0
Home  ›  Chapter  ›  Heir Baby

Bab 40 - Melahirkan

 

Bab 40 - Melahirkan-1

Pagi-pagi ponsel Naila dapat banyak notifikasi pesan masuk. Benar-benar banyak dan ramai. Naila menyemak grup kelasnya yang tiba-tiba ada fotonya yang sedang hamil besar dan bersama Robi tersebar. Begitu banyak pesan yang terus-menerus masuk hingga Naila tak bisa membalas dan menanggapi satu persatu, tanggapannya juga tenggelam jauh karena teman-temannya terus mengirim pesan dan spekulasinya. Reyhan juga ikut mengirim pesan-pesan yang jahat pada naila di grup. Tak satupun ada orang di pihaknya lagi. Naila benar-benar sedih, panik dan terpojokkan.

Naila berusaha untuk tak mempedulikannya apalagi ia mengalami kontraksi yang terasa begitu intens dan begitu menyakitkan. Robi langsung membawa Naila pergi ke rumah sakit tak mau mengambil resiko. Sementara Naila memasukkan ponselnya yang terus bergetar itu kedalam gelasnya kopi milik suaminya sebelum pergi ke rumah sakit.

Naila juga sudah siap bila harus melahirkan. Witri juga langsung mengambil cuti untuk menemani putrinya melahirkan. Tapi sayangnya Naila yang memiliki panggul yang kecil tak bisa melakukan persalainan secara normal. Jadi mau tidak mau harus melahirkan secara caesar.

"Aku cinta kamu Naila, lebih dari apapun, " bisik Robi sebelum Naila masuk ke dalam ruang operasinya.

Witri terus berdoa untuk keselamatan Naila. Robi juga tampak tidak tenang dan sangat cemas. Salman datang juga bersama Katrina.

"Wah kalo lahirannya pakek jalan pintas ga jadi ibu beneran dong namanya, " komentar Katrina.

Semua orang langsung menatapnya dengan tajam. Witri geleng-geleng kepala. Semantara Robi kaget bisa-bisanya saat ia sedang menanti keselamatan istri dan anaknya Katrina malah berkomentar bodoh seperti itu.

"Kamu kok ngomong gitu sih, kalo ga bisa ngomong yang baik mending diem, " ucap Salman mengingatkan Katrina.

Katrina mendelik tak suka di ingatkan seperti itu.

"Papa udah urus surat-surat sahamnya buat kamu, papa juga kasih sedikit buat hadiah Naila sama cucu papa, " ucap Salman.

"Iya, " jawab Robi pelan sambil menatap ruang operasi yang masih tertutup.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Salman kembali diam semua diam, Witri terus berdoa dan berdzikir agar putrinya dapat kelancaran. Hingga akhirnya lampu di ruang oprasi berubah jadi hijau. Tak lama seorang perawat menunjukkan bayi laki-laki agar di beri adzan dan iqomah dari ayahnya. Tapi Robi sama sekali tak tertarik pada bayinya.

"Istriku gimana?" tanya Robi.

"Alhamdulillah sehat semua pak, istrinya masih di jahit dulu. Masih belum sadar tapi operasinya lancar, " ucap perawat mengabarkan dengan ceria.

Robi langsung meluruh ke lantai. Kakinya begitu lemas, airmatanya tak bisa ia tahan lagi. Begitu lega dan terharu akhirnya ia benar-benar menjadi ayah. Robi terus menangis sambil memegangi box bayinya sebelum akhirnya ia membisikkan adzan dan iqomah untuk putranya. Tak lama putranya ikut menangis.

Witri juga begitu terharu. Tak menyangka ia sudah menjadi nenek. Rasanya begitu cepat putrinya yang masih remaja sekarang sudah jadi ibu dan melahirkan seorang bayi yang tampan. Salman juga terharu. Hanya Katrina yang tak terharu atau ikut senang dengan kelahiran bayi kecil Robi ini.

"Halo aku papamu, " bisik Robi lembut lalu mencium jemari bayinya yang menggenggam jarinya begitu erat.

"Mau di kasih nama siapa?" tanya Salman.

"Jalu, Jalu Suandakni, " jawab Robi.

Katrina tertawa terbahak-bahak mendengar nama yang Robi berikan pada bayinya. "Kenapa ga sekalian di kasih nama Ayam Jago Bangkok aja ?" ejek Katrina.

Salman langsung bangun dan menampar istrinya yang begitu berani mengejek cucunya. Salman langsung menyeret Katrina keluar tapi tak selang lama ia kembali lagi untuk mengawasi cucunya. Tak lama Naila keluar dari ruang oprasi yang dingin dan di pindahkan ke ruang icu.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Kenapa namanya Jalu, Mas? " tanya Witri pada Robi.

"Jalu itu kan biasanya buat berantem, senjatanya ayam jago buat mempertahankan miliknya. Aku pengen anakku jadi pemberani, bisa jagain keluarga, jadi penerus yang baik, " jawab Robi menjelaskan dengan bangga filosofi di balik nama putranya.

"Bagus namanya, " puji Witri.

"Ibu aku mau sama Naila dulu ya, " ucap Robi.

"Sana kamu juga temenin Naila, kamu ibunya kan? Biar bayinya aku yang jagain dulu, " ucap Salman meminta Witri ikut menemani Naila di ICU.

Bab 40 - Melahirkan-2

Edo kembali datang ke rumah Robi begitu mendapat kabar bila Naila sudah melahirkan. Apa lagi Edo dapat kabar kalau Naila dapat begitu banyak hadiah dari mertua, kerabat, rekan kerja, dan segala jaringan yang suaminya punya. Tentu saja Edo juga memperkirakan kalau Naila pasti dapat hadiah paling besar dari suaminya. Japi ia datang ke pesta yang di adakan FS Group tersebut.

Tak ada orang yang menyambutnya. Meskipun ia sudah datang bersama istri barunya dengan gaya bak sosialita. Bahkan kalau Edo tak mengatakan kalau ia ayah Naila mungkin ia sudah di usir oleh bagian keamanan. Tapi begitu ia sampai Edo begitu terkejut karena ada keluarga mantan istrinya yang datang dan dapat tempat duduk khusus seperti tempat duduk kolega lainnya. Witri juga tampak begitu ceria dan terawat setelah lama bercerai dengannya.

"Naila mana? Aku mau minta jatahku juga, " ucap Edo pada Witri.

"Jatah apa? Kamu udah jual dia, udah ambil semuanya, kamu juga gadein rumahku, kamu mau minta apa lagi? " saut Witri tak terima putrinya terus di peras dan di peralatan begini.

"Halah, kamu bilang gitu seolah-olah gak menikmati harta dari Naila aja! "  bentak Edo lalu melihat Robi dan para ajudannya yang datang bersama Naila juga bayi kecilnya.

Naila dan bayinya hanya muncul sebentar untuk berfoto saja lalu masuk ke dalam. Edo langsung berlari menyelinap memaksa masuk. Edo ingin segera menemui Naila dan minta beberapa uang untuk biaya persalinan istrinya nanti.

"Naila! " teriak Edo memanggil Naila yang baru akan masuk ke dalam.

Naila terperanjat kaget melihat ayahnya datang menemuinya.

Bab 40 - Melahirkan-3


42
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share