Prolog
“Aturannya seperti
biasa ya, semakin banyak tip yang di kasih semakin kuat hisapannya!” ucap Nia
seorang live streamer di aplikasi Only Fans.
Nia mulai melepas
bra yang menutupi payudaranya yang begitu sintal. Begitu banyak uang tips dan
hadiah yang langsung masuk dengan serangkaian rikues meskipun puncak acara yang
mereka inginkan belum di mulai.
“Masterku sekalian
tolong jangan berebutan memberikan tip ya, kasihanilah sapimu ini. Lihat ini
ulah kalian!” ucap Nia kesal dan manja disaat yang bersamaan sambil menunjukkan
putingnya yang sudah mulai meneteskan asi di depan kamera.
Nia meremas
payudaranya dengan lembut yang langsung membuat penontonnya meminta Nia
menggunakan mesin pumping saja agar bisa menyawer sekaligus memeras asi
milik Nia.
“Oke, kita pasang
ya…” ucap Nia lalu memasang mesin pumpingnya di kedua payudaranya.
Begitu banyak
komentar dari para penontonnya, diiringi dengan banyaknya uang tips yang ia
dapatkan. Dengan wajah yang selalu ia tutupi dengan masker berwarna hitam dan
topi koboi yang menjadi ciri khasnya ketika memulai siaran, Nia mulai mendesah
seiring dengan hisapan mesin pumping yang mengeluarkan asinya.
“Ahh…pelan-pelan
Masterhhh…” desah Nia seiring dengan hisapan yang begitu kuat pada putingnya.
Kontennya cukup
gila namun rasanya itu cukup menarik minat banyak pria. Seorang wanita bertubuh
sexy dengan payudara besar yang mengeluarkan banyak asi. Terdengar sederhana
tapi nyatanya orang-orang cukup fanatik dan menyukainya.
Antara bergairah
dan kesakitan karena sudah seharian ia tak mengeluarkan asinya. Tapi yang
manapun itu rasanya sukses membuat para penontonnya terhibur dan terus
mengirimkan tips bahkan hadiah untuknya.
●●●
“Ohhh ayolah…”
geram Angga sambil mengocok kejantanannya sembari menyawer streamer yang
sedang memeras asinya itu.
Setelah seharian
bekerja sebagai pegawai bank dan harus berhadapan dengan banyaknya nasabah yang
mengharuskannya bersabar. Hanya dengan menonton siaran dari Momy Cow ini saja
ia bisa menghibur dirinya. Hiburan yang selalu ia sembunyikan rapat-rapat sembari
tetap mengikuti kencan buta yang di sarankan ibunya.
Sudah banyak hal ia
coba tapi rasanya dari semuanya hanya menonton live streaming ini saja
yang paling sesuai dan bisa memuaskan nafsunya.
‘@user230103 can you do
something different?’
“Berbeda?” tanya
Momy Cow sambil melepaskan mesin pumpingnya. “What the different
baby?” tanyanya dengan suara yang manja dan menggairahkan sambil menyatukan
payudaranya dan mengurutnya seolah sedang memerah susu sapi.
“Argghhhhh!!!”
erang Angga yang akhirnya mencapai klimaksnya setelah 30 menit menonton sambil
menyawer Momy Cow dengan segala yang ia bisa.
“Em… mungkin aku
bisa melakukan hal berbeda, tapi kalian harus janji jangan sebar luasin
kontenku. Aku pengen tetap rahasia dan bisa terus menemani kalian, good
night and thankyou Master,” ucap Momy Cow sebelum menyudahi siarannya
dengan menutup payudaranya dengan bra kembali.
Angga menutup
laptopnya lalu mengelap muncratan spermanya yang mengenai meja juga tubuhnya
dengan tisu sebelum ia ke dapur untuk mengambil minum.
“Siapapun
pasangannya, pasti dia pria yang sangat beruntung,” gumam Angga yang masih
membayangkan Momy Cow artis pendatang baru di Only Fans yang langsung menjadi
favoritnya selama 6 bulan belakangan ini.
●●●
“Coba kita lihat
berapa banyak uang yang kudapat hari ini,” ucap Nia setelah menyelesaikan livenya.
Begitu banyak
daftar username baru yang memberikannya banyak uang tips dan hadiah. Nia
tersenyum senang melihat banyaknya uang yang ia dapatkan. Sampai ia menyadari
jika ada satu user yang selalu memberikannya banyak tips dan hadiah. Sumer69,
yang sudah menghabiskan hampir 3 juta dalam satu minggu hanya untuk melihatnya
memompa susu.
“Apa pekerjaannya
sampai bisa kasih aku uang sebanyak ini?” gumam Nia heran lalu menghela nafas
dan tak ingin ambil pusing dengan para penontonya.
Nia mulai membuka
situs belanja online dan melakukan beberapa pemesanan barang-barang untuk
menunjang acara streamingnya agar tidak membosankan. Sebelum ia mulai
menyiapkan materi untuk mengajar besok di TK.
Nia mulai
menyiapkan segala keperluannya sebelum akhirnya pergi keluar untuk belanja
setelah mendapat transferan dari situs streamingnya. Nia mengenakan
pakaian longgar dan panjang, rambutnya juga ia ikat di belakang. Penampilan
sexynya hilang begitu saja, Momy Cow berubah menjadi ibu-ibu muda normal
seperti biasa.
Nia mulai belanja
kebutuhannya seperti beras, daging, susu, telur, sayur, dan kebutuhan dapur
lainnya. Tentu saja Nia tidak lupa belanja kebutuhan kamar mandi dan beberapa
perawatannya. Nia terlihat begitu asik berbelanja sampai ia berhenti di bagian
mainan anak.
Nia menggendong
boneka bayi lalu memeluknya seperti sedang mendekap bayinya sendiri, lalu
meletakkannya kembali. Nia tersenyum getir menguatkan hatinya sendiri lalu
mengambil sebuah mainan mobil-mobilan sebelum membayar belanjaannya dan pulang
dari swalayan.
Bab 1 – Paket Nyasar
“Bunda Nia, ini
dapet oleh-oleh dari mamanya Boni,” ucap salah satu murid di TK tempat Nia
bekerja tiap pagi hingga sore hari.
“Ow! Apa ini?”
sambut Nia menerima pemberian Boni dengan antusias.
Murid-muridnya
mulai berdatangan mengerubungi meja guru yang Nia duduki sembari menemani
anak-anak muridnya memakan bekal.
“Kita buka
sama-sama ya,” ucap Nia karena muridnya yang lain ikut antusias melihat
oleh-oleh pemberian orangtua Boni. “Wah cantik sekali!” ucap Nia sambil
menunjukkan jepit rambut dan permen susu yang di berikan Boni.
“Ini aku yang pilih
buat Bunda,” ucap Boni menunjukkan jepitan rambutnya yang khusus ia pilihkan
untuk Nia.
Nia tersenyum lalu
langsung memasangnya di rambutnya. “Bagus tidak?” tanya Nia yang langsung
mendapat pujian tidak hanya dari Boni tapi juga murid-muridnya yang lain.
“Bunda coba ini
juga!” seru Boni begitu antusias meminta Nia mencoba permen susu yang ia
berikan untuknya.
“Oke!” jawab Nia
lalu menuruti permintaan Boni. “Emmm!!! Enak sekali!!!” seru Nia begitu
mencicipi permen pemberian Boni.
