0
Home  ›  Chapter  ›  Heir Baby

Bab 34 – Rehabilitasi

Bab 34 – Rehabilitasi-1

Naila kembali bersedih lagi. Ternyata bertengkar dengan Robi lebih baik daripada berpisah seperti ini. Meskipun begitu Naila tetap berusaha menjaga kandungannya agar tetap sehat. Dokter juga menyarankan agar Naila tidak terlalu stress dan memasrahkan semuanya pada kuasa hukum saja. Tapi tetap saja Naila sulit untuk bisa tenang.

"Ibu aku kangen sama Mas," ucap Naila sambil di suapi Witri.

"Habis makan kan kita kesana, " ucap Witri menghibur Naila.

Naila mengangguk pelan. Usai makan Naila mengambilkan baju ganti dan menyiapkan beberapa makanan untuk Robi. Naila ingin memastikan kondisi suaminya secara langsung. Jadi ia benar-benar datang ke tempat suaminya di tahan.

●●●

Robi tampak ceria karena hubungannya sudah membaik dan ia akhirnya benar-benar mendapatkan segala yang sudah lama ia impikan dari Naila. Kehangatan keluarga yang selama ini ia harapkan akhirnya ia dapatkan pada Naila. Bahkan Robi tak pernah mengharapkan ini akan terjadi.

Bara tampak muak dan kesal melihat betapa bahagianya Robi dengan keluarga kecil yang baru ia bangun. Bara iri Robi yang kasar dan arogan juga tak bisa memperlakukan perempuan dengan baik bisa dapat istri sesempurna Naila. Bahkan Bara tau betapa seringnya Naila mendapat KDRT dari Robi. Tapi Robi tetap memenangkan hati Naila.

"Aku kangen Mas, " ucap Naila lalu menyuapi Robi dengan sabar.

Robi tak dapat menjawab ucapan Naila. Jujur Robi juga merindukan Naila. Bertemu dengan Naila yang di batasi waktu membuat Robi makin merindukan Naila lebih dari apapun.

"Aku bawain baju ganti buat Mas," ucap Naila lalu menyuapkan suapan terakhir bekalnya pada Robi.

Robi mengangguk lalu diam. Kebahagiaannya ketika tau di khawatirkan dan di tangisi Naila. Sedikit menghilang. Ternyata membuat istrinya khawatir dan menangisinya bukan hal yang baik.

Naila duduk bersandar lalu menghela nafas. Robi mengelus perut Naila lembut lalu mengecupnya lembut. "Sabar ya, " lirih Robi.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Naila mengangguk lalu mengusap wajah suaminya dan mencium pipinya cukup lama sebelum memeluknya erat. "Besok aku kesini lagi, Mas mau di bawakan apa?" tanya Naila lembut.

"Bawain selimut. Di dalem dingin, " ucap Robi.

Naila mengangguk lalu kembali memeluk erat Robi sebelum Robi masuk.

Bara hanya menatap di kejauhan betapa beruntungnya Robi bisa punya istri seperti Naila. Bahkan Naila yang seharusnya berkesempatan untuk kabur dan membawa uang dari Robi tetap memilih untuk datang dan mengkhawatirkan Robi. Bara begitu iba melihat Naila. Harusnya ia masih bersenang-senang tapi sekarang ia malah sudah menikah dan hamil. Belum lagi punya suami seperti Robi. Tapi Naila tetap saja mencintai Robi. Bara benar-benar iri.

●●●

Naila benar-benar datang hampir setiap hari. Meskipun pernah sekali Naila tak datang karena ia benar-benar drop dan harus di rawat serius. Tapi esok harinya dengan badan yang masih demam dan pucat ia tetap datang menemui Robi. Terus begitu hingga kondisi kesehatannya membaik dan Robi juga semua yang di tahan sidang.

Naila juga hadir di persidangan. Berharap hari itu ia bisa pulang bersama suaminya. Tapi hakim memutuskan agar seluruh terdakwa mendapat rehabilitasi. Naila menangis tak terima. Ia yakin suaminya bukan pengguna. Ia tak rela bila harus berpisah dengan suaminya lebih lama lagi.

Robi langsung di pindahkan ke panti rehabilitasi. Naila segera menyusul ke sana. Kuasa hukum Robi meyakinkan pada Naila bila Robi hanya di perlu Rehabilitasi selama sebulan. Tapi bagi Naila itu tetap waktu yang lama.

Begitu sampai Naila juga tak bisa langsung bertemu dengan suaminya begitu saja. Ia harus melakukan pemeriksaan keamanan terlebih dahulu. Meskipun kali ini Robi tak perlu di borgol lagi dan lebih bebas. Naila tetap berharap bila Robi bisa pulang bersamanya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Pembohong! " ketus Naila dengan mata berkaca-kaca pada Robi. "Katanya cuma sebentar! Sekarang malah jadi sebulan! " sambung Naila sambil menghentakkan kakinya memarahi Robi.

Robi menarik tangan Naila lalu memangkunya sambil memeluknya erat. "Maaf ya, tapi itu sudah yang paling cepat dan tepat Dek. Misalnya Mas pulang seenaknya nanti bakal banyak hujatan," Robi berusaha memberikan pengertian pada Naila.

Naila menangis sambil memeluk erat Robi menyembunyikan wajahnya pada dada bidang suaminya itu. Naila hanya diam sementara Robi mendekapnya agar ia tenang. Witri menata barang-barang milik Robi di lemari lalu duduk di samping Robi yang mendekap erat Naila.

"Ibu temenin Naila ya sementara, " ucap Robi pada Witri.

Witri mengangguk sambil menghela nafas.

Bara datang menghampiri Robi di kamarnya. Bara yang melihat Naila ada dalam pangkuan Robi merasa tidak terima. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa karena kecerobohannya juga ia dan Robi jadi harus di rehab seperti ini.

"Adek jaga kesehatan ya, jangan kecapekan, " ucap Robi lembut sambil mengelus perut Naila.

Naila mengangguk lalu menatap Robi. Robi tersenyum lalu mengecup bibirnya dengan lembut. Naila membalas kecupan Robi lalu kembali membenamkan wajahnya di dada suaminya itu.

"Naila hampir nangis tiap hari, ga mungkin sehari ga nangis. Ya kangen lah, ya sedih lah, ya khawatir lah, ada aja pokoknya yang bikin nangis," ucap Witri memberi tahu Robi.

Robi tersenyum lalu mengeratkan pelukannya pada Naila. "Sabar ya Sayangku, sabar sebentar lagi ya, " ucap Robi menguatkan Naila sambil mengecup keningnya.

"Hubby janji ya, " ucap Naila dengan suara gemetar menahan tangisnya.

Robi terdiam begitu kaget dan senang di panggil dengan panggilan sayang yang baru oleh Naila. "Coba ulangi lagi tadi panggil aku apa?"

"Hubby... "

Robi berusaha menahan senyumnya tapi wajahnya sudah tersipu senang dan malu-malu kucing di panggil Hubby

Bab 34 – Rehabilitasi-2

42
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share