0
Home  ›  Chapter  ›  The Hot Daddy

Bab 17 – Wallpaper

Bab 17 – Wallpaper-1

Bima mendekap Mila cukup lama sampai akhirnya ia melepaskan Mila yang perlu bersiap-siap untuk pergi membeli beberapa roti dan cemilan kiloan untuk perjalanannya besok. Bima berusaha menenangkan dirinya berkali-kali dan memutuskan untuk mandi sebelum ia ikut menemani Mila belanja.

Kali pertamanya menemani Mila belanja saat menjadi suami istri. Tentu saja Mila juga menggunakan pakaian yang sopan dan tertutup seperti biasanya. Beruntung hal itu sangat membantu Bima untuk mengurangi hasratnya agar tidak menerjang Mila kembali.

“Mau kripik balado?” tawar Mila pada Bima. Bima hanya mengangguk menanggapi Mila, tak hanya pada kripik balado saja tapi hampir pada semua yang Mila tawarkan padanya.

Usai belanja Bima menemani Mila membeli beberapa sosis dan bermacam-macam saus. Karena Mila bilang akan membuatkan roti isi untuk bekalnya di perjalanan nanti. Begitu sampai di rumah Mila langsung sibuk mengisi toples dengan berbagai macam cemilan dan sibuk untuk menyiapkan makan malam juga.

Bima berusaha menyibukkan dirinya dari Mila, tapi sialnya karena hal itu ia jadi kehabisan pekerjaan. Semua sudah ia kerjakan dengan cepat bahkan sampai menanggapi komentar netizen maupun membalasi pesan masuk juga sudah. Harum masakan Mila dan pemandangan Mila yang sedang memasak tampak menggodanya untuk mendekat.

Tapi dilain sisi, Bima juga merasa ada yang aneh dalam perasaan dan dirinya sejak ia pulang dari rumah sakit. Bima mengerutkan keningnya dan terus menatap Mila. Istrinya biasa saja, cantik tapi tidak secantik para artis yang tiba-tiba masuk partai karena karirnya mulai redup. Tidak ada yang istimewa secara khusus pada diri Mila.

Penampilannya juga cenderung membosankan dan tidak menarik karena terus memakai pakaian syari’. Saat tidak menggunakan pakaian syari’nya juga ia hanya memakai kaos pendek dan celana pendek. Pendeknya pun masih terbilang oversize, celananya juga masih di atas lutut. Jadi tidak bisa di sebut 100% pendek. Memakai itu pun juga hanya saat selesai mandi dan mau tidur saja.

Bima benar-benar heran kenapa belakangan ia begitu tertarik dan merasa terikat dengan Mila lebih dari biasanya. Mila tak menggunakan pakaian sexy, terakhir Bima melihat Mila menggunakan pakaian sexy saat bulan madu dulu.

“Mas, makan yuk dah mateng nih,” ucap Mila mengajak Bima makan malam berdua.

Bima hanya mengangguk dan duduk diam menunggu Mila menyajikan makanan untuknya. Bima berusaha bersikap tenang dengan tidak mengajak Mila bicara seperti biasa. Bima ingin menyelesaikan makannya lalu kembali ke kamarnya dengan cepat.

“Mas, fotonya tadi aku jadiin wallpaperku loh,” ucap Mila menunjukkan ponselnya dengan wallpaper fotonya tadi bersama Bima di kafe.

Sial, pertahanan Bima langsung jebol begitu saja. Bima tak dapat menyembunyikan rona di wajahnya yang putih, juga senyumnya yang langsung merekah.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

“Oke aku pasang yang itu juga!” ucap Bima refleks.

Mila langsung tersenyum sumringah. Sementara Bima setelah memasang wallpapernya baru tersadar pada apa yang ia lakukan barusan. Senyum Bima perlahan hilang, Bima heran sendiri kenapa ia merasa tiba-tiba seperti tersihir oleh Mila seperti itu.