“Bunda aku pengen
coba!” seru seorang murid yang tiba-tiba ingin permen yang di berikan Boni
untuknya.
“Boleh, ini…” ucap
Nia lalu membagi permennya pada semua muridnya termasuk Boni.
Hari-hari
menyenangkan bagi Nia setiap hari, bercengkrama dengan muridnya sepanjang pagi
hingga sore. Meskipun kadang Nia harus bekerja sedikit lebih ekstra seperti
mengganti celana muridnya yang mengompol, menyuapi, menemani ke kamar mandi
atau menemani muridnya hingga di jemput
orang tuanya hingga senja.
Nia menikmati
kehidupannya bersama anak-anak. Nia merasa senang di panggil bunda, Nia senang
berperan menjadi ibu dan guru. Terlebih saat ia harus kehilangan hak asuh atas
putra kecilnya yang masih bayi. Setelah perceraiannya yang begitu menyakitkan
melawan suaminya yang begitu arogan dan keras kepala.
“Da… besok sekolah
lagi ya!” ucap Nia dengan ceria menemani muridnya yang pulang paling akhir
sambil melambaikan tangannya.
“Bunda Nia selalu
jadi favoritnya anak-anak ya,” ucap kepala sekolah yang melihat Nia baru
selesai menemani murid terakhirnya.
Nia tersenyum
sumringah mendengarnya. “Aku hanya menyukai anak-anak,” jawab Nia sebelum ia
pulang.
●●●
Suara ketukan pintu
terdengar begitu mengganggu bagi Angga yang baru duduk di depan laptopnya
bersiap menonton acara live streaming dari Momy Cow. Angga langsung
membuka pintu apartemennya dan melihat kurir yang mengantar paketnya. Sebuah
box besar berisi sex toy untuk memudahkannya ketika menonton acara streaming
kesukaannya.
“Kayaknya aku cuma
pesen satu deh,” gumam Angga heran ketika melihat ada dua paket yang di berikan
padanya.
Tapi baru Angga
ingin mengkonfirmasi pada kurir yang mengantarkan paketnya, kurir itu sudah
pergi.
“205, huft…” Angga
menghela nafas sedikit kesal karena ia jadi harus ketinggalan menonton live
streaming yang sudah ia nantikan.
Angga berjalan ke
pintu apartemen 205 dan langsung menekan bel apartemennya. Cukup lama Angga menunggu
dan sudah tiga kali ia menekan bel apartemen itu sebelum akhirnya seorang ibu
muda yang tingga di dalamnya keluar.
“I-iya?” ucap Nia
setelah membuka pintu apartemennya.
“Ini paketmu
nyasar,” ucap Angga yang tinggal di apartemen nomor 202.
“Ow, terimakasih,”
ucap Nia sambil menerima paketnya dari angga lalu membungkukkan badannya
sedikit sebelum masuk ke apartemennya lagi tanpa sempat berbasa-basi.
Angga tersenyum dan
langsung kembali ke apartemennya. Angga sedikit terpesona pada Nia yang
terlihat begitu lembut, wajahnya yang terlihat cantik, kulitnya yang putih dan
bibirnya yang kemerahan dengan rambut yang di gerai.
Angga tidak ingat
bila ia memiliki tetangga secantik Nia sebelumnya, atau karena memang karena
Angga yang selalu sibuk dan jarang bersosialisasi jadi ia tidak mengetahui
siapa tetangga kanan dan kirinya. Tapi yang manapun itu fokus Angga tetap pada streamer
sexy Momy Cow.
“Lihat! Paketku
sudah datang, tadi paketnya sempat nyasar di tetangga sebelah. Tapi sekarang
sudah datang. Kita lihat ada apa saja di dalamnya,” ucap Momy Cow dengan ceria
seperti biasa seolah sedang bicara empat mata dengan semua penontonnya yang ada
di rumah.
Angga langsung
membelalakkan matanya begitu melihat paket yang di pegang Momy Cow, sama
seperti paket yang nyasar ke apartemennya tadi.
“Ada beberapa mesin
pumping yang baru, ada ini juga dan ini…” Momy Cow mulai menunjukkan
mesin pumping barunya dan beberapa dildo yang baru ia beli. “Aku tau
mungkin ini akan membosankan, tapi hari ini aku hanya akan memamerkan
belanjaanku ini saja. Aku kurang enak badan, maaf tidak bisa menemani kalian
semua malam ini,” ucap Momy Cow yang terdengar lembut dan sedih sebelum
akhirnya mengakhiri live streamingnya dengan begitu cepat bahkan sebelum
ada banyak orang mengiriminya hadiah.
Angga mulai
berusaha mengingat suara tetangganya begitu ia selesai melihat live
streaming barusan. Angga berusaha keras mengingat wajah tetangganya itu,
sambil terus mencari kesamaan dengan Momy Cow.
“Tidak mungkin
dia,” gumam Angga tak percaya.
Nia tetangganya
yang baru ia temui saat mengantar paket yang nyasar itu terlihat begitu lembut,
wajahnya juga terlihat kalem dan sangat keibuan. Caranya bicara tadi juga,
sangat berbeda dengan Momy Cow yang binal itu.
Tapi kalaupun
memang tetangganya itu adalah Momy Cow yang selama ini ia sawer, Angga juga tak
bisa berbuat apa-apa. Angga tak tau bagaimana kehidupan tetangganya itu, Angga
juga tak berhak melakukan apapun pada perempuan yang tinggal sendirian di
apartemennya. Angga memang mesum, tapi ia tak mau memperkosa wanita yang
berpotensi menghancurkan karirnya sebagai pegawai bank yang baru akan di
promosikan.
●●●
Nia terus mencoba
menghubungi mantan suaminya hampir setiap malam. Ia juga terus menghubungi
mantan mertuanya juga iparnya yang lain berharap akan segera mendapat kabar
soal bayi kecilnya. Nia begitu ingin bisa kembali mendekap buah hatinya itu
kembali. Tak masalah bagi Nia jika mantan suaminya hanya akan mengijinkannya
bertemu satu kali dalam seminggu, atau beberapa jam saja.
Nia hanya ingin
mendekap bayinya dan memberikan seluruh asinya selayaknya ibu pada umumnya.
Tapi sekeras apapun usahanya sepertinya selalu nihil. Nia tetap tak pernah bisa
bertemu dengan bayinya, pihak keluarga mantan suaminya juga ikut
menghalang-halanginya.
“Halo anak Momy,
Ali lagi apa? Momy kangen sekali sama Ali, Ali sehat kan Nak? Ali sabar ya,
Momy lagi kerja. Nanti kalo uang Momy udah banyak Momy cari Ali, kita ketemu
lagi ya sayang. Momy selalu mencintai Ali dimanapun Ali berada, Momy selalu
mikirin Ali. Tapi gak papa, meskipun kita berpisah sebentar Momy selalu doakan
jagoan kesayangan Momy setiap hari,” ucap Nia dalam voice note yang
hampir tiap hari ia kirimkan ke nomor mantan suaminya seolah sedang bicara
dengan anaknya.
Tanpa peduli
meskipun tak di balas bahkan tak di baca. Nia terus berusaha menghubunginya,
bahkan kalaupun Nia di blokir oleh mantan suaminya, Nia tetap rutin
menghubunginya setiap hari tanpa lelah.
