0
Home  ›  Chapter  ›  My Little Wife

Bab 1 : Sosialita

"Ketika masa lalu menjadi penghalang dan perjodohan sudah di depan mata, mana yang harus Rangga pilih: wanita yang dicintainya atau kehormatan keluarga"

Bab 1 : Sosialita-1

Zainab menggeleng pelan tak setuju dengan gadis pilihan putranya yang dikenalkan dalam acara makan malam keluarga kali ini. Rasanya ini adalah kali pertama dan terakhir bagi Cika untuk berkesempatan masuk dalam keluarga Rangga Gumelar, kekasihnya. Rangga juga tak mampu berbuat banyak atau membantah ibunya yang hanya memberi isyarat kecil itu.

Amran Gumelar, ayahnya pun juga tak banyak beraksi selain menghabiskan makan malamnya dengan datar lalu pergi dari ruang makan setelah istrinya beranjak lebih dulu. Rangga hanya kembali dibuat mati kutu, sementara Cika merasa ingin menangis setelah gagal merebut hati kedua orangtua Rangga. Seorang model papan atas sepertinya yang sudah malang melintang di TV dan selalu di elu-elukan sekarang di abaikan begitu saja.

“Ngga…aku kurang cantik ya?” tanya Cika pelan setelah memasang sabuk pengamannya.

Rangga langsung tersenyum lalu merangkul kekasihnya. “Maaf ya, orangtuaku emang gitu. Konservatif, sulit buat nganggep orang bisa berubah. Belum bisa memaafkan skandalmu dulu. Nanti aku coba kasih pengertian ya ke mereka. Udah jangan sedih,” ucap Rangga yang coba menenangkan hati kekasihnya itu.

Sudah tujuh tahun keduanya berusaha mengejar restu dari keluarga Rangga. Tapi rasanya begitu sulit dan menyakitkan tiap kali memaksa dan mencoba. Ini bukan kali pertama Cika mencoba, meskipun ini kali pertama ia makan malam resmi di rumah keluarga Gumelar. Mewah, dijamu, disambut…em…yah paling tidak disambut pembantu di rumah.

“Aku harus gimana lagi ya ini?” tanya Cika lagi sembari menggenggam tangan Rangga yang ada disampingnya, sedang menyetir.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

 Rangga tersenyum lalu menatap Cika sekilas. “Em..harus apa ya…harus berdoa terus biar hati orang tuaku luluh. Terutama hatinya Mamaku,” hibur Rangga sembari mengecup punggung tangan Cika dengan lembut.

Cika mendengus pelan. “Udah sampe capek tau ga sih aku doain kamu, doain mama kamu, papa kamu juga. Rasanya kayak aku berusaha sendiri, kamu cuma sugar coating doang. Bikin aku jadi ngarep,” kesal Cika. “Kayak aku doang yang jatuh cinta…” lirihnya kembali.

Jika ada hal yang paling Cika sesalkan sekarang, mungkin bukan karena hubungannya dengan Rangga yang begitu terjal dan sulit mendapat restu. Indonesia, negara dengan mayoritas muslim di dalamnya. Rangga dan keluarganya juga seorang mulim yang taat, meskipun memang bentuk penampilannya tak seislami itu. Keluarga pembisnis, pemain kelas atas, elit.

Jelas sulit bagi Cika yang sudah tak perawan, bahkan vidionya saat bercinta dengan mantan kekasihnya dulu juga jadi skandal besar. Cika tau itu wajar di kalangannya, mungkin keluarga Rangga juga begitu. Kalau saja itu tak menjadi skandal, tak menjadi pengalihan isu dari pembangunan mega megah yang dikorupsi hingga mangkrak. Mungkin saat ini ia sudah menikah.

Usia Cika sudah tak muda lagi, sudah hampir 40 tahun meskipun ya…semua masih memujanya awet muda. Model papan atas yang tak lekang waktu, terlihat bak masih 25. Sugar coating

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

“Kalo emang gak direstui mau gimana lagi…” dengus Cika yang sudah mulai putus asa sembari memandangi cincin berlian dijari tengahnya, pemberian dari Rangga.

“Kita usahain dong!” seru Rangga memberi semangat.

***

“Dek, besok siap-siap ya. Ketemu anaknya Pak Amran, Ibuk sama Abah udah ada perasaan baik. Siapa tau ini jodoh buat Adek, ya…” ucap Farah memberitau putrinya Layla yang begitu pemalu dan pendiam pada orang baru.

Layla mengangguk canggung lalu kembali berdiri bersiap solat istiqarah, meminta petunjuk terkait pertemuannya besok dengan keluarga Gumelar. Putra semata wayangnya yang terkenal tampan dan begitu ahli berbisnis, penyelamat maskapai penerbangan milik negara. Begitu kondang dan kharismatik, baru membayangkannya saja Layla sudah berdebar.

“Layla mana?” tanya Datuk Rafiq Abidin begitu istrinya keluar dari kamar putrinya.

Farah langsung mengangguk sambil tersenyum sumringah dan mengacungkan dua jempolnya. “Lagi solat!” jawabnya dengan ceria dan penuh rasa optimis jika pilihan kali ini adalah pilihan paling tepat.

Layla anak terakhirnya, yang paling kecil dan paling di jaga. Sementara Rangga yang anak tunggal terlihat tangguh dan penuh tanggung jawab. Pilihan yang tepat, pasangan serasi yang akan saling melengkapi, pikir keluarga Abidin.

Bisnis keluarganya jika di bandingkan dengan keluarga Gumelar memang beda jauh, tapi soal agama dan kenyamanan dalam mengaji. Jangan diragukan lagi, sudah jadi langganan para sosialita dan putri-putrinya menjadi incaran para ibu yang punya anak bujang.

Bab 1 : Sosialita-2

8
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share