Part 31
Sesampainya di kantor tempat
Fajar dinas, Clara langsung nyelonong masuk ke ruangan ayahnya dengan tangannya
yang tak lepas dari genggaman Bara. Rifki langsung menatap dengan tatapan tidak
suka pada Bara yang menggandeng tangan Clara. Sementara Bara hanya cuek dengan
semua tatapan yang tertuju padanya dan Claranya saat ini.
"Ayah!" pekik Clara
yang mengejutkan ayahnya yang sedang memberi makan ikan cupangnya.
"Apa?" sahut Fajar
lalu membalikkan badan "Kamu mau apa ke sini?" bentak Fajar pada
Bara.
"Aku mau jelasin
semuanya Om. Aku mau minta Clara jadi istriku," jawab Bara mantap lalu
merangkul Clara dan langsung mengecup bibir Clara di depan Ayah Clara.
Fajar terkejut bukan main
saat melihat apa yang dilakukan Bara, bahkan Clara sendiri juga terkejut dengan
apa yang dilakukan Bara padanya.
"A-Ap-Apa. Apa yang kamu
lakukan?" ucap Fajar tergagap.
Fajar tidak memungkiri bila
ia senang melihat Bara ada kesungguhan dengan anaknya. Bahkan Fajar tidak
keberatan sama sekali bila Bara ingin memperistri putrinya. Tapi Fajar yang
sudah terlanjur kesal dan kehilangan kepercayaan berkat hasutan Rifki yang entah
karena apa, langsung menahan diri. Jiwa kebapakannya pun langsung muncul 1000%.
"Aku mau jelasin
semuanya. Semua sampai sedetail apapun yang Clara dan Om Fajar mau tau,"
jawab Bara lalu melepaskan genggamaannya pada Clara karena Clara yang ditarik
Fajar.
"Duduk," perintah
Fajar sambil menunjuk kursi rotan di ruangannya.
Bara langsung duduk dengan
patuh.
"Gini, Om gak bisa.
Clara terlalu muda buat kamu, kamu gak mungkin bikin anak sepuluh yang kayak
Aya sama Clara, kamu pasti juga punya simpanan," ucap Fajar lalu
memberikan foto Bara dan Via saat di tempat resepsionis.
Bara menyeringit bingung.
Clara penasaran di belakang ayahnya.
"Ya ampun ini salah
paham Om. Clara juga kenal kok," jawab Bara santai lalu menunjukkan
fotonya pada Clara "Inget Via gak kamu? Yang bikin kita malu, sampai aku
nyalain sirine kebakaran?" sambung Bara lalu menanyai Clara.
"Oh yang waktu itu, iya
tau," jawab Clara sambil mengangguk cepat "Gila mau ngapain tu cewek
matre ke hotelmu lagi kak?" tanya Clara.
"Kemarin ngajak balikan
tapi ku tolak. Kalo Clara sama Om gak percaya kita cek CCTV aja gimana,"
ucap Bara.
Fajar langsung keluar dari
ruangannya lalu datang kembali dengan Rifki yang diseretnya masuk.
"Oh, kamu polisi yang
waktu itu kan? Yang ngelepasin sepatu sama tasnya Clara kan?" sambut Bara
begitu Rifki datang.
Bara langsung menatap tajam
ke arah Rifki, begitu pula dengan Fajar.
"Ayah ngapain bawa
dia?" tanya Clara pada Ayahnya.
"Ya ini kompornya,"
jawab Fajar.
"Bentar bentar
kompor?" potong Clara.
"Dia yang kasih laporan
sama ayah," jawab Fajar.
"Jadi lo yang bikin Ayah
marah sama Kak Bara?" potong Clara lalu melemparkan sepatunya dengan kuat
pada Rifki.
Fajar cukup terkejut dengan
apa yang dilakukan Clara, begitu pula dengn Rifki yang dapat lemparan sepatu
dari Clara.
"Sabar Clara,"
tahan Bara sambil menurunkan tangan Clara yang sudah siap melemparkan sepatunya
lagi "Maksudmu apa? Kamu gak suka saya jadi menantunya atasanmu?"
tanya Bara pada Rifki dan lagi-lagi mengabaikan kehadiran camernya.
"Saya gak niat kayak
gitu. Kamu kan playboy, kamu baru dateng ke sini aja Ani dah kamu goda,
cewek lain juga. Aku cuma gak mau Clara salah langkah," jawab Rifki
membela diri.
"Salah langkah apaan?
Gue aja gak kenal sama elo ya!" bentak Clara kesal.
"Kamu marah-marah lagi
ku cium loh," ancam Bara sambil berbisik lalu mengelus bahu Clara.