Bab 2 – Belanjaan
Nia berusaha
menghibur dirinya semalaman. Sambil melihat foto dan vidio putranya yang masih
ia miliki. Nia terakhir kali dapat mendekap putranya saat masih berusia 3
bulan, dan sekarang putranya sudah berusia 9 bulan. Namun selama itupula Nia
tak pernah bertemu dengan jagoan kecilnya lagi.
Nia memejamkan
matanya. Nia ingat dengan jelas saat suaminya marah besar saat Nia melabrak
selingkuhannya. Seorang selebriti internet yang baru naik daun. Nia ingat
suaminya begitu marah sampai langsung menjatuhinya talak dan membawa putranya
kabur begitu saja.
“Kamu ini jelek!
Udah kisut! Kayak pembantu! Liat badanmu, pria mana yang bisa napsu liat badan
kayak gitu?!!” maki mantan suaminya sebelum mentalaknya yang begitu Nia ingat.
Nia tak tinggal
diam tentu saja, ia mencoba untuk membela dirinya dan mencari bantuan ke
keluarga mantan suaminya saat itu. Tapi ternyata ia juga mendapat makian
serupa.
Nia tersenyum getir
di tengah tangisnya. Kadang ia malu dengan pekerjaan rahasianya sebagai seorang
streamer, memamerkan tubuhnya dan bertingkah binal di depan kamera
dengan banyak orang yang menyawernya secara online.
Tapi disisi lain
dari hatinya, Nia merasa lega dan senang bisa melakukannya. Nia senang ketika
banyak orang memujinya bahkan sampai ia memiliki banyak penggemar dan
pengunjung yang begitu royal padanya.
Nia senang bisa
mematahkan ucapan mantan suaminya yang menghina tubuhnya. Tubuh gadis yang
langsing terawat, tubuh seorang gadis yang rela menjadi ibu dengan segala
konsekuensi yang hanya ia sendiri yang menanggungnya. Itupun ia tetap di maki
dan dipersulit untuk menemui darah dagingnya sendiri.
●●●
Angga mengerutkan
keningnya begitu bertanya-tanya dan menaruh banyak curiga pada tetangga
apartemennya yang tinggal di kamar 205 itu. Ia sangat ragu dan tak menyangka
apalagi menaruh curiga pada awalnya. Wanita itu terlihat sangat keibuan,
pakaiannya juga sangat tertutup.
Sesekali Angga
melihat penghuni kamar tersebut membawa sampah origami dan pita warna-warni.
Angga juga pernah sekali melihatnya saat berpapasan di lift pagi ini.
Tapi tetangganya itu sangat berbeda dengan Momy Cow.
Pakaiannya rapi dan
sopan, rambutnya juga di ikat rapi, penampilannya sangat jauh dari kata sexy.
Kalau saja bukan karena paket nyasar itu. Mungkin Angga akan lebih tenang
sekarang.
“Belakangan ini
banyak ya orang-orang yang ngajuin kreditan,” ucap teman kerja Angga.
Angga kaget dan
langsung tersadar dari lamunannya. “Ehm…iya…” jawab Angga sekenanya.
“Kamu kenapa sih?
Belakangan ini ngelamun mulu,” ucap teman kerja Angga kepo.
Angga tersenyum
sambil menggeleng dan memilih kembali fokus dengan berkas-berkas di tangannya.
Angga benar-benar
berharap sekarang untuk bisa segera pulang dan memulai chatting atau
menonton streaming Momy Cow untuk memastikan apa yang ada di pikirannya
selama ini.
“Ngga kalo ada
masalah kamu boleh cerita, kapan aja pasti ku dengerin,” ucap teman kerja Angga
lagi karena Angga kembali melamun dengan alis bertaut.
Angga kembali
menggeleng dan memilih fokus saja pada pekerjaannya kembali. Meskipun rasanya
begitu sulit karena Angga terus membayangkan wajah tetangganya ada pada wajah
Momy Cow yang biasa ia tonton.
Angga terus
memikirkannya, tapi menanyakan langsung pada tetangganya itu juga terasa aneh
dan canggung. Angga bisa dikira aneh, atau di laporkan karena di kira penjahat
kelamin. Tapi yang manapun itu Angga tetap tidak menginginkannya. Angga hanya
ingin menjadi orang normal dan tetangga yang tenang saja.
●●●
Nia membeli
beberapa kebutuhan anaknya di swalayan yang dekat dengan apartemennya. Nia
berencana besok datang ke rumah mantan suaminya untuk melihat anaknya. Seperti
kegiatannya di tiap akhir bulan.
Nia begitu senang
memilih belanjaannya sampai kalap dan tak sengaja jadi membeli banyak barang.
Belanjaannya begitu banyak Nia sampai keberatan ketika harus membawa
belanjaannya kedalam mobil Brionya. Nia melihat wanita-wanita lain yang datang
ke tempat belanja yang di bantu suaminya membawa barang, melihat wanita-wanita
itu bisa dekat dengan anak-anaknya.
Nia tersenyum
melihatnya. Ia iri, sedikit. Tak masalah tak ada yang membantunya, tidak
memiliki suami juga tak masalah. Asal ia bersama buah hatinya, itu sudah cukup.
Nia langsung pulang dan berencana melakukan live streaming yang sudah ia
tinggalkan semalam.
Nia tak bisa
lama-lama meninggalkan situs dewasa itu. Nia juga merindukan paraa penontonnya
yang memberinya banyak pendapatan. Meskipun Nia juga berencana untuk menyudahi
pekerjaan rahasianya itu. Entah kapan.
“Oh, 205!” seru
Angga kaget melihat Nia yang membawa banyak belanjaan sendirian.
Nia cukup kaget
mendengar ada orang yang meneriaki nomor apartemennya. Tapi ia segera tersenyum
begitu tau jika itu tetangganya sendiri.
“Biarku bantu,”
ucap Angga yang langsung membawakan belanjaan Nia.
“Terimakasih, maaf
jadi merepotkan,” ucap Nia menerima bantuan Angga dengan sungkan lalu berjalan
bersama menuju lift.
Angga begitu grogi
berhadapan dengan Nia dan sedekat ini dengannya. Tapi Angga ingin dekat
dengannya, minimal tau siapa namanya saja untuk saat ini.
“N-namaku Angga,
a-aku…aku pegawai bank,” ucap Angga terbata-bata mengenalkan dirinya.
Nia tertawa kecil
mendengar Angga tiba-tiba memperkenalkan dirinya. “Nia, guru TK,” jawab Nia
sambil tersenyum menunggu hingga pintu lift terbuka.
Angga sudah tak
bisa banyak bicara lagi. Akan sangat aneh jika ia tiba-tiba meminta nomor
telefon atau yang lainnya. “K-kalau kamu kesulitan, atau butuh bantuan. K-kamu
bisa bilang aku,” ucap Angga gugup begitu sampai di lantai tempat apartemen
mereka.
Nia tersenyum lalu
mengangguk. “Terimakasih, maaf jadi merepotkan,” ucap Nia sekali lagi begitu
keluar dari lift dan mengambil plastik belanjaannya dari Angga.
Angga mengangguk
lalu menghela nafas karena ia tak memiliki kesempatan lagi untuk bicara dengan
Nia setelah ini. Nia terus berjalan ke apartemennya sementara Angga terpaku
melihat Nia masuk tanpa basa-basi lagi.
