0
Home  ›  Chapter  ›  Heir Baby

Bab 38 – Wawancara

 

Bab 38 – Wawancara-1

Naila masih nyaman dalam pelukan Robi, Robi juga masih ingin memeluk Naila kalau saja ia tak ada jadwal untuk mengawasi perekrutan karyawan baru di perusahaannya. Jadi pagi-pagi Robi sudah olah raga lalu mandi dan bersiap sarapan bersama istri dan mertuanya. Naila juga hari ini ada kegiatan senam ibu hamil dan latihan pernafasan untuk menghadapi proses melahirkannya nanti. Biasanya Naila di temani suaminya, tapi kali ini ia sendirian. Tak hanya itu Naila juga ingin pergi shopping.

"Belanja aja," ucap Robi lalu mentransfer uang belanja tambahan untuk Naila. "Aku transfer seratus, nanti kalo kurang bilang aja, " sambung Robi.

Naila mengangguk. "Aku nanti mau beli HP baru, " ucap Naila yang di angguki Robi.

"Belilah, beli aja HPmu juga dah jelek dah lama, " ucap Robi lalu menghabiskan sarapannya. "Nanti belanja sendiri apa sama ibu?" tanya Robi.

"Sendiri, di temenin Ester sama supirmu aja. Ibu kan ngajar, " ucap Naila cemberut.

"Ya kalo mau di temenin ibu abis ibu pulang lah, " jawab Witri.

Naila mengangguk lalu beranjak dari duduknya untuk mengikuti suaminya yang kembali ke kamar bersiap untuk bekerja.

"Nanti aku pulang buat makan siang sama kamu, nanti kabarin aja kamu mau makan dimana, " ucap Robi sambil menyemprot parfumnya.

Naila mengangguk lalu melebarkan tangannya untuk memeluk suaminya. Robi tersenyum lalu membalas pelukan Naila sambil melumat bibirnya dengan lembut. Bila biasanya Naila hanya diam agar Robi bisa berangkat kerja dengan cepat kali ini Naila membalas lumatan Robi. Naila juga tak ragu untuk membalas lidah Robi yang menjelajahi mulutnya.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Robi menggendong Naila kembali ke tempat tidur naila mengelus punggung Robi juga dadanya yang bidang. Robi yang sudah rapi tak bisa menahan dirinya lagi. Naila juga tampaknya menginginkan gal yang sama jadi sama sekali tak melakukan perlawanan sedikitpun saat suaminya melepaskan celana dalamnya.

"Satu ronde aja, sisanya abis kerja ya, " ucap Robi pada Naila yang sebenarnya sedang menasehati dirinya sendiri.

Naila tersenyum lalu mengangguk dan sengaja melepaskan piamanya agar telanjang bulat dan membuat suaminya makin bergairah.

●●●

Naila duduk bersila berhadapan dengan instruktur senamnya. Keringatnya bercucuran padahal ia hanya melakukan gerakan-gerakan ringan dan pelatihan pernafasan seperti biasanya.

"Tarik nafas, Tahan, Tahan, Hembuskan pelan-pelan dari mulut, Iya, Bagus, " ucap instruktur senamnya memberi aba-aba untuk pendinginannya.

Naila mengikuti dengan baik sambil mengelus perutnya yang begitu besar dan sebentar lagi akan segera bertemu dengan bayinya. Naila terus mengatur pernafasannya sambil merasakan tendangan dari bayi di rahimnya yang begitu aktif belakangan ini.

Usai senam Naila pergi ke kamar untuk mandi. Senam sangat melelahkan dan ia harus melewati tangga yang begitu banyak menuju lantai dua. Naila begitu malas dan sudah lelah. Tapi ia ingat bila ia perlu banyak bergerak agar persalinannya lancar.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Sampai di kamar Naila tiduran sebentar. Naila jadi ingat betapa nikmatnya morning sexnya tadi sebelum suaminya berangkat kerja. Naila meraba kewanitaannya tapi ia langsung mengurungkan niatnya untuk masturbasi dan lebih memilih untuk mandi sebelum pergi ke kantor suaminya.

"Hubby nanti aku ke kantormu ya, kita makan di luar, Aku pengen makan steak, " ucap Naila sambil menelfon Robi.

"Boleh, kamu udah shopping?" tanya Robi.

"Belom, nanti nunggu di temenin ibu aja. Ini tadi abis mandi mau shopping tapi dedeknya ga mau di ajak jalan-jalan yaudah aku masih di kamar ini, " Robi tertawa mendengar curharan istrinya. Robi ingat betul betapa lucunya Naila saat bayi di perutnya tak mau di ajak kompromi dan Naila harus menungging sambil mengatur nafasnya atau duduk di atas ballgym sambil memutar pinggulnya dan mengatur nafasnya juga.

●●●

Oki datang ke kantor FS Group untuk ujian wawancara. Ia dapat nomor antrian di tengah padahal ia sudah datang setelah subuh tapi ternyata ia kalah cepat. Antrian masih panjang tapi ia begitu gugup bila ia tak di terima.

"Itu pak bos, " ucap beberapa calon pelamar sambil berbisik memperhatikan Robi yang berjalan masuk ke ruang interview di ikuti beberapa ajudan.

Oki menganga tak percaya bila bosnya nanti akan setampan Robi. Aura kharismatik Robi begitu terasa dan sukses menyihir para calon karyawatinya. Tak lama Robi keluar lagi lalu masuk ke ruang interview lainnya. Sampai akhirnya ia masuk ke salah satu ruangan dan ikut menjadi pewawancara.

"Ganteng banget, sayang udah nikah. Kata kakakku yang kerja di sini pak bos bucin banget ke istrinya, " ucap calon pelamar lain. Oki ikut menyemak.

Tak lama para ajudan langsung berlarian keluar untuk menyambut Naila. Semua mata langsung tertuju pada perempuan muda yang tengah hamil tua itu. Naila menyapa semua orang dengan ramah lalu berjalan begitu saja untuk menemui suaminya. Hanya Oki yang melongo dan langsung memfoto Naila secara sembunyi-sembunyi.

Tak lama Robi keluar lalu memeluk Naila dan berjalan keluar sambil bergandengan tangan meninggalkan kantor untuk makan siang bersama. Oki terus mengambil foto dan vidio kebersamaan Naila dan Robi. Oki tak menyangka bila sahabatnya yang lama tak berkomunikasi dengannya itu sekarang tengah hamil dan menikahi seorang sugar daddy. Oki merasa jiwa tukang gosipnya langsung bergetar, ia langsung mengirim hasil gosipnya ke grup pertemanannya tanpa ada Naila di dalamnya untuk bergosip bersama teman-temannya. Tapi baru ia ingin mengirim ia menahan dirinya. Akan lebih keren bila ia dapat lebih banyak fakta dan membagikannya digrup kelas ketika ia sudah di terima bekerja nanti.

Bab 38 – Wawancara-2


42
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share