0
Home  ›  Chapter  ›  Sister Complex

Bab 28 – Mama Nana

Bab 28 – Mama Nana-1

Karena sudah enam tahun lamanya dan Angela masih saja tak mau mengunjungi Wulan. Akhirnya Nana berinisiatif untuk menjenguk Wulan menggantikan Angela. Nana membawakan banyak makanan, juga kebutuhan Wulan di dalam seperti pembalut, lulur, sabun cair, deterjen juga beberapa surat yang di buat Angela untuk Wulan.

"Angela beneran gak mau ikut mama?" tanya Nana pada Angela yang mengantarkannya ke depan.

"Aku di rumah saja," jawab Angela menolak tawaran Nana.

"Yaudah gapapa, lain kali aja ya nengok mamanya Angela..." ucap Nana tak mau memaksa Angela.

Angela mengangguk lalu menunggu Nana dan Aji pergi baru ia menutup gerbang.

Sebenarnya Angela sudah sangat merindukan mamanya. Angela bahkan terus-terusan melihat fotonya bersama Wulan saat ia masih kelas satu dulu. Sudah lama sekali. Ada sekitar 72 bulan ia lalui tanpa bertemu mamanya. Tapi Angela belum cukup berani dan percaya diri untuk kembali menemui mamanya.

Angela malu, ia sudah mengijinkan orang lain yang jahat padanya untuk menyentuh tubuhnya dan daerah-daerah intim dalam tubuhnya. Angela juga masih kesal pada dirinya sendiri karena tak cukup berani untuk melawan. Angela kesal ia tak cukup kuat untuk menjaga dirinya sendiri.

Tapi dari pada itu semua, Angela paling takut bila mamanya tau dan akan memarahinya habis-habisan. Angela tidak mau mamanya yang sudah bilang kalau ia sayang Angela akan menarik kata-katanya lagi. Angela tidak mau kalau ia menjadi sampah tidak berguna lagi di mata mamanya.  

"Angela gak ikut?" tanya Ahmad yang keluar untuk latihan.

"Enggak, aku di rumah saja..." jawab Angela lalu masuk dan berjalan ke kamarnya.

●●●

Wulan sedikit kecewa karena melihat Nana yang datang tanpa ada Angela. Tapi ini adalah kali pertamanya juga di jenguk Nana. Jadi Wulan tetap berusaha senang dan menyambut kedatangan Nana dengan baik.

"Ku kira bakal ada skat, pembatas, kaca buat yang besuk... Ternyata gak gitu..." ucap Nana canggung.

Wulan tertawa mendengar ucapan Nana yang polos dan membayangkan penjara seperti yang ada di film-film.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Ada titipan dari Angela..." Nana mulai mengeluarkan surat-surat yang di buat Angela beberapa waktu belakangan yang sudah cukup banyak. "Angela masih belum mau ikut, padahal sudah di paksa, di bujuk tetep gak mau..." Nana mulai menceritakan soal Angela. "Oh iya mbak, ini aku bikin cumi asin balado. Angela suka sekali ini, kalo makan ini... Ugh tambah terus! Lahap!".

"Wah Angela sekarang sudah punya makanan kesukaan ya," ucap Wulan yang baru tau dengan senang.

Wulan dan Nana hanya saling diam dan bertukar pandang beberapa kali. Keduanya begitu canggung dan bingung harus mulai pembicaraan dari mana.

"Mbak..." "Na..." panggil Nana dan Wulan bersamaan lalu tersenyum. Nana mengangguk memberi isyarat agar Wulan bicara lebih dulu.

"Kamu duluan saja... " ucap Wulan mempersilahkan Nana.

Nana langsung menghela nafasnya lalu menggenggam tangan Wulan dengan erat. "Aku minta maaf tidak menjaga Angela dengan baik sampai kecolongan begini... " ucap Nana yang langsung tidak kuat menahan tangisnya.

Wulan yang melihat betapa terpukulnya Nana bahkan setelah Nana memperjuangkan semuanya untuk Angela yang bahkan bukan siapa-siapa merasa sangat bersalah. Bagaimana tidak ia sebagai ibu kandung Angela selama ini hanya bisa mengurung Angela di rumah dengan pengasuhnya, Angela juga tidak pernah di ajak pergi keluar, jarang berinteraksi dengannya. Sangat berbeda dengan kondisi Angela saat ini.