Bab 3 – Streaming
Nia duduk menyapa
para penontonnya seperti biasa. Namun kali ini berbeda, Nia menggunakan
lingerie sexy yang transparan berwarna hitam. Nia menunjukkan 5 buah dildo
berbentuk lonjong yang dapat bergetar dan sudah di seting seperti biasa dengan
situs agar orang-orang memiliki sensasi menyentuh tubuhnya.
Nia memasukkan satu
persatu dildo kedalam lubang kewanitaannya hingga kabel-kabel yang terhubung
untuk mengontrol getarannya terlihat menjalar diluar lubang itu. Begitu banyak
tips yang masuk.
Tapi berbeda dari
biasanya Nia tak memasang mesin pumpingnya. Nia membiarkan asinya
menyembur dan meluber begitu saja. Nia menggelinjang dan menunjukkan gairahnya
tanpa malu di depan kamera.
Menunjukkan
tubuhnya yang nyaris telanjang. Memamerkan betapa beceknya kewanitaannya.
Begitu banyak uang tips yang masuk seiring dengan getaran pada dildo di
dalamnya yang terasa begitu nikmat. Gairah menjalar di sekujur tubuhnya.
Nia juga terus
memeras payudaranya sambil sesekali memilin putingnya hingga asinya menyembur
kedepan. Memunculkan sensasi baru yang menggairahkan bagi para penontonnya.
“Ahh…ahh…ahhh…enghhh…”
desah Nia yang menambah gairah para penontonnya sebelum akhirnya iamengalami squirting
bersamaan dengan orang-orang yang makin menggila memberinya tips.
●●●
Angga mengocok
kejantanannya sambil membayangkan jika wajah Nia yang ia setubuhi. Angga
mengerang penuh nikmat tak dapat menahan dirinya sebelum akhirnya spermanya
keluar dalam himpitan sextoynya. Angga mengatur nafasnya ia benar-benar
di buat begitu bergairah pada Momy Cow yang begitu binal itu.
Angga di buat lemas
dengan fantasinya sendiri dan penampilan binal Momy Cow di balik layar. Malam
ini Angga merasa benar-benar rileks setelah ia onani di temani live
streaming Momy Cow.
Minggu pagi seperti
biasanya Angga sudah ada di depan laptopnya bersiap menonton Momy Cow yang
biasanya melakukan acara live di pagi hari seolah sedang melakukan morning
sex. Tapi hari ini beda, Momy Cow tidak melakukan live streaming
meskipun ia sudah memberikan banyak foto sexynya sebagai gantinya. Tapi Angga
merasa kurang puas.
Angga keluar dari
apartemennya setelah membeli foto-foto sexy Momy Cow. Angga mendapati Nia
kembali membawa belanjaannya meskipun tak sebanyak sebelumnya keluar dari
apartemennya.
“Hai!” sapa Angga
pada Nia.
Nia tersenyum lalu
kembali diam sambil menatap ponselnya dan masuk kedalam lift bersama Angga.
“Ali di rumah Bi?
Sendirian?” tanya Nia sambil menelfon. “Iya aku mau kesana, tolong di rahasiain
ya Bi,” ucap Nia lalu buru-buru keluar dari lift mengabaikan Angga begitu saja.
Angga langsung
menaruh curiga pada Nia. Angga mulai kepo soal tetangga apartemennya itu. Lagi
pula bila Angga pikir-pikir kembali sangat aneh seorang guru TK bisa tinggal di
apartemen semewah ini seorang diri.
Selain itu Angga
juga mulai mempertanyakan berapa gaji Nia sebagai guru TK sampai bisa membeli
mobil dan membiayai hidupnya. Angga saja baru bisa pindah setelah ia naik
pangkat. Itupun sekarang ia masih mengejar promosi jabatan yang lebih tinggi
lagi agar pendapatannya lebih stabil.
Angga mulai mencari
tau besarnya pendapatan dari situs Only Fans dan segala potongan dari aplikasi
jika ada. Angga mulai mencoba menghitung-hitung pendapatan Nia secara
diam-diam. Sampai akhirnya Angga berkesimpulan, mungkin saja Nia tidak hanya
menjadi guru TK dan seorang streamer saja. Tapi juga menjadi wanita
simpanan atau lonte.
Sepanjang hari
Angga hanya menunggu Nia di tempat gym apartemennya. Lalu menghabiskan waktu di
kafe bawah berharap Nia segera datang dan ia bisa berpura-pura menyapa seperti
sebelumnya.
Namun begitu ia
melihat mobil yang Nia kendarai masuk ke tempat parkir apartemennya Angga tak
melihat keanehan sedikitpun. Angga menyelinap kesana dan berpura-pura baru
pulang ke apartemennya sama seperti Nia.
Nia terlihat begitu
sedih, matanya masih sembab dan rasanya ia masih ingin menangis. Plastik
belanjaan yang ia bawa tadi pagi juga masih sama. Angga yang semula ingin
menanyakan soal Momy Cow pada Nia langsung mengurungkan niatnya.
Angga begitu iba
melihat Nia yang terlihat sedih itu. Bahkan kalaupun Nia memang pelacur ia juga
tak berhak menghakiminya. Toh Angga juga salah satu dari pelanggannya juga.
“Hai…” sapa Angga, tapi
belum sempat mendapat jawaban dari Nia. Nia sudah berjalan dengan begitu
terburu-buru masuk ke apartemennya.
Angga melihat jam
di ponselnya, 15 menit lagi streaming milik Momy Cow akan berlangsung.
Angga menghela nafasnya lalu masuk kedalam apartemennya dan bersiap untuk
melihat Momy Cow kesukaannya lagi.
●●●
“Halo semuanya!
Seperti biasa hari Minggu malam ini aku bakal cerita dan rekomendasikan apa
saja yang ku coba,” ucap Nia membuka acaranya dengan ramah.
“Kalian bisa tanya
apa saja dan aku akan menjawabnya dengan jujur,” sambung Nia lagi sambil
melepas pumping asinya dan menutup payudaranya dengan bra kembali.
Nia menatap jumlah
orang yang menontonnya. Banyak, lebih dari 1000 pasang mata menontonnya
meskipun ini tak sebanyak bila ia melakukan hal-hal binal seperti biasanya.
“Momy kenapa ada
asinya?” Nia membaca salah satu pertanyaan lalu tertawa. “Aku punya anak,
anakku masih bayi. Tapi ikut ayahnya,” jawab Nia lalu mulai membaca
pertanyaan-pertanyaan lain sambil tertawa dengan ceria.
“Momy, aku ingin
melihat matamu,” rikues user Sumer69 lalu di iringi dengan uang tips yang cukup
besar. Nia terdiam melihat rikuesan itu lalu membuka kaca matanya dan berkedip
genit yang membuat penontonnya yang lain ikut senang melihatnya.
“Sudah aku tidak
mau membuka wajahhku lagi,” ucap Nia lalu membaca dan menjawab pertanyaan
lainnya. Nia juga menceritakan soal makanan yang ia makan dan menunjukkan kue
buatannya.
“Momy, kenapa
menjadi steramer?” tanya salah seorang user yang di baca Nia.
Nia diam lalu
menghela nafas. “Aku sulit mengatakan alasanku. Aku takut jika ada yang
mengenalku atau suatu saat mengenal anakku dan akan membahas ini. Tapi yang
jelas aku melakukan ini tentu saja demi uang. Aku perlu banyak uang untuk
mendapatkan bayiku kembali, itu saja…” jawab Nia singkat.
