0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 1

Part 37

Usai persiapan ini dan itu akhirnya Bara dan Clara kembali duduk di pelaminan lagi. Gaun yang dipakai Clara cukup membuatnya malu karena cukup terbuka di bagian punggung hingga mempertontonkan bekas kiss marknya. Tak jarang anggota keluarganya atau keluarga Bara yang menggodanya begitu melihat kiss mark yang begitu terlihat di leher dan punggung hingga bahu Clara.

"Kak Bara, aku malu tau tandanya banyak bener," ucap Clara sambil menutupi wajahnya di balik punggung Bara.

"Ya udah," jawab Bara lalu melepaskan jasnya dan menyampirkan di bahu Clara "Aku mau ketemu sama sepupuku dulu ya," ucap Bara lalu mengecup kening Clara.

"Claraa!" pekik Ninda yang datang menghampiri Clara denga hebohnya.

"Hai! Ya ampun gue kira gak dateng loh," ucap Clara menyambut temannya "Eh besok acaranya mau di waterpark punya suamiku loh. Dateng ya," sambung Clara lalu mengajak Ninda dan beberapa temannya yang lain duduk di salah satu bangku sambil menikmati hidangan yang diambilkan para pelayan untuk Clara.

Clara terlihat sangat asik dengan temantemannya dan obrolannya. Bahkan Clara sempat mengabaikan Bara yang mengajaknya kembali ke kamar.

"Oh iya bulan depan insyaallah Nita ngelairin loh," ucap Ninda memberi kabar gembira pada Clara "Eh ada es, aku ambil es bentar ya," ucap Ninda begitu melihat ice cream yang datang lagi.

"Gimana? Puas?" tanya Vera yang tiba-tiba muncul di samping Clara.

"Apa maksudmu?" tanya Clara bingung.

"Bocah matre kayak kamu pasti cuma butuh uangnya Bara. Berapa sahammu sampai bisa deketin Bara?" tanya Vera merendahkan Clara.

"Jaga ya mulutnya. Aku sama Kak Bara tulus. Asal kamu tau aja. Setidaknya aku bukan wanita gatel yang gampang sange karena suaminya gak bisa ngaceng!" ucap Clara membalas tiap ucapan Vera yang merendahkannya.

"Memang benar semua yang kamu ucapkan. Tapi setidaknya kamu cuma pakai bekasku," ucap Vera bangga.

Geram dengan hinaan Vera dan kejadian pagi tadi Clara langsung menyiram wajah Vera dengan entah minuman apa yang dibawa pelayan yang dari tadi seliweran menawarkan minuman.

"Apa kamu gak bisa pergi jauh-jauh dari suamiku! Aku susah payah memaafkan kelakuanmu yang berselingkuh dengan Kak Bara. Jadi sebaiknya kamu gak usah muncul lagi di sini! Dasar janda gatel! Tante girang!" maki Clara yang sudah emosi.

"Cla aku nemu sop juga!"

Baru saja Ninda datang dengan es dan sop matahari ditangannya, Clara langsung menyirankan semuanya ke wajah Vera hingga jadi bahan tontonan. Malu dan marah bercampur jadi satu. Vera langsung menampar Clara, tapi dengan sigap digagalkan Anna yang sedari tadi melihat dan menyimak pembicaraan Clara dan Vera.

"Mau apa kamu?" bentak Bara yang berlari membelah kerumunan diikuti Fajar dan Adam.

“Jauhi anakku. Jangan ganggu anakku," ucap Anna memperingatkan.

Clara langsung memeluk Bara. Semua orang langsung menatap tajam ke arah Vera yang merusak momen bahagia Bara dan Clara. Seolah muak dengan Vera. Semua langsung bubar meskipun ada beberapa yang mencemooh Vera. Paham bagaimana cara mencairkan suasana, Bara dan Kakaknya langsung bagi-bagi doorprize berupa voucher belanja yang langsung disambut heboh oleh ibu-ibu PKK.

***

Beberapa hari setelah pesta yang melelahkan Clara dan Bara mulai tinggal bersama di apartemen Bara sembari menunggu rumah mereka siap dihuni.

"Kak," panggil Clara pada Bara yang tengah mengurus berkas-berkas pekerjaan.

"Hmm?" sahut Bara "Bekasnya belum hilang Cla. Gak usah dekat-dekat dulu sana!" usir Bara yang selalu ingat hukuman Clara saat sedang cemburu.

"Ih Kak Bara apaan sih? Aku tadi bikin spaghetti liat dari internet cobain ya Kak," ucap Clara antusias.

"Ini kamu rapi mau kemana?" tanya Bara yang akhirnya memperhatikan Istrinya.

"Mau bimbel dulu Kak, oh iya nanti pulang les mau pergi langsung loh sama Bunda," jawab Clara.

"Sama Bunda siapa?" tanya Bara memastikan.

"Sama Bunda Anna, sekalian mau banyak tanya biar bisa jadi istri yang baik," jawab Clara malu-malu "Gue so sweet kan?" ucap Clara menutupi rasa malunya.

"Iye!" jawab Bara yang juga malu menerima perlakuan sweet istrinya lalu menutupi wajahnya begitu pula dengan Clara.

"Kak, Maskawinmu itu kapan boleh ku pakek?" tanya Clara menanyakan perihal motor matic yang di janjikan Bara meskipun Bara sangat ingin memberikan Lamborghini pada Clara.

