0
Home  ›  Chapter  ›  My Little Wife

Bab 2 : Direstui

Bab 2 : Direstui-1

Makan malam kali ini berbeda dengan kemarin, jauh berbeda bagai langit dan bumi. Meskipun kali ini makan malam di hotel bukan di rumah, tapi melihat persiapan orangtuanya jelas Rangga tau jika acara malam ini jauh lebih di sukai daripada acara makan malam bersama Cika. Zainab yang terus menceritakan soal Layla dan keluarga Datuk Rafiq Abidin juga sudah menjelaskan segalanya. 

“Anaknya Datuk Rafiq itu cantik banget, agamanya bagus, kalem, bodynya juga gak kalahlah sama model-model itu. Mama pernah ketemu pas barengan wudu, kamu ga bakal nyesel,” ucap Zainab berulang kali meyakinkan putranya. 

“Gak banyak masalah juga anaknya, tim Papa udah cari info,” ucap Amran menguatkan ucapan istrinya. 

Rangga hanya mengerutkan keningnya tak kesal dan tak yakin dengan cerita dari kedua orang tuanya. Ia begitu tak suka dengan acara perjodohan yang begitu mendadak ini. Rangga tau keluarga besarnya bukan orang yang suka ikut campur soal percintaan, orang tuanyapun dari dulu begitu. Tak pernah ada larangan, tak pernah ada masalah, sampai akhirnya ia berpacaran dan menuju serius dengan Cika semua jadi berubah 180⁰.

“Ngga, kamu harus kasih kesan yang baik!” Zainab begitu tegas kali ini.

“Ma, aku harus kasih kesan gimana lagi? Semua orang seindonesia juga udah tau kalo aku pacaran sama Cika udah lama, terus berharap apa? Aku tiba-tiba nikah sama orang lain? Apa Mama gak kasihan kalo si Layla itu di anggap pelakor sama masyarakat?” Rangga coba mempertahankan kesetiaan dan prinsipnya untuk serius bersama Cika. 

Zainab dan Amran langsung melotot mendengar ucapan Rangga yang begitu keras kepala. Rangga sendiri hanya bisa melengos begitu saja, sadar berdebat juga bukan pilihan yang tepat saat ini. Rangga tak mau merusak suasana, tak mau juga membuat posisinya semakin sulit. 

“Aku ke toilet sebentar,” pamit Rangga setelah melihat jam di ponselnya dan yakin jika sebentar lagi keluarga Abidin datang dan coba mengulur waktu dengan pergi agar saat datang kembali hanya tersisa sedikit waktu saja. 

Rangga langsung melangkah pergi menjauh dan masuk ke toilet, namun tepat sebelum ia masuk tak sengaja matanya bertatapan dengan seorang gadis berkerudung syari keluar dari toilet wanita yang membuatnya kaget danterpesona disaat bersamaan. Parasnya begitu meneduhkan, kulitnya putih, pipinya kemerahan bibirnyapun begitu, bulumata yang lentik, dan mata yang berkilauan. Rangga yakin tubuhnya tak sebesar dan segemuk yang terlihat setelah menundukkan pandangan dan melihat tangannya yang begitu kurus hingga otot di punggung tangannya terlihat dan sedikit bertonjolan. 

Cantik, hanya itu yang ada dipikiran Rangga. Bahkan rasanya gamis panjang dan kerudung syarinya masih tak bisa menyembunyikan pesonanya sedikitpun. Rangga yakin jika gadis itu mau jadi model atau artis untuk produk hiburan islami, ia akan menjadi bintang utamanya.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Rangga yang semula ingin mengulur waktu dikamar mandi akhirnya hanya masuk sebentar dan langsung buru-buru keluar pergi mencari kemana arah gadis itu pergi. Mengingat ia akan bertemu Layla, berharap jika gadis tadi adalah Layla yang akan di jodohkan dengannya. Rangga langsung buru-buru kembali dengan berjalan cepat benar saja gadis itu ada disana, itu Layla.

Zainab menyunggingkan senyum mengejek penuh kemenangan di sudut bibirnya begitu melihat putranya datang dengan terburu-buru. Sementara Rangga terlihat salah tingkah kali ini. 

“Ini Mas Rangga, anak saya,” ucap Zainab sembari merangkul Rangga yang berdiri disampingnya setelah hanya bisa menyalimi Datuk Rafiq saja. 