Orang-orang mulai
bertanya soal anak Nia dan bersimpatik padanya. Tapi Nia terus mengatakan kalau
ia baik-baik saja dan bersenang-senang dengan kegiatannya di Only Fans dan
seperti biasanya Nia menutup acaranya dengan meminta para penontonnya
menyembunyikan identitasnya dan tidak menyebar luaskan konten yang ia buat.
Bab 4 – Makan Siang
Angga yang semula
ingin menyudutkan Nia mengurungkan niatnya. Wanita itu hanya seorang ibu yang
mengusahakan segala macam cara demi bisa mendapatkan bayinya kembali. Angga
yang ingin membongkar rahasia Nia seketika merasa bersalah.
Tak selayaknya
Angga berpikir untuk menyudutkan Nia, apalagi sampai menghakimi dan membongkar
perbuatannya. Sebagai fans berat Momy Cow dan pria gentlemen Angga merasa malu
dengan pikiran dan niat buruknya pada Nia. Bila Nia buruk dan penuh dosa karena
menjual diri di platform dewasa, maka akan di sebut apa dirinya padahal Angga
juga salah satu pelanggannya.
Angga begitu malu
pada dirinya sendiri. Bahkan bila sebelumnya Angga begitu kepo dan memata-matai
Nia untuk membongkar siapa Nia sebenarnya. Sekarang Angga berubah dengan
menjauhi Nia dan berpura-pura tidak mengenalnya seperti sebelumnya.
Tentu saja apa yang
di lakukan Angga tidak membuat Nia curiga. Nia tetap dengan kegiatannya sebagai
guru TK di pagi hari dan menjadi seorang streamer sexy di malam hari.
Angga juga tetap menonton live streaming Nia seperti biasa.
Meskipun kali ini
Angga tidak seperti dulu lagi, Angga tidak hanya fokus pada tubuh Nia dan
desahannya saja tapi juga pada komentar-komentar yang ada di sana.
“Apa? Memakai
bajuku?” tanya Nia kaget karena di sela-sela orang yang memintanya untuk tampil
lebih sexy dan lebih binal ada sebuah user yang memintanya memakai pakaiannya
kembali.
Tak lama Sumer69
mengirimkan tips pada Nia yang jelas Nia turuti permintaannya.
“Berhenti live?”
tanya Nia lebih kaget lagi karena user Sumer69 itu mengiriminya tips sebesar 2
juta untuk menghentikan acaranya.
Tapi tak selang
lama user-user lain yang tak setuju mengirimkan tips lebih besar agar Nia
melanjutkan acaranya. User-user lain yang meminta Nia melanjutkan livenya
juga memberikan tips yang lebih besar dari yang Sumer69 berikan pada Nia.
Sehingga mau tidak mau Nia menuruti permintaan tersebut dan tetap melanjutkan
acaranya.
Angga begitu kesal
karena gagal melindungi Nia dari orang-orang yang mesum dan melecehkannya di
internet tersebut. Meskipun sebelumnya Angga juga bagian dari orang-orang
tersebut.
●●●
Pagi terasa
berbeda, Angga tak merasa rileks dan bahagia setelah menonton Momy Cow yang
biasanya sukses menjadi penawar lelah dan penghibur hatinya. Angga melihat Nia
yang berangkat ke TK dengan banyak barang bawaan dan bahan kerajinan tangan.
Seperti biasanya
Angga langsung menawarkan diri untuk membantu membawakan barang-barang bawaan
Nia. Nia tersenyum lembut menerima bantuan Angga. Bagi Nia, Angga adalah
tetangga yang baik dan ramah.
Angga juga tampan
dan memiliki tubuh yang bagus, membuat Nia cukup senang dan tak masalah jika
apa yang di lakukan Angga adalah modus padanya. Tapi saat ia hendak masuk
kedalam mobil dan melihat pantulan wajahnya Nia merasa malu dan minder.
Ia seorang ibu dan
janda yang di buang suaminya dan dipisahkan dari anaknya. Mana mungkin ia
menarik bagi Angga yang terlihat masih lajang itu? Pria tampan seperti Angga
yang bekerja di bank tentu memiliki banyak pilihan pasangan mungkin juga Nia
bukan satu-satunya wanita yang ia temui, Nia juga yakin pasti ia bukan
satu-satunya wanita yang menerima keramahan dan kebaikan Angga yang mudah
membantu itu.
Nia tertawa kecil,
menertawakan perasaannya sendiri. Lalu melanjutkan kegiatannya sebagai guru TK
yang ceria dan keibuan, bermain dengan anak-anak dan mengajari mereka
keahlian-keahlian dasar.
Usai mengajar dan
menemani murid terakhirnya pulang, hari ini Nia berencana untuk mencetak
pembukuan rekeningnya. Jadi siang ini sebelum jam makan siang Nia datang ke
bank tempat Angga bekerja.
Angga kaget melihat
Nia yang tiba-tiba datang Angga sudah mulai berpikiran buruk bila Nia menyadari
usernya dan akan melabraknya di tempat bekerja. Tapi Nia malah tersenyum ramah
dan menghampirinya.
“Hai, aku mau
mencetak pembukuan rekeningku,” ucap Nia ramah.
“Ah…” desah Angga
lega. “Oke tunggu sebentar biar ku bantu,” ucap Angga langsung kembali ke
mejanya dan melayani kebutuhan perbankannya.
Angga sedikit
terkejut melihat tak ada transaksi aneh di rekening Nia, hanya kiriman gaji
dari TKnya dan beberapa kali transaksi pengambilan uang atau pemotongan biaya
asuransi BPJS. Angga jadi sedikit ragu dengan Nia apakah ia benar-benar Momy
Cow atau hanya kebetulan saja?
“Mau makan siang
bareng?” tawar Angga tiba-tiba.
Nia tersenyum lalu
mengangguk pelan. “Boleh kalau tidak merepotkan,” jawab Nia sopan.
Angga tersenyum
sumringah lalu mengangguk. Angga mengajak Nia makan siang di warung makan
padang dekat kantor bank tempatnya bekerja karena waktu makan siangnya yang
tidak lama. Angga mengobrol ringan dengan Nia seperti pekerjaan dan pelan-pelan
Angga menanyakan rasa penasarannya soal Nia.
“Ehm…aku janda, aku
cerai 6 bulan lalu. Orang tuaku sudah lama meninggal, lalu kakak-kakakku
memberikanku warisan uang. Aku bingung harus apa, jadi aku membeli apartemenku
saat ini. Ku kira waktu itu jika aku punya tempat tinggal yang layak pengadilan
akan membiarkanku membesarkan putraku, ternyata tidak. Uangku terus menipis
karena harus membayar pengacara dan sidang,” Nia menghela nafasnya lalu
tersenyum. “Aku bekerja di TK karena aku merindukan anakku, aku suka anak-anak.
Aku melakukan apa saja untuk anakku,” sambung Nia lalu kembali tersenyum.
Angga tertunduk
ikut sedih mendengar kehidupan Nia yang keras, tangan Angga mulai terulur untuk
menggenggam tangan Nia.
Nia langsung
menarik tangannya begitu tangan besar Angga yang hangat menyentuhnya. Airmata
yang Nia bendung mulai jatuh perlahan.
“Maaf, aku terlalu
banyak bicara,” ucap Nia lalu bangun dan membayar makanannya sebelum pergi
meninggalkan Angga duluan.
