Bab 03 – Belanja Mingguan
Angela ikut pergi ke
supermarket berbelanja kebutuhan mingguan. Nana mendorong troli dengan
mobil-mobilan di depannya yang di naiki Ahmad. Aji juga mendorong troli lebih
besar dan diduduki Angela dan Alif. Ini kali pertama Angela berbelanja dengan
troli dan boleh naik di atasnya. Rasanya sedikit deg-degan dan menyenangkan,
apa lagi Ahmad dan Alif begitu ribut dan asik tanpa mengabaikan kehadiran
Angela juga.
Ahmad tiap mengambil jajanan
yang ia sukai juga mengambilkan untuk Angela dan Alif tanpa di minta. Alif pun
begitu setiap memasukkan barang ke troli langsung mengambilkan untuk Angela
juga. Nana juga langsung melebihkan isi kulkasnya karena ada Angela. Aji hanya
pasrah dengan anak dan istrinya yang memasukkan apa-apa ke troli.
"Angela lapar
tidak?" tanya Nana setelah usai belanja dan tengah membawa belanjaannya ke
mobil di ikuti Alif dan Ahmad yang juga membawa belanjaan lebih ringan.
"Kita makan kipiting aja
yok!" ajak Ahmad antusias dan sudah lapar.
"Sea food terus dek,
bosen..." keluah Alif.
"Papa suka sea
food," saut Aji sambil tersenyum memberi kode pada Nana.
"Angela mau makan
apa?" tanya Nana pada Angela yang belum menjawab pertanyaannya sebelumnya.
Angela diam bingung. Ia tak
pernah di ajak makan keluar dan harus memilih apa yang ingin di makan. Kalau
dulu makan di luar ia hanya ikut saja dan tak banyak rikues. Baru kali ini
Angela di tawari untuk memilih makanannya. "Aku tidak tau,
bingung..." lirih Angela lalu tersenyum canggung.
"Mama pengennya makan
soto daging gitu. Hangat, seger, nanti ada empal kesukaannya adek, tempe goreng
kering kesukaannya papa, ada kikil juga..." ucap Nana sambil memasukkan
belanjaan ke bagasi mobil. "Nanti bisa makan sate telur, Angela suka sate
telur tidak?" sambung Nana.
Angela menggeleng sambil
tersenyum, Angela tidak tau bagaimana bentuknya sate telur, soto, empal, kikil
yang di sebutkan Nana. Hanya tempe goreng kering yang Angela tau.
"Tu Jejela juga tidak
suka soto, kita makan kipiting aja!" Ahmad berkeras.
"Angela ga suka
soto?" tanya Nana.
Angela tersenyum bingung harus
menjawab apa. "Aku bingung," aku Angela lalu masuk ke mobil dan duduk
di tengah-tengah antara Alif dan Ahmad.
"Kita makan sop ayam
kampung aja gimana?" tawar Aji.
"Tadi di rumah makan
sop..." jawab Alif.
"Yaudah kita semua makan
soto aja, mama pengen soto. Minggu depan baru makan sea food, besoknya ikut
kakak Alif, besoknya Angela, besoknya papa," putus Nana.
Ahmad cemberut. Alif
pasrah-pasrah saja, Aji memilih pasrah mengikuti permintaan istrinya yang perlu
banyak di rayu. Sementara Angela nurut saja.
Sesampainya di warung makan
soto kaki lima, Nana yang memesankan untuk anak-anak dan suaminya sementara
yang lain sibuk memilih tempat duduk. Angela duduk di antara Aji dan Alif
sementara Nana duduk bersama Ahmad yang harus ia dampingi saat makan.
Nana menawari jajanan yang di
sajikan di meja pada Angela juga anak-anaknya. Angela senang bisa makan enak
dan mengira soto adalah jajanan yang di sajikan di depannya. Tak selang lama
setelah Angela menghabiskan sate telurnya, soto daging yang di pesankan Nana
datang.
Nana langsung meminta piring
kosong untuk memindahkan soto milik Ahmad ke piring agar lebih cepat dingin.
Sementara Alif sudah bisa menikmati sotonya tanpa harus di pindah-pindah
seperti Ahmad. Tapi Angela... Angela hanya melihat sotonya sambil
meniup-niupnya agar cepat dingin. Angela juga sempat terciprat kuah soto ke
tangannya jadi tak berani menyentuh sotonya.
Sadar Angela tak kunjung
makan, Aji memintakan piring kosong untuk Angela. Agar bisa makan seperti Ahmad.
Di bantu Aji yang memindahkan sotonya ke piring, Angela mulai menikmati makan
malamnya. Soto dengan kecap dan kerupuk, juga tambahan empal dari Alif.
Makan malam yang begitu
berkesan dan menyenangkan bagi Angela. Angela berharap mamanya ada juga, agar
bisa menikmati apa yang ia nikmati kali ini. Angela begitu senang, tanpa tau
kalau Nana dan Aji masih belum benar-benar clear dan mamanya di penjara. Angela
hanya tau ia makan enak, pergi belanja, dan dapat teman baru yang baik seperti
Alif dan Ahmad.