“Ini Layla, anak bungsu saya. Baru lulus kuliah. Gelarnya apa, Dek?” Farah mengenalkan putrinya.

“Sarjana pendidikan, Bu,” jawab Layla lembut sambil tersenyum ramah. 

Sepanjang makan malam, hanya para orang tua yang banyak bicara mengenalkan anak-anaknya, bisnisnya, bahkan sampai hal random soal masalalu anak-anak mereka. Begitu hangat, begitu cair, begitu menyenangkan. Sementara Layla dan Rangga hanya sesekali tersenyum, sesekali saling menatap satu sama lain sembari menikmati makan malam. 

Cantik sekali, masih hanya itu yang ada di pikiran Rangga selama makan malam. Perasaannya begitu berdebar, seperti banyak kupu-kupu yang coba mendobrak keluar dari dadanya. Perasaan senang dan berdebar yang sudah lama tak dirasakannya. 

“Layla besok free?” tanya Rangga tiba-tiba setelah lama diam.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Layla menatap Rangga lalu mengangguk dengan ragu. “T-tapi malemnya mau pergi makan malam…” jawab Layla pelan dan gugup.

Rangga terdiam sejenak, pikiranya sudah kemana-mana menebak jika malamnya mungkin Layla akan makan malam dengan keluarga calon pria yang akan di jodohkan dengannya lagi seperti dirinya. Layla terlihat seperti gadis penurut yang diberikan banyak pilihan oleh orang tuanya. Rangga tak mau jadi salah satu pilihan lagi, jadi Rangga ingin bergerak cepat.

“Besok cari cincin yuk!” ajaknya mendadak yang membuat para orang tua terkejut dengan ajakan Rangga yang begitu mendadak dan cepat.

Entah Rangga keceplosan atau instingnya sebagai pria yang tak mau kalah saat sedang berburu yang menguasainya kali ini. Tapi yang jelas itu yang Rangga katakan dan sampaikan tanpa perencanaan matang dari otaknya apalagi mengatur strategi. 

“Boleh, tapi gak boleh berduaan doang. Mau?” saut Datuk Rafiq.

Rangga langsung mengangguk. sementara Zainab dan Amran senyum-senyum senang dengan Rangga yang gercep dengan sendirinya. Rangga juga langsung menyodorkan kartu namanya begitu juga Layla. Kartunama Rangga terlihat begitu profesional, berbeda dengan milik Layla yang terlihat alakadarnya cenderung seperti kerajinan anak SD. 

Rangga tertawa pelan melihat kartunama Layla, lucu, begitu polos dan naif. 

“A-aku buat sendiri,” ucap Layla mengklarifikasi tanpa diminta. 

Makan malam yang menyenangkan, cukup sukses dan ya…memang ini yang diinginkan semua pihak. Zainab dan Amran tak banyak bicara atau mengejek Rangga tapi di perjalanan pulang kali ini mereka sudah mulai memikirkan dimana acara pernikahan akan dilakukan sebagai kode keras. 

Sementara Rangga yang baru sadar jika ia masih berpacaran dengan Cika dibuat bingung bagaimana dengan kondisi saat ini. Melihat pesan dari Cika yang cukup banyak masuk keponselnya selama makan malam langkap dengan kabar jika Cika sudah menunggunya di apartemen membuat Rangga serba salah. 

“Cika itu sebenernya baik, cantik, berbakat, tapi Mama rasa Cika itu ga sepantasnya sama kamu Ngga. Masuk ke kerluarga kita dengan skandalnya, kalo cuma gak perawan okelah bisa kita toleransi toh hidup di kota semua juga bisa paham. Masalahnya vidio mesumnya ini loh sudah kemana-mana. Diakses semua orang bisa, apa bangganya punya istri yang vidio mesumnya udah kemana-mana gini?” ucap Zainab memberi masukan.

“Papa juga setuju. Dulu Mamamu ini kan salah satu fansnya Cika juga, inget gak waktu Cika jadi gadis sampul? Mamamu juga beli, waktu Cika kerja di perusahaan Papa buat jadi bintang iklan Mamamu juga minta foto bareng,” ucap Amran mempertegas.

Rangga hanya diam mencerna ucapan orangtuanya. Pilihannya ada begitu banyak, Cika hanya satu dari sekian banyak wanita yang bisa ia dapatkan. Masih banyak model papan atas yang mau menikah atau berpacaran, atau bahkan hanya untuk one night stand dengannya saja. Tapi dengan Layla…gadis itu berbeda.


8
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share