0
Home  ›  Chapter  ›  Heir Baby

Bab 26 - Mall

Bab 26 - Mall-1

Naila di temani Robi dan Ester jalan-jalan ke mall yang memiliki jalur penghubung dengan hotelnya. Akhirnya Naila bisa ke mall bersama Robi. Robi juga perlu bertemu dengan Rey untuk beramah tamah terlebih dahulu sekaligus mengenalkan Naila pada Rey agar bisa meminta penilaian Rey. Apa lagi Rey pernah menceramahinya saat di klub.

"Ini Rey, kakaknya Bara. Dia yang punya mall ini, " ucap Robi mengenalkan Rey pada Naila.

"Bisa aja Robi. Ini Naila ya?" Rey menjabat tangan Naila. Naila seperti biasa langsung salim cium tangan pada Rey. Rey jadi teringat pada adik perempuannya yang paling kecil.

Naila duduk bersama Ester sambil menoleh memandangi tempat mana yang bisa ia datangi. "Mas, pengen ke sana, " bisik Naila meminta ijin pada Robi. Robi mengangguk lalu memberikan dompetnya pada Naila.

Naila berjalan duluan bersama Ester sementara Robi mengawasi di kejauhan.

"Istrimu baik, sopan, " puji Rey yang langsung mengalihkan pembicaraan dari profit investasi jadi hubungan asmara.

"Alhamdulillah Kak, baik, nurut, ga banyak minta aneh-aneh."

"Terus kenapa kemarin ngomong jelek gitu ha? Kufur nikmat, ga bisa bersyukur nanti istrimu di ambil orang baru tau rasa, " potong Rey lalu berjalan bersama Robi ke toko pernak-pernik yang tak pernah mereka sambangi sebelumnya.

Robi memperhatikan betapa cerianya Naila sambil mengampit dompetnya mencoba bando bersama Ester. Mematut diri di depan cermin lalu mengembalikan lagi ke tempat semula. Mencoba kacamata, bercermin di letakkan lagi.

"Beli aja, aku ada uang cash, " ucap Robi yang melihat tak satupun barang yang terlihat akan di beli Naila.

Naila tersenyum lalu mengangguk mengambil kuku palsu warna-warni dan cat kuku. Tapi tak lama mengembalikannya kembali lagi.

"Kenapa?" tanya Rey.

"Aku kan beberapa bulan kedepan gak haid. Solat terus. Nanti ga kepakek," jawab Naila lalu mengambil bandonya tadi dan ikat rambut juga krayon rambut dan membayarnya.

"Biar saya yang bawa Non, " ucap Ester sebelum Naila yang membawa plastik belanjaannya.

"Tolong bawain ya Ester, " ucap Naila lalu tersenyum dan memasukkan kembaliannya ke dalam plastik sekalian.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Jalan lagi?" tanya Robi.

Naila menggangguk lalu menggandeng tangan Robi dan mengembalikan dompetnya. Di temani Rey yang akan melihat gerai butik baru yang jadi buruan para remaja. Robi sudah berharap istrinya akan memborong disana. Tapi ternyata Naila malah mampir ke toko pakaian muslim. Membeli mukena yang bisa di masukkan dalam tas kecil dan dua buah sajadah.

"Kamu ga pengen beli di sana, tas, sepatu, baju. Aku tunggu gapapa, " ucap Robi.

Naila mengangguk lalu masuk. Ia memilih sebuah tas ransel kecil dan tas jinjing berwarna hitam. Kali ini ia membayar dengan kartu debit yang di berikan Robi padanya dulu. Naila sudah deg-degan karena harganya hampir enam ratus ribu sementara Robi bilang dulu ia hanya mentransfer tiga ratus. Tapi ternyata transaksi berhasil yang membuat Naila kaget.

"Kok cukup?" gumam Naila pelan. "Ester, samaan dompet koin yuk, " ucap Naila yang mengambil dompet koin berwarna hitam-putih dan kembali membayar.

"Terimakasih Non, " ucap Ester sambil membawakan belanjaan Naila.

Naila mengangguk lalu duduk di samping Robi. "Udah Mas, balik ke kamar yuk. Aku capek," ucap Naila.

"Mau di gendong?" tawar Robi yang langsung di tolak Naila. "Duluan ya Kak," pamit Robi lalu berjalan bersama Naila kembali ke kamar sambil melihat-lihat gerai yang ada di mall.

"Ih ada cream brulee! " seru Naila heboh lalu berjalan ke toko roti mengambil nampan dan capitan. "Mas mau juga?" tanya Naila.

Robi mengangguk. Robi memandang Naila yang mengambil dua buah cram brulee membuatnya ingat pada mendiang ibunya yang sangat suka pada makanan pencuci mulut itu. Naila kadang mirip seperti ibunya yang membuat Robi kembali mengingat masa lalunya.

●●●

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Reyhan! " sapa Oki yang melihat Reyhan datang ke hotel bersama keluarganya.

"Eh Oki! Halo! Apa kabar?" sapa Reyhan ramah lalu menyalimi mantan teman sekelasnya yang sedang jaga stand.

"Alhamdulillah, kamu gimana? Btw ngapain kesini?" tanya Oki kepo.

"Keluargaku di un-, Em, Liburan aja, nyobain voucher aplikasi, " jawab Reyhan merendah agar teman-temannya yang sedang banting tulang itu tidak minder dan menjauhinya bila tau ia datang karena di undang pemilik group FS untuk membicarakan soal kerja sama dengan perusahaan mebel milik ayahnya.

"Reyhan, " panggil kakak laki-laki Reyhan yang mengajak masuk adiknya setelah mengurus beberapa hal di lobi.

"Aku duluan ya, "  pamit Reyhan.

"Kapan-kapan aku boleh ajak ibu ga kesini?" tanya Naila pada Robi.

"Boleh lah, " jawab Robi lembut.

"Naila!" sapa Reyhan dengan sumringah dan langsung berlari menghampiri cinta pertamanya itu.

"Eh Reyhan!" sapa Naila yang langsung melepas genggaman tangan Robi untuk bersalaman dengan Reyhan.

"Kamu apa kabar?" tanya Reyhan dan Naila bersamaan lalu tertawa kecil karena tak sengaja kompak. "Baik! " keduanya kembali kompak menjawab.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Reyhan.

Senyum Naila berangsur surut lalu menatap Robi. Robi yang tadi ceria sudah terlihat menyeramkan mentap Reyhan yang begitu akrab dengan istrinya.

"Halo Om, saya Reyhan sahabatnya Naila. Kita satu sekolahan terus sejak SMP, " ucap Reyhan memperkenalkan diri sambil langsung menjabat tangan Robi dan cium tangan.

"Sahabat?" tanya Robi sambil menatap Naila. "Kok kamu ga pernah cerita punya sahabat laki-laki?" sambung Robi lalu menatap Reyhan dan Naila bergantian.

"Nomermu masih sama?" tanya Reyhan yang hanya fokus ke Naila. Naila mengangguk. "Kamu di sini sampe malem?" tanya Reyhan lagi yang kembali di angguki Naila. "Nanti kita makan sama-sama ya, aku yang traktir oke! " ucap Reyhan ceria lalu melambaikan tangannya pada Naila tak lama membuat bentuk hati dengan tangannya dan berlari menuju keluarganya yang sudah berjalan duluan karena ia terus melipir bertemu dengan teman-temannya.

Bab 26 - Mall-2


42
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share