●●●
Sampai di rumah, Aji dan
keluarganya langsung bersiap untuk solat berjamaah bersama-sama. Angela bingung
harus bagaimana. Ia tak pernah di ajari solat, tak pernah lihat mama atau
pengasuhnya solat. Melihat Nana yang memakai mukena juga terlihat lucu karena seperi
pinguin. Sementara Aji dan anak-anaknya memakai sarung yang terlihat seperti
rok.
"Oh Angela ga ada mukena
ya?" tanya Nana.
Angela hanya diam sambil
tersenyum. Nana mengambilkan kerudungnya yang paling besar untuk Angela. Angela
tampak cantik memakai kerudung besar milik Nana. Tapi ini kali pertamanya
solat, Angela bingung kenapa semua berkata Amin setelah hanya diam, dan hanya
Aji yang bersuara keras. Angela bingung kenapa semua membungkuk lalu berdiri
lagi lalu sujud, duduk. Angela tidak paham. Ia terus melirik Nana. Angela juga
bingung kenapa ia tak bisa berdiri sejajar dengan Alif dan Ahmad saat solat,
kenapa harus di belakangnya.
Tapi meskipun Angela bingung
dan bertanya-tanya ia tetap saja mngikuti dengan tenang sampai selesai. Selesai
solat dan menoleh ke kanan dan kiri, Nana menyalimi Angela lalu di serbu kedua
putranya. Angela bingung kenapa harus bersalaman padahal dia tidak kemana-mana
dan baru saja datang.
Semua orang langsung duduk dan
menengadahkan tangan. Angela menatap bingung dan terheran-heran. Sampai
akhirnya Nana menyadari kegiatan rohani adalah sesuatu yang asing bagi Angela.
"Mas, Angela muslim
kan?" tanya Nana sambil melipat mukenanya dan jilbab yang tadi di pakai
Angela.
"Harusnya muslim, Wulan
muslim, keluarganya muslim..." jawab Aji lalu mengecup kening Nana.
"Kayaknya Angela ga
pernah belajar solat. Ga ada mukena juga."
"Yaudah kasih kegiatan
belajar solat aja sambil nunggu dia di jemput orangnya Wulan."
Nana mengangguk lalu pergi ke
dapur menyiapkan susu untuk anak-anaknya dan Angela juga. Aji langsung kembali
ke meja kerjanya dan sibuk dengan pekerjaannya. Ahmad yang melihat susu
langsung cemberut, ia tau kalau sudah ada susu pasti sebentar lagi ia akan di
suruh tidur. Sementara Ahmad masih ingin bermain dengan Angela, Alif juga masih
mengerjakan prnya.
"Aku minum susunya nanti
saja ya, habis kakak selesai kerjakin pr," pinta Ahmad.
"Sekarang aja habis itu
sikat gigi. Angela juga minum susu dulu ya," ucap Nana sambil memberikan
gelas ukuran 200 ml untuk Angela.
Angela tidak suka susu, ia
selalu mendapat pengalaman buruk bersama susu. Terlalu panas, kecut, kecut dan
kental, ya begitulah pengasuhnya kerap memberinya susu basi, atau susu baru
yang terlalu panas. Angela benci susu. Tapi Angela tak berani menolak, Angela
takut di marahi.
Angela tak kunjung meminum
susunya. Ia hanya memegang gelasnya sambil melihat Ahmad yang minum dari
dotnya.
"Angela mau di taruh dot
juga?" tawar Nana yang langsung dijawab dengan gelengan oleh Angela.
Angela langsung meminum
susunya. Kali ini berbeda dari buatan pengasuhnya. Susunya hangat dan pas untuk
di minum, rasanya manis, enak. Susu kali ini tidak seburuk yang ia bayangkan.
Angela langsung menghabiskan susunya.
"Jejela kita sikat gigi
yuk!" ajak Ahmad yang di angguki Angela. Angela mengikuti kultur yang ada
bersama Ahmad dan di bantu Nana.
Usai sikat gigi Ahmad di bantu
Nana mengganti bajunya dengan piama. Sementara Angela mengganti pakaiannya
dengan piama sendiri di kamar tamu yang sementara jadi kamarnya.
"Na..." panggil Aji
mencari istrinya dan langsung membuka kamar Angela.
Aji terdiam sejenak melihat
tubuh Angela yang telanjang dari belakang. Ada begitu banyak memar dan bekas
luka, di punggung, kaki, tangannya. Aji mendengus keras miris melihat tubuh
kurus Angela yang penuh bekas luka lalu kembali mencari istrinya.
"Na, besok kita main ke
rumah orang tua Wulan yuk. Nitipin Angela ke sana..." ucap Aji begitu
ketemu dengan Nana yang tengah menemani Ahmad tidur.
Nana hanya mengangguk lalu
mengibaskan tangannya agar suaminya keluar kamar karena Ahmad yang sudah mau
tidur. [Next]