0
Home  ›  Chapter  ›  Heir Baby

Bab 32 – Grebek

Bab 32 – Grebek-1

Robi tak bisa tertawa dengan candaan Bara. Ia tengah di bakar cemburu dan membiarkan istrinya di sukai banyak orang membuatnya makin terbakar lagi. Seorang wanita mendekat pada Robi. Robi hanya diam membiarkan wanita itu menggerayanginya. Ia berusaha dengan keras meyakinkan dirinya bila Naila tak akan meninggalkannya dan ia tetap jadi pria bebas yang biasanya.

Di kejauhan Reyhan yang di terima bekerja oleh Bara karena sudah mengganti namanya datang mendekat ke arah Robi lalu menawarkan minuman dan rokok yang ia jual. Robi hanya mengambil rokoknya tak lama Reyhan pergi ke meja yang sudah di booking para ibu-ibu sosialita.

"Wait! " ucap Robi lalu menarik tangan Reyhan.

Reyhan begitu ketakutan namun tetap berusaha tenang. Berharap suasana yang remang-remang membuat Robi tak dapat mengenalinya.

"Apa aku pernah ketemu kamu sebelumnya?" tanya Robi.

Reyhan tersenyum canggung. "Saya anak baru," jawab Reyhan pelan.

Robi mengangguk lalu melepaskan tangannya. Sementara Reyhan yang harusnya menemani para ibu-ibu sosialita langsung berlari keluar dari diskotik. Badannya gemetar ketakutan, Reyhan langsung pulang begitu saja dan tak peduli lagi dengan pekerjaannya ini.

●●●

Witri setelah sekian lama tidak menemui Naila akhirnya datang ke rumah. Witri kaget melihat pintu kamar Naila yang rusak di dobrak. Meskipun kamar Naila sudah di rapikan seperti semula dan ada seorang tukang yang memperbaiki pintunya.

"Ada apa kok pintunya rusak?" tanya Witri khawatir apa lagi melihat ada memar di sudut tulang pipi Naila.

"Ini, Mas Robi panik aku ga buka pintu kamar jadi di dobrak. Padahal aku lagi tidur, " jawab Naila lalu mengikuti ibunya masuk ke kamar.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Witri menghela nafas paham bila putrinya sedang menyembunyikan sesuatu. Witri langsung mengambil salep memar untuk mengobati memar di wajah Naila lalu memeluknya erat. Naila tak bisa menyembunyikan tangisnya lagi, ia langsung menangis tersedu-sedu tanpa dapat berkata apapun.

Naila hanya menangis tanpa berani menatap ibunya. Naila begitu sedih dan kacau dengan segala masalah dalam rumah tangganya. Naila ingin menceritakan betapa lelahnya ia menghadapi Robi dan segala keangkuhannya juga kearoganannya selama ini.

"Cup, Cup, Anak ibu di jahatin terus kasihan, " ucap Witri sambil menepuk-nepuk punggung Naila agar tenang.

Naila menggeleng, bagi Naila suaminya adalah orang yang baik. Hanya saja Robi kadang lepas kendali dan keras kepala. Naila juga tak mau hidupnya jadi berantakan bila bermasalah dengan suamainya juga. Selain itu juga Naila sudah menaruh banyak rasa pada Robi apa lagi Robi adalah ayah dari bayi di kandungannya.

"Jangan sedih terus, nanti dedek bayinya jadi cengeng. Jadi ikut sedih juga kalo kamunya nangis terus, " ucap Witri sambil menyeka air mata Naila lalu mengelus perut Naila yang sudah buncit.

"Mas Robi kadang suka marah, kadang baik. Aku bingung sama Mas, aku ga ngerti harus sayang sama Mas gimana. Kayak salah terus aku bingung, " ucap Naila sambil menyeka airmatanya sendiri lalu tiduran bersama ibunya.

"Ga usah di inget-inget jeleknya suami. Di maafin aja, di inget baik-baiknya aja. Nanti kalo ada waktu buat ngobrol berdua baru di omongin baik-baik. Kalo suami marah jangan ikut marah, Nanti jadi berantakan," ucap Witri menasehati Naila dengan lembut sambil memeluknya dan mengelus-elus punggungnya.

●●●

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Robi merasa sedikit lega karena istrinya tak menghubungi siapapun dari kemarin selain ibunya. Chat group bestienya juga sudah lama tidak aktif. Robi juga sudah menyadap ponsel Naila jaga-jaga bila Naila macam-macam.

"BNN, " ucap Bara memberitahu Robi.

Alunan musik keras yang mengalun dan suasana remang-remang berubah. Lampu dinyalakan hingga benar-benar terang. Dj berhenti memutar lagu dan salah satu petugas BNN mulai menyampaikan sosialisasi sembari beberapa petugas melakukan pengecekan urin pada beberapa tamu secara acak.

"Mas, boleh tes urin?" tanya seorang petugas pada Robi dan Bara.

Keduanya hanya saling tatap sebelum mengangguk karena yakin bukan pengguna. Bara mulai lebih awal, disusul oleh Robi. Keduanya lanjut bersantai sembari menunggu suasana tegang ini berakhir.

"Baik dari dua puluh orang yang kami ambil tes secara acak ada lima orang yang positif menggunakan narkoba, " ucap anggota BNN yang tadi menyampaikan penyuluhan sambil membawa kertas hasil uji. "Maka kami akan melakukan uji pada seluruh pengunjung dan pegawai yang ada di sini, " sambungnya lalu melanjutkan memberikan penyuluhan sembari melanjutkan uji narkoba.

"Tolong panggilkan pemilik tempat ini, " ucap salah seorang anggota BNN pada manajer diskotik.

Manajer langsung mendatangi Bara dan Robi. Bara mendekat dan berbincang cukup serius sebelum akhirnya ia pasrah di amankan oleh anggota BNN. Robi cukup kaget melihat Bara di amankan secara paksa. Tapi belum Robi membela Bara ia sendiri ikut di ciduk juga.

"Kok bisa kita positif? " tanya Robi heran pada Bara.

"Aku ga tau, katanya kita positif pakek ganja, " jawab Bara.

"Ganja? Aku ga merasa pakek ganja. Beerku aja baru abis setengah," elak Robi tak terima di bawa paksa ke lapas narkotika.

Bab 32 – Grebek-2


42
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share