Bab 39 – Teman Naila
Robi mengajak
Naila untuk makan siang di resto yang biasa ia datangi bersama ibunya dulu.
Robi juga memesankan menu yang biasa ia nikmati bersama ibunya dulu. Naila tak
keberatan saat suaminya memilihkan menu makan siang untuknya apa lagi ia juga
bingung dengan deretan nama menu yang kebarat-baratan.
"Dulu aku
sering ke sini sama mamaku. Tiap mamaku sedih, seneng, bosen, pasti di ajak
kesini, " ucap Robi.
"Mama? Mama
Katrina?" tanya Naila.
Robi menggeleng.
"Bukan, dia ibu tiriku. Mamaku yang asli mama Frida. Mamaku udah
meninggal. Tapi papaku nikah lagi diem-diem waktu mamaku sakit keras,"
Robi tersenyum getir.
Naila langsung
memeluk Robi dan menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut. "Maaf, aku ga
tau, " ucap Naila.
Robi tersenyum
lalu mencium bibir Naila. "Nanti di rumah aku tunjukin foto-foto mamaku,
" ucap Robi lalu menggenggam tangan Naila yang kembali duduk di kursinya.
Naila mengangguk
sambil tersenyum. Tak lama menunggu pesanan mereka datang. Robi memotongkan
steak milik istrinya sebelum mulai memotong miliknya sendiri. Naila merasa
senang karena Robi memperhatikannya dan sekarang hubungannya jadi sangat
harmonis.
"Tadi kamu
senamnya ngapain aja?" tanya Robi membuka pembicaraan kembali agar
makannya tidak sepi.
"Kayak
biasa, sama tadi ngatur nafasnya lebih lama lagi soalnya bentar lagi mau lairan,
" jawab Naila.
Oki berharap
bila ia akan melihat Naila yang datang lagi bersama Robi. Tapi sayang kali ini
Naila tak ikut. Hanya ada Robi. Robi tampak lebih fresh dan ceria dengan mood
yang baik ketika datang. Orang-orang langsung bergosip dan mengatakan kalo Robi
sedang dalam mood yang baik pekerjaan akan jauh lebih ringan dan tentu nya tak
kena semprot.
"Istriku
juga dari SMA yang sama kayak kamu, " ucap Robi.
Oki langsung
mengangguk dan berencana akan menjual nama Naila agar ia bisa langsung di
terima kerja.
"Apa
kesibukanmu akhir pekan?" tanya Robi.
"Chatting
aja sih pak, ngobrol sama temen-temen terus pergi ke mall makan. Tapi ga tiap
minggu."
Robi mengerutkan
keningnya lalu menatap Oki serius. "Selain jadi SPG kamu kesibukannya
apa?" tanya Robi.
"Saya bikin
online shop, jualan kue gitu pak. Sebenarnya mau bikin bisnis bareng
temen-temen saya gitu sama Naila, Siska, Juli, Reyhan gitu. Tapi pada sibuk.
Jadi ga jadi," ucap Oki yang merasa bila menjual nama Naila di tambah
Reyhan akan membuatnya terlihat makin keren.
"Ow! "
ucap Robi lalu diam dan di lanjutkan wawancara dengan HRD yang ada.
Robi langsung
kehilangan ketertarikan untuk mempekerjakan teman istrinya itu. Selain karena
ada kata Reyhan yang di sebut, Robi juga merasa Oki banyak berbohong. Ia tak
pernah mengajak Naila berbisnis bersama. Bahkan sudah lama grup chat
pertemanannya tak ada aktivitas sama sekali. Tak hanya itu bila melihat dari
percakapan yang ada Robi malah kasihan pada Naila yang selalu di abaikan.
"Iya adek
kenapa?" tanya Robi yang mengangkat telfon dari Naila lalu berjalan keluar
meninggalkan ruang interviewnya. "Ibu belom pulang?" tanya Robi lagi.
"Aku shoppingnya weekend aja, tadi kontraksi. Aku takut kalo mau lairan jadi telfon
Mas, tapi sekarang udah ga sakit, " ucap Naila.
Robi mengangguk.
"Eh kamu punya temen namanya Oki?" tanya Robi.
"Iya,
bestie aku itu. Yang sering chating di group itu loh, Hubby kan liat juga, " jawab Naila.
"Kamu
pernah di ajak bikin bisnis bareng?" tanya Robi.
"Enggak,
aku ga punya uang ga bisa ikut kasih modal kan. Jadi kayaknya aku ga di ajak
deh. Tapi kayaknya Oki, Siska sama Juli tetep bikin jualan cookies gitu. Dulu
aku kan pernah bilang kamu kalo pengen beli, " jawab Naila. "Kamu kok
tiba-tiba bahas Oki?"
"Dia lamar
kerja di sini. Ini lagi di interview, " jawab Robi lalu kembali ke ruang
interview sebelum Oki selesai di wawancara. "Kamu tidak di terima kerja,
aku tidak suka pembohong. Interview cukup, " ucap Robi tegas yang membuat Oki
kaget. Padahal ia sudah begitu percaya diri bila akan di terima.
"Loh kenapa
pak?" tanya Oki tak terima.
Robi menghela
nafas kesal. "Pertama kamu bohong soal kedekatanmu sama Naila. Aku tau
Naila dan hubungannya denganmu. Kamu juga nyoba buat menjual nama Reyhan biar
kamu bisa di terima kerja. Kamu ga punya value."
Oki hanya bisa
diam tak terima dengan keputusan sepihak dari Robi. Semua orang juga langsung
menatapnya jijik setelah tadi sempat menaruh hormat padanya. Begitu keluar dari
ruangan beberapa pelamar ikut membicarakan Oki juga dan memandang Oki sebagai
samah karena sudah berbohong dan mengarang cerita.
"Kalo kamu ada di sini dari tadi pagi dan belum pergi sampai sekarang. Pasti kamu liat Naila dateng. Tapi kamu ga sapa dia. Aku jadi ga yakin kalo kamu beneran temennya, " ucap Robi lalu pergi sementara interview di lanjutkan oleh pegawainya yang lain.