"Kuliah juga belum," jawab Bara "Oh iya nanti aku juga mau pergi sama Robi. Kalo pulang belum ada orang kamu balik aja ke rumah Bundaku ato Kak Rey ya," pesan Bara lalu keluar dari ruangannya.

"Iya S-Say-Sayang," jawab Clara yang gugup hanya untuk memanggil Bara 'Sayang' lalu langsung menutupi wajahnya dan pergi tanpa pamit.

Bara hanya tersenyum saat melihat sikap malu-malu kucing Clara padanya.

"Itu beneran istriku? Kok gemesin banget sih!" jerit Bara sambil melompat-lompat girang.

Puas selebrasi Bara akhirnya berjalan ke ruang makan yang gabung dengan dapurnya. Bara hanya bisa geleng-geleng kepala melihat betapa berantakannya dapur dan meja makannya. Tapi begitu Bara melihat hasil masakan Clara yang ditata sedemikian rupa dapat kembali tersenyum.

"Clara sweet juga ya," gumam Bara lalu memfoto hasil masakan istrinya dan mempostingnya ke instagram dengan caption yang diisi emoticon hati.

***

Clara yang sudah sampai di rumah mertuanya langsung bergabung sarapan bersama karena memang belum makan dan belum mencicipi masakannya sama sekali.

"Enak gak? Yang masak Aya loh tadi sama maminya," ucap Anna membanggakan cucunya yang belajar menggoreng.

"Enak," jawab Clara lalu mengacungkan jempolnya "Oh iya bun, nanti aku les dulu ya baru jalan-jalan," sambungnya sambil melanjutkan makan.

"Iya, em suamimu kok gak ikut?" tanya Anna lalu menuangkan minum untuk suaminya.

"Kak Bara ada urusan bun, lagian aku juga gak suka dikintilin sama Kak Bara mulu. Tiap mau belanja dia agak gimana gitu," jawab Clara santai.

"Gimana?" tanya Adam yang jadi ikut tertarik pada obrolan menantu dan istrinya.

"Ya kurang suka gitu yah. Capek katanya," jawab Clara sambil menyelesaikan makannya.

Adam dan Anna enggan mengomentari lagi dan memilih untuk diam, Adam juga langsung berangkat kerja setelah makan. Tak berselang lama Clara ikut pergi.

"Itu gimana bisa nikah coba. Hm bikin pusing aja," gumam Anna sambil memijit pelipisnya.

"Bunda ayo," ajak Lisa yang sudah siap sekolah.

***

Acara belanja tidak berjalan lancar karena Anna memilih untuk mengajak Clara dan Lisa ke salon dan spa seharian. Sekalian Anna mengorek tentang hubungan rumah tangga Clara dan Bara.

"Bunda mau mampir dulu gak?" tanya Clara pada Bundanya saat sudah sampai rumah setelah makan siang.

"Enggak, Bunda mau pulang dulu," tolak Anna dengan lembut.

"Oh ya udah hati-hati ya," ucap Clara mengantar kepergian mertua dan adik iparnya.

Baru beberapa langkah masuk ke dalam lobi apartemennya Clara mendapat pesan dari sepupunya yang akan menginap dan menghabiskan waktu dengannya. Clara langsung cepat-cepat mengabari suaminya bila sepupunya akan menginap.

"KaKak," ucap Clara begitu Bara mengangkat telfon darinya.

"Apa?" tanya Bara.

"Nanti sepupuku mau nginep di sini boleh ya?" tanya Clara yang tidak memberikan kesempatan pada Bara untuk bilang tidak.

"Kamu di mana?" tanya Bara.

"Di apartemen dong," jawab Clara.

"Boleh asal gak lama," putus Bara pada akhirnya.

"Aaa makasih kak. Nanti jangan pulang cepet ya," ucap Clara lalu mematikan sambungan telponnya.

***

Bara hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan istrinya yang begitu jujur mengusirnya.

"Suaminya lagi susah-susah bikin surprise malah di usir," gumam bara yang tengah mentato tangannya, nadi hingga sikut bagian dalam dengan nama Clara sebagai ganti agar Clara tidak sedih atau cemburu.

"Pak Bara marah?" tanya Robi yang menemani Bara pasang tato.

"Enggak cuma gemes aja. Masa iya sepupunya dateng suaminya ditinggal. Ini sepupu yang mana lagi coba," jawab Bara sambil tersenyum menceritakan tentang Clara yang belum ada sebulan dinikahinya.

"Nikah sama Clara gimana pak?" tanya Robi penasaran.

"Enak, berasa punya istri muda," jawab Bara dengan senyumnya yang belum hilang.

"Istri muda?" tanya Robi sedikit terkejut.

"Iya, kan aku sama Clara beda delapan taun, jadi lebih muda dia. Kalo Kak Rey sama Kak Hana tuh baru istri tua, umurnya deket," jelas Bara pada Robi.

"Em Pak Bara, apa gak masalah sama Clara? Dia kan terlalu muda," ucap Robi khawatir pada bosnya.

"Clara kadang emang nyebelin. Tapi kalo dah di tempat tidur aku gak mau lepas dia. Aku juga kepikiran dia terus. Clara tu kadang bikin gemes, bikin ketawa, ya meskipun gitu ya agak kesel dia kurang bagus buat ngurus aku kayak nyiapin ini itu. Tapi Clara dah berusaha keras aku dah seneng banget litany," jawab Bara yang tengah kasmaran pada Clara.

Ini pasti gak bertahan lama. Pak Bara cuma sedang jatuh cinta. Seperti puber kedua. Batin Robi tidak yakin pada hubungan Bara dan Clara.

Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share