Bab 27 – Kencan🔞
Pertama
kalinya Juwita melihat Kartika begitu baik dan keibuan ketika Wiliam meminta
ijin untuk jalan-jalan keluar bersama Juwita. Tak ada keangkuhan dan wajah
mendongak lagi pada Kartika kali ini. Wanita bertangan besi itu terlihat begitu
tak berdaya sekarang. Entah apakah ini akan bertahan lama, apakah semua akan
benar-benar baik-baik saja yang jelas untuk saat ini Juwita dan Wiliam dalam
posisi yang aman.
“Aku
berencana tinggal sendiri, mungkin aku akan memilih tinggal di apartemen. Mau
ikut?” ucap Wiliam membuka pembicaraan setelah menjauh dari istana megah
tempatnya tinggal.
Juwita
mengangguk sambil mengusap tangan Wiliam yang menggenggam tangannya. “Tuan bisa
ceritakan apapun padaku. Tidak udah di tutupi. Aku ingin membuatmu merasa
lega,” ucap Juwita yang tau jika Wiliam sedang mencoba mencari topik
pembicaraan lain diluar masalahnya sekarang.
“Juwita…
aku tidak mau membebanimu dan anak kita…”
“Aku tidak
mau membuatmu menanggung semuanya sendiri. Aku tidak mau melihatmu murung dan
tertekan, mungkin aku juga hanya beban untukmu. Tapi aku ingin sedikit
mengurangi bebanmu,” sela Juwita sedikit berkeras dengan suara yang sudah mulai
bergetar menahan tangisnya.
Wiliam
tersenyum mendengar ucapan Juwita sambil terus menyetir. Wiliam tau Juwita
adalah pasangan yang paling pas dan terbaik yang memang di jodohkan untuknya.
“Oh iya,
aku sudah mengakhiri hubunganku dengan Camila,” ucap Wiliam mendadak.
“Hah?!”
kaget Juwita yang sama sekali tak menyangka Wiliam akan dengan mendadak dan
begitu enteng mengatakan jika ia sudah mengakhiri hubungan pertunangannya.
“Tadi
setelah makan siang di sekolah, aku memutuskan untuk jujur padanya dan
menyudahi hubungan kami. Aku ingin fokus pada hubungan kita,” ucap Wiliam
dengan bangga sambil menghela nafas lega.
Juwita
menatap Wiliam dengan pandangan penuh sesal. “Maaf…” lirih Juwita lalu perlahan
menundukkan pandangannya.
“Maaf
kenapa?” tanya Wiliam bingung sambil menatap Juwita sekilas sebelum lampu
lalulintas berganti hijau.
“Hari ini
aku menjauhimu, aku diam-diam mencarimu sampai di ruang clubmu. Aku
tidak bermaksud menguping, tapi aku melihatmu berpelukan dengan Nona Camila…”
Belum
Juwita menyelesaikan pengakuannya Wiliam sudah tertawa terbahak-bahak
mendengarnya. Wiliam geleng-geleng kepala beberapa kali begitu tau penyebab
Juwita tiba-tiba menghindarinya. Wiliam sudah jauh mengira jika Juwita dan Susi
terkena masalah karenanya, sementara Juwita juga memiliki prasangkanya sendiri
soal Wiliam.
Juwita
menyeringitkan keningnya heran dengan respon Wiliam yang malah terbahak-bahak.
Namun tak selang lama ia ikut tertawa karena kebodohannya yang memilih
menyembunyikan perasaannya dan enggan berterus terang daripada mencari
kebenaran dan jujur pada apa yang ia rasakan pada Wiliam.
“Kita sudah
melakukan segalanya bersama, kenapa tidak tanya saja?” tanya Wiliam yang
kembali geleng-geleng kepala.
“Entah, aku
merasa bingung mengutarakan perasaanku tadi,” jawab Juwita jujur lalu mengecup
punggung tangan Wiliam.
“Sekarang
sudah tidak cemburu? Sudah lega kan?” tanya Wiliam sedikit mengejek.
Juwita
tersenyum sumringah lalu mengangguk dengan cepat, pipinya juga langsung bersemu
begitu ia akhirnya bisa terbuka pada Wiliam.
“Bagaimana
bisa aku harus terus terbuka padamu, sementara kamu sendiri diam-diam cemburu
padaku. Huh curang! Tidak adil!” protes Wiliam dengan santai yang membuat
Juwita makin tersipu malu.
***
Tamara
tersenyum lega mendengar cerita dari Antonio jika Wiliam sudah tau kebenaran
soal dirinya. Meskipun ia tau jalannya untuk bisa bertemu dengan Wiliam masih
berat karena terhalang oleh Kartika. Tapi Tamara tetap senang, paling tidak
sekarang sudah ada peluang jika ia ingin bertemu dengan Wiliam.
“Aku tidak
sabar bertemu dengan putraku,” ucap Tamara sembari melepas kimono yang ia
menutupi lingerie sexy yang ia gunakan kali ini.
Antonio
tersenyum mendengar ucapan Tamara, ia senang Tamara tak sesedih sebelumnya
meskipun masih belum bisa bertemu dengan Wiliam.
“Apa kita bisa memberi adik untuk Wiliam?”