0
Home  ›  Chapter  ›  Heir Baby

Bab 07 - Telfon

Bab 07 - Telfon-1

Naila makan dengan lahap. Robi hanya memperhatikannya sambil menggenggam tangan mungil Naila yang beberapa kali mengusap tangannya dengan lembut.

"Enak?" tanya Robi sambil berbisik pada Naila.

Naila tersipu malu mendengar pertanyaan Robi yang seketika mengingatkannya saat di ranjang. "Mas mau coba?" tanya Naila sambil menatap Robi.

"Suapin,” pinta Robi lalu mendekat ke arah Naila.

Naila menyendokkan nasi dengan cumi saus asam pedasnya ke arah Robi. Robi mengangguk menikmati makanan yang di suapkan Naila padanya.

Ajaib, rasa dari masakannya jauh lebih enak dan dapat Robi nikmati daripada sebelumnya.

"Supnya juga enak, coba ya,” ucap Naila setelah Robi menelan makanannya.

Robi mengerutkan keningnya tak suka tapi Naila sudah menyuapkannya jadi ia tak bisa menolak. Benar saja rasanya enak. Tidak seperti saat ia coba sendiri tadi. Aneh kenapa bisa begini? Robi bertanya-tanya.

"Dumpling,” pinta Robi, Naila kembali menyuapinya.

Enak rasanya normal semua. Robi heran kenapa bisa begini. Rasa mual dan mati rasa di lidahnya hilang begitu saja.

Salman melambaikan tangannya, memberi isyarat untuk memanggil pelayan. "Ambilin alat makan lagi, Tuan Muda pengen makan itu,” ucap Salman menyindir Robi.

Robi hanya diam sambil mengerutkan keningnya. Ia kembali mengambil sup dan memulai menyeruput kuahnya. Hambar berbeda dengan yang tadi ia coba saat di suapi Naila.

"Nanti kita ke dokter ya,” ucap Naila yang khawatir pada Robi lalu bangkit dari duduknya.

"Kemana? " tanya Robi panik.

"Toilet, mau cuci tangan sama pipis,” jawab Naila sedikit berbisik.

"Ikut,” pinta Robi yang langsung di pelototi Naila meskipun akhirnya pasrah ke toilet sambil di kawal suaminya begini.

"Kak Robi aneh,” gumam Bella.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Namanya juga pengantin baru,” saut Katrina.

●●●

Robi tak peduli ia masuk ke toilet perempuan. Ia hanya ingin bersama Naila. Beruntung toilet juga sedang sepi dan Naila cukup cepat menyelesaikan buang airnya.

"Kamar lagi aja yuk,” pinta Robi sambil memeluk Naila dadi belakang.

Naila mengangguk lalu menyelesaikan cuci tangannya. "Mas sakit?" tanya Naila memastikan.

"Mungkin,” jawab Robi lalu menggenggam tangan Naila yang lembab kembali ke kamar tanpa meneruskan makan malam bersama keluarganya.

Sesampainya di kamar Robi hanya diam tiduran di tempat tidur dengan lemas. Naila mengganti pakaiannya dengan kaos oblong milik robi sebelum menemani Robi tiduran.

"Obat magh mau?" tawar Naila.

Robi mengangguk lemas. Naila langsung mengambilkan obat magh dan air mineral botolan untuk Robi. Robi menatap Naila sejenak sebelum meminum obatnya. Robi tak pernah berharap Naila akan melayaninya atau peduli pada kesehatannya. Robi hanya memperalat Naila bahkan menikahinya saja seperti membeli budak. Robi tidak menaruh banyak rasa pada Naila, hanya sebatas Naila adalah calon ibu dari anak-anaknya. Tidak lebih.

"Naila, kalo kamu hamil pengen hadiah apa dari aku?" tanya Robi sambil meletakkan minumannya di atas laci.

Naila diam sejenak, ia ingin menjawab pulang pasti di tolak Robi. "Aku ingin punya kamar sendiri di rumahmu. Aku butuh menenangkan diri," ucap Naila.

Robi mengangguk. "Itu saja?" tanya Robi sambil menatap Naila.

"Aku ingin sering bertemu ibuku," jawab Naila.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Robi kembali mengangguk mengizinkan. Toh saat ia tidak di rumah atau bersenang-senang dengan wanita lain Naila setidaknya ada yang menemani di rumah. Apa lagi katanya saat hamil wanita kurang baik bila terlalu sering berhubungan intim. Robi juga sibuk kerja, tanpa Naila di kamarnya atau berseliweran di sekitarnya pasti lebih nyaman. Toh Naila masih di rumah, banyak yang mengawasinya.

"Aku ingin mencoba memasak," ucap Naila lalu tiduran sambil menatap langit-langit kamarnya di samping Robi.

"Boleh, kamu boleh pakek dapur di rumah," jawab Robi yang masih menatap Naila.

Naila mengambil ponselnya. "Ini," Naila menunjukkan gambar cookies yang di jual temannya. "Temanku jualan cookies, aku juga pengen,” lanjut Naila.

"Ku belikan,” ucap Robi enteng.

"Bukan! Aku juga mau bikin sendiri,” jawab Naila.

Robi mengangguk lalu memeluk Naila sambil memejamkan matanya. Naila meletakkan ponselnya lalu membalas pelukan Robi sambil mengelus punggungnya lembut. Robi merasa begitu nyaman dan tenang bersama Naila. Robi sedikit bingung kenapa ia merasa seperti kasih sayang dan kekosongan dalam hatinya karena kematian ibunya sedikit terisi. Tapi ia buru-buru menyimpulkan kalau perasaannya itu karena Naila menemaninya saja saat sakit. Tidak lebih.

●●●

Ponsel Naila berdering pelan, tapi itu sudah cukup membangunkan Robi tengah malam. Panggilan dari teman sekelas Naila dulu, Robi ingin mengangkatnya tapi ia lebih memilih untuk mengabaikannya. Robi menatap Naila yang masih memeluknya tertidur dengan tenang. Robi ingin mengecup kening Naila tapi ia urungkan dan lebih memilih untuk bangun dan melihat pesan masuk di ponselnya.

"Halo,” jawab Robi sambil berjalan menjauh dari Naila yang tidur.

"Gimana bro dah jadi bikin anak?" tanya Bara teman kuliah Robi di ujung sana.

"Jadi dong, udah bikin. Ini istriku tidur,” jawab Robi lalu menyentuh bibirnya sendiri setelah mengucapkan istriku dengan entengnya.

"Cie sekarang manggilnya istri, Dah ga bisa ikut main lagi dong?"

"Bisa lah, gampang kalo itu."

Robi melongok ke arah Naila memastikan ia masih tidur, tapi seketika Robi tersadar ia tak perlu melakukannya toh menikah bukan karena cinta dan ia punya kendali penuh dalam hubungannya. Kenapa ada rasa takut di hatinya pada Naila.

"Mungkin beberapa bulan ini aku fokus bikin anak dulu. Perusahaan itu sangat penting,” ucap Robi.

"Setuju sih, nanti kalo istrimu dah hamil kita rayain. Ada klub baru katanya ceweknya masih baru-baru, cantik-cantik,” ucap Bara yang selalu suka berpesta dan gonta-ganti pasangan.

"Gampang," jawab Robi lalu mematikan telfonnya sambil menghela nafas. Sejenak ia merasa bersalah pada Naila, tapi ia merasa tak perlu terlalu menggunakan perasaan juga pada Naila. Robi bingung sendiri pada perasaannya.

Bab 07 - Telfon-2


42
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share