Bab 5 – Kencan
Sejak obrolannya
dengan Angga saat makan siang bersama, Nia menjadi sedikit banyak mengenal
Angga dengan baik. Meskipun Nia dan Angga tak sempat bertukar kontak
masing-masing. Sejak itu juga rasanya Nia dan Angga jadi jarang bertemu, tidak
seperti biasanya.
Nia merasa sedih
dan senang setelah sekian lama akhirnya bisa sedikit menceritakan soal
kehidupannya pada orang lain. Sudah lama sekali Nia tak mengobrol apa lagi
curhat. Nia senang bisa mengobrol dengan Angga waktu itu tapi ia juga sedih
karena merasa mengorek lukanya kembali. Nia juga takut jika ceritanya akan
membebani Angga atau ia terlalu banyak bicara hingga Angga tidak nyaman.
Nia juga merasa
caranya meninggalkan Angga saat makan siang kemarin tidak sopan, tapi Nia juga
tidak berani datang menemui Angga yang hanya berjarak 2 pintu dari tempatnya
tinggal. Rasanya Angga pun begitu. Angga juga tak berani mendatangi Nia karena
takut Nia tersinggung atau tidak nyaman bersamanya kemarin.
Angga juga merutuki
pertanyaannya yang kepo pada Nia kemarin padahal daripada membuat hubungannya
menjadi renggang begini Angga bisa saja kemarin minta kontaknya saja dan tanya
lewat chat.
“Nia!” sapa Angga
yang kebetulan melihat Nia yang membawa plastik sampah hendak membuangnya ke
bawah.
“Hai!” sapa Nia
sambil tersenyum.
Angga menghela
nafas lega karena Nia tidak marah, Nia juga menghela nafas lega karena Angga
tidak ilfil mendengar ceritanya.
“Biar ku bantu,”
ucap Angga mendekat pada Nia dan langsung membantunya membuang sampah.
“Terimakasih, maaf
merepotkan terus,” ucap Nia sungkan sambil berjalan bersama Angga.
Keduanya diam
bingung memulai pembicaraan darimana. Keduanya bergelut dengan pikiran
masing-masing dan memperdebatkan apapun topik yang ingin di bahas dalam otak.
“Em…Nia…m-maaf soal
yang kemarin, seharusnya aku tidak kepo dan menanyakan masalah pribadimu. Maaf
membuatmu tidak nyaman,” ucap Angga membuka pembicaraan.
Nia menatap Angga
dengan terkejut, lalu tersenyum bersamaan dengan senyum yang merekah di bibir
Angga. “Tidak, aku tidak marah. Aku juga minta maaf karena meninggalkanmu
begitu saja. Aku takut membuatmu tidak nyaman mendengar ceritaku, aku takut
terlalu banyak bicara,” ucap Nia lalu menundukkan pandangannya.
Angga tertawa
mendengar ucapan Nia, tak lama Nia ikut tertawa karena ia dan Angga sama-sama
salah paham ternyata.
“Apa yang akan kamu
lakukan setelah ini?” tanya Angga pada Nia sambil berjalan ke bak sampah.
“Em… tidak ada,
mungkin aku akan membuat kopi sambil membaca,” jawab Nia.
Angga langsung
mengambil ponselnya dan menunjukkan brosur kafe yang ia foto dari salah satu
nasabahnya yang mengajukan pinjaman di bank. “Mau pergi ke kafe? Nasabahku baru
membuka kafe, a-aku ingin mengeceknya. Maksudku kalau kamu gak sibuk mau
kesana? T-tapi ini bukan kencan, maksudku aku…em…aku…”
“Oke aku akan
bersiap-siap!” potong Nia karena melihat Angga yang begitu gugup mengajaknya
pergi ke kafe.
“Iya, a-aku akan
menunggumu,” ucap Angga sambil tersipu malu dan memalingkan wajahnya.
Nia langsung masuk
ke apartemennya sementara Angga masih berjingkrak-jingkrak begitu senang bisa
mengajak Nia pergi. Kebahagiaan Angga rasanya juga masih berlanjut dengan
bersorak bergembira. Antara gugup, senang, dan semangat bercampur aduk di hati
Angga.
Persetan dengan
status Nia sebagai janda atau streamer apapun itu Angga tetap senang
bisa mengenal Nia.
●●●
Nia bersiap-siap
dengan perasaan senang dan berbunga-bunga. Sudah lama ia tak mengobrol sekarang
ia memiliki teman mengobrol dan sudah lama ia tak pergi bersenang-senang,
sekarang ada Angga yang mengajaknya pergi.
Tapi senyum
sumringah Nia perlahan luntur ketika tiba-tiba ada notifikasi masuk ke emailnya
dari aplikasi streamingnya. Nia menatap tubuhnya lalu menatap kamar dan
segala atributnya untuk melakukan siaran.
Nia langsung malu dan merasa tak pantas untuk Angga.
Angga terlihat
polos dan tulus saat bersamanya. Angga juga pria baik-baik dan bekerja keras di
bidangnya. Nia yang sempat merasa senang dan berbunga-bunga sebelumnya menjadi
sedih dan malu. Nia takut jika Angga akan jijik begitu tau pekerjaan rahasianya
selama ini. Nia takut jika Angga akan pergi atau melaporkannya pada pihak
kepolisian dengan dugaan konten pornografi.
Suara bel pintu
apartemennya berbunyi. Nia mengatur nafasnya agar ia merasa lebih tenang lalu
berjalan keluar menemui orang yang menekan bel di pintunya.
Angga tersenyum
sambil menunjukkan sepatu kerjanya yang lama. Nia mengerutkan keningnya
bingung.
“Kamu tinggal
sendirian kan?” tanya Angga yang di angguki Nia. Angga langsung meletakkan
sepatunya di dekat rak sepatu Nia. “Biar kamu gak di kira tinggal sendirian,”
ucap Angga lalu meletakkan asbak berisi puntung rokok juga di samping rak
sepatu Nia.
Nia tersenyum lalu
mengangguk. “Terimakasih,” ucap Nia lalu keluar dan mengunci pintu
apartemennya.
Sejenak Nia
melupakan soal kekhawatirannya pada Angga. Nia menikmati waktunya bersama Angga
yang begitu baik dan perhatian padanya. Sudah lama sekali Nia tak merasakan
kehangatan saat bersama pria. Kehadiran Angga terasa seperti oasis di tengah
gurun.
Nia kembali
mengobrol ringan dengan Angga. Menikmati late dan donat bersama, lalu pergi
makan siang di food court salah satu pusat perbelanjaan dan mampir ke
tempat aksesoris.
“Aku selalu kesini,
membeli mainan untuk anakku barang kali aku akan kembali mendapat hak asuhnya
kembali,” ucap Nia sambil membeli boneka sapi.
Angga langsung
teringat pada Momy Cow begitu Nia membayar bonekanya. “S-sapi…” ucap Angga
ragu.
“Anakku selalu
tenang jika memegang boneka sapi, sepertinya dia suka sapi,” ucap Nia sambil
memandang bonekanya dengan begitu tulus.
Angga langsung
paham kenapa Nia menggunakan nama samaran Momy Cow meskipun ia masih ragu
apakah Nia 100% Momy Cownya.
