BLANTERORBITv102

Bab 10 – Kencan

Minggu, 21 Juli 2024

 

Dalton datang menaiki mobil alphard menemui Salma, lebih tepatnya menjemput Salma dari kliniknya untuk makan siang bersama. Dalton langsung memberikan bunga mawar berwarna kuning untuk Salma tanpa berkata apapun selain sedikit tersenyum lalu kembali menatap jalanan dengan bosan menuju retoran yang sudah ia pesan untuk makan siang kali ini.

“Ehm…” Salma berdeham untuk mencuri perhatian Dalton. “Aku lebih suka mawar merah,” ucap Salma.

“Aku lebih suka memberimu yang kuning,” jawab Dalton sedikit ketus dan dingin.

Salma tersenyum lalu mengangguk. Salma diam-diam menghitung jumlah kata yang Dalton ucapkan barusan. “6 kata, apa ini artinya kamu udah mulai suka aku?” tanya Salma dengan ceria dan tanpa rasa lelah mengejar cinta Dalton.

Dalton menaikkan sebelah alisnya. Salma bukan tipenya, Dalton tidak takut di cari orang, tapi di kejar-kejar perempuan yang terobsesi dengannya…em…Dalton tetap merasa ngeri dan merinding. Dalton menggeleng pelan.

“Tidak apa-apa, tidak masalah. Aku bisa belajar membuatmu nyaman, aku bisa merubah diriku agar kamu bisa suka. Cepat atau lambat kita akan jadi pasangan, iya kan?” ucap Salma dengan ceria dan rasa percaya diri yang tinggi.

Dalton menatap Salma lalu kembali menatap keluar jendela. Bila kemarin Dalton hanya berpikir untuk makan siang bersama dan mengatakan jika ia dan Salma lebih cocok menjalin persahabatan, kali ini Dalton berpikir bagaimana caranya menolak Salma agar ia tidak tersinggung dan menyudahi pengejaran cintanya.

Sesampainya di restoran Salma tanpa ragu langsung mengampit lengan Dalton layaknya pasangan. Bahkan Salma tanpa malu sengaja menempelkan payudaranya pada lengan Dalton agar Dalton tertarik padanya. Tapi Dalton langsung menarik tangannya dan menolak untuk apapun itu yang Salma lakukan padanya.

Salma yang melihat tangan Dalton yang terangkat karena menghindari ampitannya malah langsung merangkul dan memeluk pinggang Dalton. Dalton hanya melotot karena kaget dan tidak suka dengan Salma yang seenaknya merangkulnya.

“Salma, lepaskan…” geram Dalton pelan.

Salma hanya cengar-cengir lalu melepaskan pelukannya dari pinggang Dalton. Anak buah Dalton yang melihatnya hanya bisa melotot kaget dan sudah bersiap mengamankan Salma dari Dalton karena melihat interaksinya yang begitu agresif.

“Ini alasan kenapa Tuan Andreas bisa menggantikan bos,” ucap salah satu anak buah Dalton yang di angguki anak buah lainnya setelah melihat Dalton cukup terkendali dan bisa menangani Salma yang agresif dan bisa sewaktu-waktu memberikan serangan cinta untuknya.

●●●

Dalton mencoba untuk tetap makan bersama Salma yang rasanya ingin terus menyuapinya setelah Dalton mau menerima sekali suapan darinya.

“Andreas, kapan aku bisa bertemu ayahmu?” tanya Salma yang membuat Dalton hampir tersedak.

Dalton berdeham pelan lalu meminum minumannya sebelum menjawab pertanyaan Salma. “Ayahku sedang kurang sehat belakangan ini, mungkin kapan-kapan,” jawab Dalton yang enggan memberi kepastian.

Salma tersenyum sambil mengangguk, Salma sebenarnya hanya memancing Dalton yang pelit bicara itu untuk mengeluarkan suaranya. “Ngomong-ngomong, kamu pakek gelang couple kan?” tanya Salma yang hanya di angguki Dalton.