Usai makan malam, Bima langsung ke kamarnya. Ia terus memikirkan kenapa ia jadi begini. Bima membaca kontraknya dengan Mila. Ia tak berharap dirinya malah yang akan berubah seperti ini. Bima terus menanamkan pada dirinya untuk bersikap rasional dan menggunakan akal sehatnya bukan hatinya.

Terus begitu sampai akhirnya ia memutuskan untuk istirahat lebih awal dan meminum suplemennya. Tapi saat ia tiduran di tempat tidurnya seperti biasa. Bima merasa ada yang berbeda. Kamarnya terasa sunyi dan kosong. Bima merasa sepi dan sendirian.

Kalo aku sakit lagi apa Mila bakal tidur sama aku lagi kayak kemarin ya? batin Bima lalu memandang bantal di sampingnya.

Bima jadi merasa sedih dan kebingungan mencari alasan untuk bisa dekat dengan istrinya. Bima juga jadi bingung cara menghilangkan jarak yang terlanjur ia buat dengan Mila. Berada di samping Mila dan tidur bersamanya meskipun hanya saling memeluk saja ternyata menyenangkan dan membuatnya merasa sangat nyaman.

●●●

Pagi-pagi saat subuh Mila sudah bagun dan sibuk menyiapkan roti isi dan sarapan untuk suaminya. Mila juga sudah membuatkan jahe hangat agar Bima tidak mudah sakit. Bima biasanya bangun lebih siang sudah ikut bangun. Lebih tepatnya karena ia tak bisa tidur nyenyak jadi ia bisa bangun sepagi ini.

“Loh, tumben Mas udah bangun,” ucap Mila menyambut Bima yang baru keluar dari kamarnya. “Nasinya belum mateng Mas,” sambung Mila yang salah tingkah melihat Bima yang telanjang dada dengan rambut yang acak-acakan mendekat padanya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Bima memeluk Mila dari belakang lalu mencium kepala dan bahunya sambil memeluknya erat dan meremas payudaranya. “Kamu gak pakek bra?” tanya Bima yang di angguki Mila pelan.

“M-Mas…a-aku masih haid…” ucap Mila mengingatkan.

Bima menghela nafasnya lalu mengangguk dan membalik badan Mila lalu melumat bibirnya dengan lembut. “Aku tau…” jawab Bima dengan suaranya yang terdengar begitu berat lalu kembali melumat bibir Mila sambil mendekap tubuhnya dengan erat.

Mila membalas dekapan Bima dengan memeluk Bima. Mila begitu senang perlahan doanya mulai di kabulkan, keteguhannya untuk mendampingi Bima mulai membuahkan hasil. Sampai tanpa sadar airmatanya mengalir dengan sendirinya.

“Dek… kenapa?” tanya Bima yang melihat air mata Mila yang mulai mengalir.

Mila menggeleng lalu memeluk Bima dan membenamkan wajahnya di dada bidang Bima.

“A-aku bikin kamu sakit? Aku bikin salah? Kamu cemburu lagi?” tanya Bima panik karena Mila menangis setelah ia mendapat morning kissnya.

Mila lagi-lagi menggeleng dan Bima makin dibuat bingung karena Mila masih menangis.

“Aku seneng, Mas jarang peluk aku, jarang cium aku, jarang ngomong sama aku. Belakangan ini kita sering ngomong, kita sering pegangan, aku sering di peluk, di cium, aku seneng…” ucap Mila jujur sambil berusaha tersenyum sambil menatap Bima.

Bima tertawa kecil, ada rasa terkejut dan bersalah yang kembali menyelimuti Bima. Ia terkejut karena hanya dengan hal sesederhana itu Mila bisa sebahagia ini, dan merasa bersalah karena terlalu sering mengabaikan Mila hingga hanya dengan sentuhan kecil saja Mila bisa sesenang ini. 

Bab 17 – Wallpaper-2


 

21
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share