Angga iseng
mengambil gelang couple berwarna hitam dan putih, yang berbentuk seperti jam
namun talinya cukup kecil yang terbuat dari kulit sintetis. Angga begitu
tertarik bukan karena motif atau warnanya, tapi karena gelang itu bisa
menunjukkan kalau pasangannya kangen hanya dengan menekan jamnya.
“Buat kamu, k-kalau
ada sesuatu bisa beritahu aku. K-katanya ini bisa memberitau kalau pasangan
saling merindukan satu sama lain, t-tapi k-kamu bisa tekan kalau kamu butuh
bantuan. S-seperti tombol pemanggil suster di rumah sakit,” ucap Angga gugup
memberikan pada Nia.
Nia tersenyum lalu
memakainya. “Terimakasih,” ucap Nia.
Angga ikut
memakainya juga. Angga memberi gelang kali ini bukan hanya agar Nia mudah
memanggilnya tapi juga agar ia bisa yakin jika Nia adalah Momy Cow.
Bab 6 – Jadian
Nia kembali
melakukan streaming seperti biasanya, kali ini ia terlihat ceria dan
masih memakai gelang pemberian dari Angga. Nia tetap bertingkah binal seperti
biasanya, menduduki dildo sambil memamerkan asinya yang menetes. Mendesah
sambil bergerak-gerak gelisah menggoda tiap penontonnya.
Angga begitu senang
melihat gelang pemberiannya masih di pakai Nia, tak hanya itu ia juga melihat
boneka sapi yang tadi Nia beli di atas tempat tidurnya. Angga jadi yakin 100%
jika Nia adalah Momy Cow yang ia sukai selama ini. Angga tetap mengiriminya uang
tips seperti biasa.
Angga yang hanya
ingin memastikan jika Momy Cow adalah Nia merasa senang bisa membuat wanita itu
bahagia. Bukan sebagai Momy Cow tapi sebagai seorang wanita yang tersakiti.
Angga senang ketika Nia menceritakan bila akhirnya ia pergi bersenang-senang.
Angga senang
melihat Nia menunjukkan apa yang ia makan dan ia minum dari foto di ponselnya.
Angga juga senang melihat Nia memeluk bonekanya. Angga tak peduli pada
orang-orang yang ada di streaming Nia. Angga hanya fokus pada Nia dan
menontonnya seolah hanya ia dan Nia berdua saja sedang saling berhadapan.
“Ahhh…ahhh…ahhh…”
desah Nia membuat penontonnya menggila memberikan banyak saweran.
Sementara Angga
mengocok kejantanannya sampai akhirnya ia klimask dengan sperma yang menyumprat
hingga mengenai layar laptopnya.
●●●
Angga dan Nia makin
sering menghabiskan waktu bersama. Angga sering mengajak Nia untuk makan
bersama dan mengajak Nia ketempat-tempat yang menyenangkan. Angga begitu
terbuka pada Nia, bahkan Angga tanpa ragu menunjukkan pasword atmnya pada Nia.
Kadekatan Nia dan Angga juga makin lama makin menjadi ketika Angga kedatangan
kakak perempuannya dan langsung mengenalkan Nia padanya.
“Keluargaku tinggal
Kakakku itu aja, orang tuaku meninggal waktu aku SD. Mereka jadi korban Bom
Bali 2002,” ucap Angga sambil menunjukkan foto keluarganya pada Nia. “Nanti
Kakakku kesini. Aku mau kenalin kamu sama Kakakku,” sambung Angga dengan senyum
sumringahnya.
Nia ikut tersenyum.
Ia senang bisa dekat dengan Angga dan mengenal keluarganya adalah hal yang baik
untuk hubungannya. Sampai Nia tersadar, rahasianya sebagai seorang streamer
akan menjadi bumerang dan aib besar kalau sampai Angga apalagi keluarganya tau.
Nia tetap menyambut
kakak Angga dengan ramah dan melayaninya dengan baik seperti mengambilkan nasi,
atau memberikan potongan daging atau sosis untuknya. Nia merasa senang dan
kembali mengabaikan ke khawatirannya sejenak. Apalagi kakak perempuan Angga juga
ramah dan terbuka seperti Angga.
“Angga gak pernah
deket sama cewek sejak pindah dari kantornya sebelumnya. Angga sempat punya
cewek tapi ceweknya lebih milih buat nikah sama cowok yang udah punya anak dan
istri, aku tidak mengharapkan apapun darimu. Tapi ku harap kalau kalian memang
menyukai satu sama lain, kamu bisa menerima Angga apa adanya…” ucap Amel
menasehati Nia
Nia tersenyum,
rasanya harusnya ia yang khawatir bila Angga tidak menerimanya apa adanya bukan
ia yang harus di khawatirkan.
“T-tapi aku hanya
seorang janda,” ucap Nia minder.
Amel langsung
menepuk bahunya setelah mengelap tangannya yang basah setelah mencuci piring.
“Tidak masalah! Memang kenapa kalau janda? Kamu masih muda, cantik. Tidak
masalah, aku malah lebih menyukainya karena kamu lebih berpengalaman,” ucap
Amel membesarkan hati Nia.
Nia tersenyum
mendengar ucapan Amel.
Amel mendekat lalu
berbisik. “Angga sudah cerita, aku tau siapa dirimu,” ucap Amel lalu tertawa
kecil.
Nia begitu tersipu
sambil menutup wajahnya yang malu.
“Hayo! Lagi pada
ngomongin apa?” ucap Angga yang baru datang setelah membeli minuman ringan di mini
market depan.
“R-a-h-a-s-i-a!”
ucap Amel mengeja sambil menjulurkan lidahnya mengejek Angga.
Angga terlihat
begitu hangat dan ceria bersama kakaknya. Nia juga ikut senang bisa
bercengkrama dengan keluarga Angga. Sampai akhirnya sebelum sebelum kakaknya
pulang Angga menunjukkan sebuah cincin untuk Nia lalu berlutut di depannya.
“Nia, aku tau kita
dekat baru beberapa hari. Kita banyak mengobrol dan menurutku kita cocok satu
sama lain, kamu mau gak nikah sama aku?” tanya Angga yang sudah berusaha
menunjukkan keromantisannya.
Nia terdiam kaget.
Airmatanya mengalir begitu saja tanpa berani menjawab. Ia menatap Amel yang
tersenyum menyemangatinya lalu melihat Bima yang begitu berharap padanya. Nia
mengangguk pelan.
“A-aku menerima
untuk kita memiliki hubungan, tapi menikah itu soal lain. Kamu bisa memikirkan
berulang kali terlebih dahulu Angga, aku hanya seorang janda. Kamu boleh
meninggalkan kapanpun waktu kamu berubah pikiran,” ucap Nia lalu membiarkan
Angga memakaikan cincinnya di jari manis Nia.
Amel tersenyum
mendengar jawaban Nia yang sangat mementingkan perasaan adiknya. Angga langsung
memeluk erat Nia dengan begitu bahagia.
Tidak ada yang
lebih membahagiakan bagi Nia selain membuka lembaran baru dengan Angga. Tapi
disisi lain, ia juga menyimpan rahasia besar yang suatu saat pasti akan
menimpanya seperti bola salju. Sampai kapan Nia bisa menyimpan rahasianya, tapi
apapun itu Nia dari hati kecilnya sendiri Nia hanya ingin memiliki kehidupan
normal dan suatu saat akan meninggalkan situs streaming dewasa itu.
