0
Home  ›  Chapter  ›  The Hot Daddy

Bab 16 – Kunjungan

Bab 16 – Kunjungan-1

Bima dan Mila kembali makan siang di rumah karena makan di restoran dan sama-sama tidak kenyang. Bima dan Mila sama-sama memandangi struk pembayaran makan di kafe tadi sambil geleng-geleng kepala. Mila juga langsung menghitung berapa banyak spageti dan steak yang bisa ia buat dengan uang delapan ratus ribu itu.

“Besok aku masakin spageti, kita bisa makan bareng waktu sarapan sama makan malem terus,” ucap Mila sambil mengambilkan nasi lagi untuk Bima.

“Gak usah, tadi kita makan itu kan karena lagi kencan,” ucap Bima yang sebenarnya trauma karena harga spagetinya tadi.

Mila tersenyum lalu mengangguk. “Besok Mas mau di masakin apa?” tanya Mila.

“Apa aja bebas, besok aku sarapan doang. Siangnya aku mau kunjungan ke dapilku,” jawab Bima.

Mila kembali mengangguk. “Nginep?” tanya Mila yang di angguki Bima. “Yaudah nanti aku bantuin packing kayak biasanya,” ucap Mila.

“Aku kunjungan cuma semalem doang mungkin sebelum dzuhur udah pulang,” ucap Bima memberitau.

Mila merasa hubungannya kian baik dan menghangat bersama Bima. Bima memang tidak banyak bicara dan memang sering diam saat bersamanya. Tapi Mila merasa senang karena sudah dari kemarin ia banyak mengobrol dan menghabiskan waktu bersama Bima seperti pasangan sungguhan. Seperti saat bulan madu di Bali beberapa waktu lalu.

Usai makan Mila merapikan semua peralatan makan dan peralatan masaknya yang kotor. Mila juga menyiapkan potongan buah pepaya untuk Bima. Bima sebenarnya tidak suka makan buah, tapi karena Mila selalu menyiapkan untuknya sebagai cemilan. Akhirnya mau tidak mau ia melahapnya juga.

“Dek, aku bosen makan buah…” lirih Bima.

“Iya Mas?” saut Mila yang kurang jelas mendengar ucapan Bima karena terhalang suara air yang di wastafel saat sedang mencuci piring.

“Ha?” saut Bima yang lebih memilih berpura-pura tidak mengatakan apa-apa daripada hubungannya dengan Mila kembali merenggang.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Mila menyelesaikan kegiatannya mencuci piring, lalu masuk ke kamarnya untuk bersiap mandi sebelum membantu Bima bersiap dinas sebagai petugas partai seperti biasa. Mila biasanya mandi setelah solat asar, tapi berhubung ia merasa sedikit risih dan basah di bagian intimnya juga khawatir jika ternyata ia haid maka Mila memutuskan mandi lebih awal.

●●●

Bima memilih beberapa pakaian formalnya sendiri, seprti kaos polo dan beberapa kemeja juga almamater partainya. Biasanya Bima menyiapkan semua sendiri dengan lancar dan tanpa kendala. Tapi sejak ada Mila dan rasanya Bima sudah mulai terbiasa menerima bantuan dari Mila yang mengurusnya, Bima mulai merasa keteteran.

“Mas udah masukin handuk belum?” tanya Mila dari ujung pintu kamar Bima.

“Ah iya…” saut Bima lalu mencari handuk.

“Ini udah aku bawain, ini ukurannya sedengan. Ini aku bawain gantungan baju juga 3 bisa di lipet,” ucap Mila sambil mempraktekan dan sedang merapikan bawaan Bima ke dalam kopernya.

Mila langsung memeriksa peralatan mandi suaminya juga dan menggantinya dengan yang baru jika di rasa sudah habis atau kemasannya sudah terlihat buruk karena lama tersimpan di dalam pouch peralatan mandinya.

“Ini aku bawain minyak angin, koyo sama obat magh juga buat jaga-jaga. Aku taruh disebelah sini Mas,” ucap Mila menunjukkan letak ia menaruh barang bawaan Bima. “Udah nanti jasnya tinggal di gantung aja di mobil sama bawa tas kecil buat dompet sama obatmu,” sambung Mila setelah memasukkan semua barang-barang Bima kedalam koper.

Bima mengangguk lalu tersenyum, semuanya selesai dan rapi dalam sekejap saat  Mila yang mengurusnya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

“Nanti aku beliin roti buat di perjalanan ya,” ucap Mila yang benar memperhatikan Bima dengan detail lalu berjalan ke dapur melihat cemilan apa yang bisa ia bawakan untuk suami dan timnya besok.

“Dek…” tahan Bima lalu menarik Mila kembali ke kamarnya sambil menutup pintu.

“M-mas…” lirih Mila kaget dan gugup karena Bima yang tiba-tiba menariknya masuk juga mulai mendekat ke arahnya.

Bima memegang kedua pipi Mila lalu menyudutkannya di pintu sebelum mulai melumat bibirnya dengan lembut. Mila cukup terkejut, namun ia juga senang dan berdebar-debar. Apalagi Bima terus mencumbu bibirnya sambil mengarahkannya menuju tempat tidur sebelum akhirnya menggendong Mila di depan dan menidurkannya dengan lembut di tempat tidurnya.

“Makasih udah pengertian sama aku…” lirih Bima yang mulai menurunkan cumbuannya ke dada Mila sambil berusaha melepaskan kaos oblong yang ia pakai.

Tapi di saat yang bersamaan juga Mila sadar bila ia sedang haid dan tak mungkin memuaskan suaminya saat ini.

“Mas! Stop!” tahan Mila yang tak di pedulikan Bima. “Aku lagi haid…” sambung Mila yang sukses membuat Bima berhenti mencumbunya.

“Hah?! Haid? Argh…” geram Bima kesal karena tak bisa bercinta dengan Mila, padahal ia sudah menginginkannya dari kemarin dan ia juga sudah susah payah mencari momen agar bisa seintim ini dengan Mila.

Mila meringis melihat Bima. “A-aku baru aja haid, taunya juga tadi waktu mandi…” jelas Mila gugup lalu bangun dari tempat tidur Bima hendak kembali ke kamarnya. “N-nanti k-kalo Mas selesai kunjungan, I-innsyaallah udah selesai haidnya. Nanti aku bikin jamu beras kencur biar lebih lancar juga…” sambung Mila berusaha menghibur Bima agar tidak badmood atau ilfil padanya.

Bima mendengus kesal. Bukan kesal pada Mila, tapi pada dirinya sendiri yang tidak tancap gas saja dari kemarin.

“A-aku ke kamarku dulu ya…” pamit Mila yang kembali di tarik Bima yang langsung memeluknya erat. “M-Mas…” lirih Mila yang merasakan kejantanan suaminya yang sudah siap tempur dibalik celananya yang menempel di pantat Mila yang memunggunginya.

“Udah disini aja, aku pengen sama kamu…” ucap Bima menahan Mila yang membuat Mila begitu berbunga-bunga. 

Bab 16 – Kunjungan-2


21
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share