"Maksudnya gimana? Aku
gak mungkin godain cewek lain. Yang polwan waktu itu cuma gara-gara Clara
muntahin dia. Aku juga gak ngerayu. Siapa suruh naksir? Saya ada yang punya.
Lagian kalaupun cap sebagai playboyku gak hilang juga gak masalah, toh
nyatanya sampai sekarang aku masih sama Clara. Gak ada yang lain," ucap
Bara menjelaskan.
Fajar hanya menyimak tiap
penjelasan Bara, juga reaksi Clara yang begitu patuh pada Bara.
Kayaknya emang dah cocok ni
anak. Tapi cara bilangnya ke Adam gimana ya. Batin Fajar bingung.
"Gini aja ya, aku
sekalian jelasin yang bikin kamu cemburu. Aku gak ada apa-apa sama Tina, oke
sebelumnya iya aku masih ada rasa, tapi sejak kamu deket sama temenmu Bob.
Sejak itu aku yakin kalo jantungku berdebar selama ini karena jatuh cinta, dan itu
pula kali pertama aku cemburu. Aku kena virus cinta dari kamu. Jadi kamu harus
tanggung jawab!" ucap Bara panjang lebar sambil menggenggam tangan Clara.
"Jadi selama ini Kakak cemburu
sama Bob?" tanya Clara.
"Gak cuma Bob, Min
Ho-oppamu itu juga, semua cowok yang deket sama kamu aku cemburui!" jawab
Bara.
"Ya ampun kak. Aku gak
ada hubungan apaapa loh sama semua cowok yang kamu cemburui. Apalagi sama Min
Ho-oppa. Dia itu artis Korea Kak, haduh. Coba deh Kakak tanya sama istrinya Kak
Rey," ucap Clara sambil menahan tawa.
"Bulan depan kita nikah
yuk. Biar gak ada curiga-curiga lagi. Biar gak cemburuan lagi. Biar
halal," ajak Bara pada Clara lalu menatap Fajar "Om saya mau nikahin
anaknya Om, bulan depan," ucap Bara yang langsung melamar Clara "Biar
gak kena kompor jahat!" sambung Bara menyindir Rifki yang sudah terpojok
dan berada dalam masalah besar.
Clara hanya bisa melongo
mendengar lamaran Bara yang terkesan memaksa, tak hanya Clara tapi Fajar juga
Rifki ikut terkejut karenanya.
"Mau mahar apa? Minta
Maskawin apa? Nanti ku turuti semua. Oke ya Om," ucap Bara yang
benar-benar seperti perintah bahkan tanpa disadari Fajar dan Rifki malah ikut
mengangguk.
"Ayah serius?"
tanya Clara tak yakin, apalagi ayahnya baru saja menghajar Bara beberapa hari
lalu rumahnya pun baru saja direnovasi karena Bara memecahkan kaca jendela ya.
"Iya, maksud Ayah belum.
Maksud Ayah kita bicarakan di rumah saja," jawab Fajar.
"Ya udah nanti aku
bilang sama orang tuaku sekalian. Kita ngobrolin di rumah Om aja," ucap
Bara lalu menggandeng tangan Clara keluar dari ruangan.
***
"Kakak serius?"
tanya Clara tak yakin.
"Iya aku sampai gemetar
gini loh Clara," jawab Bara lalu mengelap tangannya yang basah karena
gugup.
"Beneran? Kok gak
keliatan?" tanya Clara yang lagi-lagi ragu pada Bara.
"Iya Clara," jawab
Bara.
"Kak aku takut, kalau
aku cinta Kakak ternyata cuma karena fisik. Hanya nafsu," ucap Clara lalu
menggenggam tangan Bara.
"Clara gak cinta
aku?" tanya Bara sedih.
"Bukan, aku cinta. Cinta
sama Kak Bara dari dulu, sejak playgroup," jawab Clara jujur lalu
menundukkan pandangannya "Tapi aku takut kalo Kak Bara atau aku cuma cinta
sebatas fisik,"
"Kalo gitu, ayo bikin
semuanya cinta karena jiwa dan raga," potong Bara lalu mengeratkan
genggaman tangannya pada Clara "Mau kan sayang? Clara mau kan jadi
Claranya Bara?" tanya Bara pada Clara yang langsung diangguki Clara dengan
cepat lalu membenamkan tubuh mungilnya dalam pelukan Bara.
Ayo kita mulai hidup baru
sayangku. Ku perbaiki dirimu, lalu penuhi aku dengan virusmu. Batin Bara lalu
mengecup kening Clara.
"Mau Maskawin apa?"
tanya Bara lembut.