0
Home  ›  Chapter  ›  Heir Baby

Bab 09 - Pingsan

 

Bab 09 - Pingsan-1

Robi memperhatikan Naila yang kembali ke kamar tampak ceria sambil mengobrol dengan asistennya. Naila juga mengampit lengan asistennya itu seperti teman dekat. Meskipun sama-sama perempuan Robi merasa sedikit kesal. Harusnya Naila seperti itu padanya bukan pada asistennya.

Belum lagi Naila tampak sempat mampir untuk membeli eskrim dulu sebelum kembali ke kamar. Robi ingin eskrim juga. Es krim stroberi seperti yang Naila beli. Naila terus berjalan ke kamar lalu menoleh kebelakang dan mendapati Robi yang menatapnya dengan tajam. Naila tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Robi menundukkan pandangannya. Ia merasa sedikit malu saat Naila melambaikan tangan padanya dengan ceria. Robi melihat kaki Naila yang kecil itu berjalan di atas sendal hotel yang di pakai kemana-mana dari kemarin. Naila tak punya alas kaki yang cantik.

"Menurutmu apa aku perlu beliin sepatu juga buat Naila?" tanya Robi pada Bella.

Bella mengedikkan bahunya. "Nanti juga lama-lama dia beli sendiri. Kakak ga usah repot-repot gitu. Kasih aja uang, dia kan butuh uang doang," ucap Bella.

Robi terdiam ragu. Robi tetap ingin membelikan sepatu untuk Naila. Robi ingin melihat kaki mulus istri kecilnya itu cantik. Tapi ia tak tau berapa ukuran kakinya, rasanya memalukan juga bila Robi salah membeli ukuran dan harus menukarkannya.

●●●

Robi menemani Bella berbelanja. Bella banyak bicara tapi Robi hanya memikirkan kamarnya dan Naila yang ada di sekitarnya. Robi tidak suka di abaikan Naila, meskipun Robi juga tidak suka memperhatikan perempuan-perempuan yang menggodanya. Robi juga masih sebal saat Naila sama sekali tak mengiba padanya sedikitpun. Bahkan saat hanya di belikan beberapa box pie susu dan gelang saja Naila sudah tersenyum sesumringah itu.

"Kak Robi," panggil Bella yang dari tadi meminta pendapat Robi.

"Sudah?" tanya Robi lalu mengeluarkan dompetnya siap membayar.

Bella langsung mendengus kesal dan cemberut. "Kamu suka yang mana?" tanya Bella menunjukkan heels berwarna merah dan navy pada Robi.

"Terserah yang mana saja." Robi kembali duduk dengan bosan.

Sementara Robi bosan berbelanja dengan Bella, Naila sedang menikmati waktunya dengan berendam dan facial di temani asistennya. Naila juga makan siang bersama asistennya dengan nyaman. Sambil bercerita dan menanyakan segala hal soal Robi pada asistennya itu.

"Aku mau istirahat dulu setelah ini, " ucap Naila lalu menyelesaikan makannya. "Hah, Aku jadi sedikit merindukan Mas Robi, " gumam Naila lalu pergi cuci tangan.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Biasanya Tuan menemani Nona Bella belanja cukup lama, "

Naila mengangguk lalu tersenyum. "Yasudah aku mau ke kamar, " ucap Naila lalu berjalan kembali ke kamar.

Naila sempat berpapasan dengan ayah mertuanya. Keduanya sama-sama canggung jadi hanya saling senyum sambil menundukkan kepala dan berjalan melintas satu sama lain.

"Naila, " tahan Salman sebelum Naila membuka pintu kamarnya.

"Iya Pa?" saut Naila.

"Berapa ukuran kakimu?" tanya Salman.

"23 cm, 37, 5," jawab Naila sambil menunggu pertanyaan lainnya.

Salman hanya mengangguk lalu kembali berjalan. Naila juga langsung kembali ke kamar, istirahat sambil menunggu suaminya kembali.

●●●

"Naila, " panggil Robi yang datang menjelang petang.

"Iya, " saut Naila yang sama sekali tak beranjak dari tempat tidur.

Robi merasa sebal karena Naila tak menyambut kedatangannya seperti pelayan dan staf yang ada di rumahnya. Tapi emosi Robi langsung hilang seketika begitu melihat wajah Naila yang memerah karena demam.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Kamu sakit?" tanya Robi panik sambil menempelkan tangannya ke kening Naila.

Naila menepis tangan Robi pelan lalu menggenggam tangannya. "Kayaknya, " jawab Naila lalu kembali tiduran setelah sempat bangun sebentar.

"Kayaknya, kayaknya. Emang sakit kamu itu! Kamu ngapain aja tadi?! Ester mana? Ester!" teriak Robi mencari asistern yang menemani Naila dari tadi.

"Mas, " Naila berusah menahan Robi lalu bangun dan mengejar Robi keluar.

"Ester kamu ngapain aja sama istriku tadi?! " bentak Robi yang sangat marah pada asisten Naila itu.

Ester menunduk bingung harus menjawab apa karena ia hanya duduk dan berjalan sesekali di depan pintu kamar bosnya itu setelah makan siang bersama Naila.

"Mas, dia ga salah. Tadi siang aku habis makan langsung tidur. Aku ga ngapa-ngapain lagi. Emang dari pagi aku dah ga enak badan Mas, " ucap Naila berusaha menjelaskan dan meredakan emosi suaminya yang meledak-ledak.

Robi masih ingin memarahi Ester. Tapi Naila langsung menggenggam tangannya dan menarik Robi untuk kembali ke kamar.

"Kamu ini cuma di tugasin jagain istri saya. Cuma jagain dia doang. Cuma memastikan Naila ini baik-baik saja. Apa susahnya?! " bentak Robi.

"Maaf Tuan, " lirih Ester yang begitu takut dan merasa bersalah sudah lalai dalam menjalankan tugasnya.

Brug! Naila jatuh pingsan di samping Robi yang langsung mengalihkan perhatian Robi dan para staf yang ada.

"Naila!Na! La! Naila!" panggil Robi panik lalu menggendong Naila ke kamar.

Belum ada lima menit menunggu istrinya bangun Robi langsung panik membawa Naila ke rumah sakit. Robi sangat khawatir pada Naila, terlebih mereka juga sedang melakukan program hamil. Robi ingat betul dokternya bilang Naila sehat dan subur. Selain itu ia juga ingat bila hari ini Naila seharusnya tidak kelelahan. Tapi melihat Naila yang demam hingga pingsan begini Robi tak bisa tenang. Robi tak ingin program hamilnya berantakan dan Naila sakit.

Bella dan Katrina hanya diam memperhatikan Robi yang panik dan para staf yang juga bergerak cepat membantu Robi membawa Naila ke rumah sakit. Bella cemburu melihat Robi yang sangat khawatir pada Naila. Sementara Katrina tak suka melihat Naila yang tak setara dengan keluarganya malah di nikahi Robi dan yang akan melahirkan penerusnya nanti.

"Ada apa?" tanya Salman pada Bella dan Katrina.

Bella menggeleng, Katrina tersenyum lembut. "Bukan apa-apa, " ucapnya sambil merangkul suaminya masuk. 

Bab 09 - Pingsan-2


42
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share