0
Home  ›  Chapter  ›  Master's Pet

Prolog

 

Prolog-1

Dipta tak begitu tertarik sebenarnya untuk menagih hutang para pelayannya. Terlebih jika ia tau para pelayannya memang sedang dalam kondisi sulit. Seperti yang di alami Pak Mul, sudah istrinya baru saja meninggal karena kangker payudara. Sekarang giliran ia sendiri yang terkena struk dan tak bisa berbuat banyak.

Dipta sendiri juga tak keberatan membiayai pengobatan Pak Mul, terlebih ia sudah mengabdi hampir 25 tahun di keluarganya. Tapi semuanya berubah ketika ia melihat Amira, gadis manis dengan kulit kuning langsat, rambut ikal bergelombang yang panjang, tubuh yang ramping dan ah jangan memintanya mendeskripsikan keseksian yang menggoda itu. Amira begitu menggoda hatinya, Amira yang tengah sibuk merawat Pak Mul sukses mendobrak dan mengobrak-abrik hatinya di kali pertama perjumpaannya.

“Apa kesibukanmu setelah lulus?” tanya Dipta to the poin pada Amira berharap gadis itu akan mau bekerja dengannya seperti yang sudah-sudah.

“A-aku bekerja diperpustakaan dekat balai kota,” jawab Amira gugup dan tak berani sedikitpun menatap Dipta yang ada di hadapannya.

Dipta mengangguk dan tampak kesal dengan jawaban Amira. Meskipun tak ada yang salah dari caranya menjawab sedikitpun, Amira juga sangat sopan dan penampilannya yang tertutup. Hanya Dipta yang mencari-cari masalah dengannya.

“Jadi kapan mau dilunasi hutangnya?” tanya Dipta tiba-tiba yang membuat Pak Mul dan kedua putrinya kaget bukan main dengan pertanyaan Dipta yang tiba-tiba menagih seperti ini.

“K-kami belum punya uangnya Tuan,” jawab Pak Mul mengiba.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Dipta menatap Amira lalu kakaknya Rosalia bergantian.

“A-aku akan mencicilnya Tuan,” ucap Amira menawarkan diri agar Dipta tak memperlakukan keluarganya dengan buruk seperti penagih hutang yang biasa ia lihat.

Dipta mengerutkan alisnya lalu tersenyum mengejek setelah mendengar ucapan Amira yang menawarkan diri untuk mencicil hutang keluarganya. Dipta begitu kesal dan merasa jika Amira begitu sombong karena menawarkan diri untuk mencicil hutangnya dengan bekerja di perpustakaan yang tak seberapa itu gajinya.

“Oke, tak masalah. Aku akan menunggu minggu depan,” ucap Dipta lalu bangkit dari duduknya dan pergi dari rumah Pak Mul dengan perasaan yang kesal.

***

Amira dan kakaknya sekarang dibuat pusing dengan cara membayar cicilan pada Dipta. Mereka mengira Dipta tak akan menagihnya seperti hutang karyawan lain yang sudah-sudah. Rosalia terlanjur mengambil cicilan motor matic dan masih belum lunas. Ia jelas tak mau ikut campur dengan keputusan sepihak yang di ambil Amira. Sementara Pak Mul yang sudah sakit tak bisa banyak berbuat juga.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

“Gapapa Pak, nanti Amira sekalian jualan gorengan,” ucap Amira yang tampak optimis lalu pergi keluar untuk berbelanja dan memulai usahanya.

“Aku gak mau ikut campur! Gak mau urusan sama kamu, bikin repot aja!” kesal Rosalia sembari menempeleng Amira yang sedang mengusahakan yang terbaik untuk keluarganya.

Amira hanya diam sembari menghela nafas dan menguatkan dirinya sendiri. Ia akan berusaha sekuat tenaga. Amira membulatkan tekatnya agar ia bisa memperbaiki keadaan. Sementara jauh di ujung sana Dipta berusaha keras untuk mensabotase segalanya.

Dipta coba menghubungi perangkat balai kota untuk memecat Amira. Tapi mendengar cerita dari orang-orang kalau Amira adalah pegawai yang rajin dan jujur juga menjadi daya tarik di perpustakaan membuatnya jadi kesal. Ia ingin menawar Amira untuk menjadi pelayan di rumahnya atau paling tidak membuatnya memohon padanya agar bisa bekerja di rumahnya.

“Naikkan saja standarnya, buat harus lulusan S1 agar bisa bekerja disini,” ucap Dipta sembari menyodorkan uang sepuluh juta untuk melancarkan keinginannya.

Orang-orang hanya bisa saling pandang lalu mengangguk dengan gugup begitu melihat Dipta menyodorkan segepok uang sepuluh juta lagi.

“Tolong di atur,” ucap Dipta lalu pergi.

Prolog-2

8
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share