dan staf yang berani menyapa Naila saat Naila bersama Robi. Naila menunggu sambil sesekali berjalan keluar barang kali ada Ibunya datang.

Begitu pintu di buka. Naila langsung menyambut Witri dengan ceria. "Ibu!!!" seru Naila lalu memeluk Ibunya dengan erat.

Robi juga ingin Naila menyambutnya seperti itu. Tapi Robi gengsi untuk mengucapkannya. Selain itu ia juga berusaha kembali rasional pada kebutuhan awalnya pasa Naila. Hanya untuk punya anak. Tidak lebih. Tapi di sambut dengan ceria lalu di peluk seperti koala, Robi juga mau.

"Ibu kamarnya di sini, " Naila dengan semangat mengantar Witri ke kamarnya. "Suamiku pinjemin komputer juga, jadi Ibu bisa kerja di sini," ucap Naila lalu duduk di tempat tidur.

Robi tersenyum melihat Naila yang begitu ceria. "Naila, ambilin oleh-oleh buat Ibu sana, " ucap Robi mengalihkan perhatian Naila.

"Oh iya aku ada oleh-oleh buat Ibu, tunggu ya, " ucap Naila lalu berlari ke atas untuk mengambilkan oleh-olehnya.

Witri dan Robi tersenyum melihat keceriaan Naila.

"Ibu ini Dea, dia lawyer Ibu mulai sekarang. Ibu bisa cerita masalah yang Ibu alami ke Dea," ucap Robi memperkenalkan supir sekaligus lawyer yang menjemput Witri tadi. "Aku gak mau Naila terbebani apa-apa. Aku gak mau istriku mikir berat. Jadi masalah Ibu bakal di selesaikan sama Dea." Robi to the poin lalu keluar dari kamar yang di tempati mertuanya.

Witri mengangguk pelan. Ia sedikit ragu untuk memberi tau Naila bila ia dan ayah Naila akan bercerai setelah mendengar ucapan Robi.

"Ibu! Ibu! " seru Naila lalu memberikan paper bag berisi oleh-olehnya. "Nanti Ibu bisa bagi-bagi, " ucap Naila lalu duduk di tempat tidur. "Ibu, ini hadiah buat Ibu, " ucap Naila memberikan dompet kecil dari toko emas untuk Ibunya.

"Wah, apa ini?" tanya Witri senang menerima hadiah dari putrinya.

"Yang beliin Mas Robi, tapi yang pilih aku, " jawab Naila. "Aku kan dapet cincin dari suamiku, Ibu ga punya perhiasan apa-apa jadi aku beliin. Biar kita sama-sama punya," ucap Naila lalu memakaikan kalung di leher Ibunya.

Witri tak bisa membendung rasa haru dan sedihnya. Ia langsung menangis sambil memeluk Naila.

"Ibu tinggal sama aku aja, ga usah sama Ayah, Ibu cerai aja sama Ayah, Ayah jahat ke kita, " ucap Naila sambil menyeka air mata Ibunya meskipun ia sendiri juga menangis.

Witri mengangguk. "Ibu di ceraikan Ayah," ucap Witri mengaku pada Naila. "Kemarin rumah kita di sita pegadaian. Habis ayahmu nikah lagi, foya-foya ga jelas, rumah masih Ibu pakek juga di gadein. Tapi Ibu gapapa, kan ada Naila sama Mas Robi. Naila tenang aja, " ucap Witri lalu memeluk Naila.

"Nanti kalo aku dah bekerja kita bikin rumah sendiri, kita tinggal berdua aja ya Bu. Eh bertiga sama anakku juga, Ga usah sama Ayah lagi. Ga usah tinggal di sana lagi. Kita memulai hidup baru, " ucap Naila menghibur diri dan Ibunya.

Witri tersenyum. "Disini aja, sama suamimu. Suamimu baik, Naila harus sayang juga, harus berbakti sama Robi. Ya, " ucap Witri lalu tiduran di ikuti Naila sambil mendekapnya seperti biasanya. "Kalo dah jadi istri, kalo suaminya baik harus sayang, berbakti, " Witri mengingatkan.

"Tapi Ibu."

"Ibu kan suaminya ga bener, jahat ke anak, ke Ibu juga, tapi kamu ga boleh tiru. Harus jadi baik. Yang ada di kelurga kita di jadikn pengalaman, pelajaran. Adek ga boleh kayak gitu, " ucap Witri mewanti-wanti Naila dengan lembut.

Naila mengangguk patuh sambil memeluk Ibunya.

●●●

Bella melaporkan apa yang di lakukan Robi padanya. Bella tak terima di usir dari rumah kakaknya yang sudah lama mengenalnya hanya karena seorang perempuan yang menjadi pemuas nafsunya. Bella sudah melaporkannya pada Salman dan Katrina. Tapi keduanya tak menganggap serius ucapan Bella.

Tentu saja tidak. Laporan Bella terdengar tak masuk akal dan yang terpenting wajar bila Robi yang sudah beristri lebih memilih istrinya dari pada Bella dan entah apa yng ia rencanakan. Tapi itulah yang membuat Bella makin kesal tak satupun berpihak padanya.

Bella memilih untuk mengurung dirinya di kamar. Ia terus menatap diriny di cermin. Wajahnya cantik, bodynya sexy, tubuhnya juga tinggi dan proporsional untuk Robi. Bella melepas atasannya, payudaranya juga besar dan makin besar setelah ia diam-diam ke Korea untuk menambah ukurannya jadi cup D.

Segala macam cara sudah ia coba untuk merayu Robi. Bahkan ia kerap sengaja memakai pakaian yang lebih sexy dan menempelkan payudaranya pada lengan atau punggung Robi saat bertingkah manja agar ia bisa berhubungan intim dengannya. Tapi ia malah kalah dari bocah baru puber yang bahkan tak punya aura sexy sama sekali.

Bella mengumpat dan menyumpahi Naila. Tapi setelah itu ia malah jadi penasaran kenapa Robi menyukai dan menikahi Naila yang bahkan di bawah standar perempuan Robi. Bahkan dari semua teman kencan dan pasangan one night stand Robi, Naila yang paling buruk. Tapi kenapa Robi begitu mencintainya? [Next]




Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.