Salma langsung menaikkan sebelah alisnya. Ia sudah mengejar Dalton sekian lama dan terus mengamatinya. Tapi kenapa Salma baru tau kalau Dalton memakai gelang itu dan sejak kapan Dalton punya pasangan? Pertanyaan demi pertanyaan berseliweran di kepalanya sampai akirnya ia menebak jika Dalton akan memberikan gelang yang sama untuknya.

Tapi sepanjang acara makan Dalton tak menunjukkan gelagat akan memberi hadiah pada Salma atau hal romantis lainnya. Sampai semua makanan sudah sampai pada bagian makanan penutup. Salma mulai ragu pada keyakinannya jika Dalton akan memberinya hadiah gelang couple tapi seketika saat itu juga Dalton tiba-tiba menyodorkan sebuah kotak perhiasan untuk Salma.

“Salma, aku tidak bisa menerima perasaanmu. Aku tidak bisa mengatur kemana hatiku akan berlabuh, apa lagi hati milik orang lain. Aku merasa lebih nyaman ketika kita menjadi teman dan sahabat biasa. Menydahi rivalitas kelompok kita dan hidup dalam damai,” ucap Dalton lalu perlahan menggenggam tangan Salma agar ia tidak sedih atau menangis.

“Oh…j-jadi kamu mau kita punya kisah cinta yang perlahan? Gak papa aku bisa ngerti kok, kita bsa jadi teman lalu sahabat, kamu bisa cerita banyak hal ke aku. Aku bisa dateng ke tempatmu kapanpun…”

“Salma…” Dalton menggeleng kan kepalanya. “Hanya teman, sahabat. Tidak lebih,” potong Dalton.

“T-tapi Andreas, kamu tau kan alasan aku suka kamu…”

Dalton menghela nafasnya lalu mengangguk. “Salma, hanya karena aku bersikap kaku dan mengabaikanmu bukan berarti aku ayahmu. Aku bukan figur laki-laki yang kamu cari. Kamu harusnya mencari pria yang bisa memahamimu dan menerimamu, bukan pria yang terus mengabaikanmu seperti aku,” ucap Dalton mencoba menjelaskan kondisinya saat ini.

“Andreas… tapi aku merasa…”

“Hanya kamu yang merasakan itu, tidak denganku. Aku sudah memiliki pasangan,” potong Dalton.

Salma mulai menangis mendengar ucapan Dalton. Dalton menggenggam tangannya lalu mengelus jemarinya dengan lembut berharap Salma akan segera tenang dan berhenti menangis.

“Sejak kapan kamu punya pasangan?!” bentak Salma tak terima.

“Em… baru kemarin jadian,” jawab Dalton sambil mengelus tengkuknya.

“Apakah dia lebih cantik dariku? Apa dia lebih pintar? Kenapa kamu pilih dia bukan aku?”

Dalton mengambil nafas lalu menyilangkan kakinya. “Dia hanya orang biasa, tidak lulus SMA, mungkin dia juga tidak lebih cantik dari kamu, dia hanya wanita biasa yang mengelola kebun dan binatang ternak di desa kecil. Tapi dia selalu tersenyum dengan ceria dan menyambutku ketika aku datang, dia makan dengan lahap dan menyukai hujan, dia pekerja keras dan berusaha mandiri meskipun semakin dia berusaha semakin terlihat lemah, tubuhnya kurus, kadang dia bau seperti tanah dan peternakan, tapi berusaha terlihat baik dan membuatku nyaman…”

“Aku bisa jadi seperti itu!” sela Salma yang begitu benci melihat Dalton yang bisa banyak bicara dan terlihat begitu berbinar-binar saat membicarakan pasangannya.

Dalton menggeleng. “Jangan, kehidupannya berat. Salma, berhentilah mengejarku. Begitu banyak pilihan untukmu, begitu banyak pria yang siap membahagiakanmu. Pergilah kesana, karena aku bukan pria yang tepat untukmu,” ucap Dalton kembali menolak Salma.




Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.