Angela sangat terurus, pendidikan, pakaian, sampai makan dan rekreasi terjamin. Tak hanya itu Angela yang sekarang bahkan menemukan keluarga kecil yang menerimanya dengan baik. Tidak ada yang memarahinya, tidak ada yang memakinya. Apa mungkin Angela masih mau tinggal bersama Wulan nantinya?

"Harusnya aku dengerin Angela, aku perhatikan Angela sama kayak anak-anakku... Angela pasti trauma sekali..." ucap Nana sedih atas kejadian yang sudah menimpa Angela.

Wulan menggeleng sambil tersenyum. "Terimakasih ya Na, kamu sudah jagain Angela lebih dari yang seharusnya. Kamu sudah melakukan yang terbaik buat Angela, aku berhutang banyak sama kamu Na... Maaf aku selalu merepotkan padahal kita bukan siapa-siapa... " ucap Wulan berusaha menenangkan Nana dan memahami kondisinya.

"Maaf mbak, aku ga bisa menyembuhkan trauma-traumanya Angela..." ucap Nana sambil menangis menelungkupkan wajahnya di meja.

"Enggak Na, kamu gak salah apa-apa. Aku yang salah dah bikin Angela trauma... Aku juga gak bisa apa-apa waktu Angela di jahatin orang-orang... Terimakasih sudah banyak membantu aku... Aku gak ngerti harus minta tolong ke siapa kalo bukan kamu sama mas Aji... " ucap Wulan lalu menyerahkan buku hariannya pada Nana sebelum waktu besuknya berakhir.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Nana menatap buku agenda tebal yang di berikan Wulan padanya dengan bingung.

"Ini buat Angela... Bilang sama Angela kalo aku kangen sekali sama dia... " ucap Wulan sambil menyeka air matanya.

Nana mengangguk lalu tersenyum dan memasukkan buku dari Wulan kedalam tasnya. "Angela pasti suka... " ucap Nana dengan sumringah.

Wulan merasa makin minder dan berjarak dengan Angela setelah melihat Nana yang rasanya lebih bisa memahami dan menyayangi Angela dari pada dirinya.

"Mbak Wulan.... Dulu waktu Angela pertama kali ke rumahku, dia diam saja. Tidak berani banyak ngomong. Cuma ngangguk sama geleng-geleng kepala doang. Tapi Angela itu anak yang sangat baik, nurut, pinter. Bisa kerjakan apa-apa sendiri.... " ucap Nana yang masih ingin banyak cerita dengan Wulan.

"Wah gak sia-sia aku bayar Ica mahal-mahal kalo gitu... " ucap Wulan senang.

Mendengar ucapan Wulan yang menyebut nama Ica, Nana yang tadinya sumringah langsung menjadi dingin.

"Aku ga tau apa yang udah dilakukan Ica-Ica itu... Tapi dia bikin Angela trauma mbak. Waktu pertama datang Angela banyak luka memar di badannya yang ketutup baju. Angela nangis keras cerita dengan susah payah soal mbak Ica..." ucap Nana lalu mengambil ponselnya berusaha mencari foto Angela yang pernah ia simpan di google drive nya. "Ini... " Nana menunjukkan foto-foto luka di sekujur tubuh Angela waktu masih pertama datang dulu.

Wulan makin sedih dan terpukul dengan laporan Nana. Wulan merasa di tipu habis-habisan oleh Ica, pengasuh Angela yang sudah ia bayar mahal untuk mengurusi putri kecilnya itu.

Dering bel berbunyi, menandakan waktu besuk sudah selesai. Akhirnya dengan berat hati Wulan dan Nana kembali ke tempat masing-masing meskipun masih banyak yang ingin di sampaikan.

●●●

Nana langsung masuk dalam pelukan suaminya yang menunggu di luar bersama Burhan. Nana tak bisa menyembunyikan tangisnya. Aji juga langsung memeluk erat Nana dan mengelus-elus punggungnya agar lebih tenang.

"Gapapa... Kamu sudah jadi orang tua yang baik... " ucap Aji menenangkan Nana lalu membawanya pulang setelah sempat berpamitan pada Burhan.

Sepanjang perjalanan pulang Aji terus menggenggam tangan istrinya yang masih betah menangis. Tapi Aji tak berani banyak berkomentar karena memang sikap istrinya yang begitu penyayang hingga jadi begini.

"Beli zuppa soup yuk! Kesukaannya Angela kan?" ajak Aji lalu menepikan mobilnya ke kedai kaki lima yang menjual zuppa soup. [Next]

Bab 28 – Mama Nana-2


31
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share