Segera, secepat
mungkin. Setelah ia mendapat hak asuhnya kembali Nia ingin segera menyudahi
semuanya. Meninggalkan situs kelam itu sebelum Angga tau dan sebelum semua
terbongkar.
Bab 7 – Rahasia
Angga mulai
mengantar jemput Nia tiap bekerja. Keduanya berangkat bersama lalu saat makan
siang Angga akan menjemput Nia dan makan siang bersama. Angga sengaja
melakukannya agar Nia bisa lebih banyak mengurang pengeluarannya agar bisa
segera mengumpulkan dana dan bisa merebut hak asuhnya kembali.
Tak hanya itu Angga
juga sering membayar belanjaan Nia dan membayar kebutuhan apartemen Nia juga
seperti listrik, air dan gas. Angga juga membayar kebutuhan Nia lainnya sampai
Nia begitu sungkan dan diam-diam tetap menghitung semua yang Angga berikan untuknya
dan menyimpannya agar kapanpun jika Angga putus darinya Nia bisa mengembalikan
semuanya.
“Nanti aku piknik
ke kebun binatang bersama anak-anak, jadi kita tidak bisa makan siang bersama,”
ucap Nia yang sudah tiga kali mengatakan kalau ia akan pergi piknik bersama
murid di TKnya pada Angga.
“Iya, nanti ku
jemput kalau sudah pulang,” ucap Angga sambil membukakan pintu mobilnya untuk
Nia.
“Aku membuatkanmu
bekal,” ucap Nia sambil menunjukkan tote bag berisi kotak makan siang yang
khusus ia buat untuk Angga.
“Wuuuu!!!” seru
Angga yang tampak begitu senang melihat bekal yang di buatkan Nia untuknya.
Nia dan Angga terus
berpegangan tangan sepanjang perjalanan ke TK tempat Nia bekerja. Angga merasa
begitu nyaman dan bahagia bisa bersama Nia. Angga melupakan sisi gelap dan
rahasia Nia sebagai streamer. Angga lebih memilih melihat Nia sebagai
seorang wanita yang keibuan dan menjauhkan pikirannya untuk menghakimi Nia.
Toh selama ini Nia
juga tak pernah menerima chatting atau menanggapi komentar di akunnya
selain saat sedang live saja. Jadi Angga tetap yakin dan percaya pada
Nia jika Nia yang sebenarnya tidak seburuk Nia saat berperan sebagai Momy Cow.
Sejak mereka berpacaran juga, Nia jadi mengurangi intensitasnya melakukan live
streaming yang biasanya sehari bisa dua sampai tiga kali, sekarang hanya
sekali.
Tak hanya itu Nia
juga mulai jarang menunjukkan kebinalannya dan memainkan dildo di kewanitaannya
lagi. Ia kembali seperti semula dengan hanya menunjukkan payudaranya saat
sedang mengeluarkan asinya sambil membaca komentar saja.
●●●
“Bro, tumben
ngutak-ngatik hukum,” ucap teman Angga yang melihat Angga kembali mempelajari
soal hukum.
“Iya, mau ngerebut
hak asuh anak,” jawab Angga di sela-sela membacanya.
Teman Angga melongo
kaget mendengar Angga yang tiba-tiba mempelajari soal hak asuh anak. “Bro, lu
kenapa? Lu mau ngerebut anak siapa?” tanyanya yang dengan suara prihatin dan
kepo sambil berbisik.
“Anaknya pacarku,”
jawab Angga santai.
“Jangan Bro, kalo
bukan anaklu jangan di rebut. Namanya penculikan kayak gitu,” ucapnya makin
prihatin memperingatkan Angga.
Angga mendelik
bingung dengan sebelah alisnya yang terangkat. “Bukan gitu…hmmm…” ucap Angga
yang akhirnya ingin mengklarifikasi sebelum pikiran temannya semakin liar.
“Pacarku kan janda,
dia punya bayi umurnya masih 9 bulanan. Nah itu bayinya di rebut suaminya. Dia
gak boleh ketemu, aku cuma mau bantuin ngerebut hak asuhnya aja itu doang.
Minimal biar pacarku bisa ketemu anaknya, itu aja…” jelas Angga sambil menghela
nafas.
“Ooh ku kira,”
ucapnya lalu pergi meninggalkan Angga untuk makan siang bersama yang lain juga,
sementara Angga tetap di kantor sambil memakan bekal buatan Nia.
Angga memfoto
terlebih dahulu bekal buatan Nia yang terlihat enak dan penuh kasih sayang,
meskipun sebenarnya biasa saja. Hanya karena Angga sedang kasmaran jadi
semuanya terlihat penuh kasih sayang. Angga juga melaporkan pada Nia kalau ia
memakan bekalnya dan Nia juga mengirimi Angga foto-fotonya bersama anak-anak.
“Bro! Aku dapet
info. Ini nomer WA salah satu advokat spekham, mungkin dia bisa bantu masalah
pacarmu itu,” ucap teman Angga sambil memberikan kartu nama seorang pengacara
pada Angga setelah istirahat makan siang.
“Eh!” ucap Angga
kaget.
“Tenang aja aku
cerita sama bu Citra, beliau kan pernah ada masalah rumah tangga kayak gituan
juga, jadi langsung di arahin. Coba aja siapa tau bisa,” ucap teman Angga
begitu antusias membantu.
“Oh, iya makasih
Bro!” ucap Angga senang.
●●●
Angga langsung
bergegas menjemput Nia setelah selesai bekerja. Hari ini juga Angga sudah ijin
tidak lembur pada atasannya karena ingin mengurus soal hak asuh anak yang
sedang menjadi masalah Nia. Bu Citra, sebagai atasan Angga memberi ijin dan
sempat menceritakan pengalamannya pada Angga agar bisa membantu kelak.
Angga sudah begitu
senang bisa memberi kabar baik pada Nia dan sesegera mungkin Angga berharap Nia
bisa mendapatkan hak asuh anaknya. Karena dengan begitu Nia akan berhenti
melakukan streaming dan ia bisa segera memiliki Nia seutuhnya.
“Hah, aku lelah
sekali. Tapi hari ini menyenangkan, anak-anak suka melihat binatang. Aku juga
membeli ini!” seru Nia sambil menunjukkan mainan edukasi yang ia beli.
Tentu saja mainan
itu bukan untuk Angga. Angga juga ikut senang melihat oleh-oleh yang Nia beli.
Bahkan meskipun Angga tau anak yang sedang di perjuangkan Nia bukan anaknya,
Angga tetap menginginkan Nia bersatu dengan anaknya kembali. Angga bahkan sudah
memikirkan jika tak masalah bila ia harus ikut membesarkan anak dari pernikahan
Nia sebelumnya. Asalkan bersama Nia, apapun Angga mau.
Di sepanjang jalan
Angga juga menceritakan soal pengacara dari spekham yang sudah ia hubungi tadi
dan pengalaman atasannya saat memperebutkan hak asuh anak juga seperti Nia. Nia
mendengarkan dengan seksama dan antusias apalagi Angga juga memberikan kartu
nama yang ia dapat pada Nia.
“Nanti kita bisa
pakek bantuan advokat dari spekham itu juga, semoga kita bisa segera
menyekesaikan masalah ini. Aku gak sabar pengen kita berkumpul sama Ali juga,
aku gak keberatan kalo kita nikah dan harus membesarkan Ali,” ucap Angga yang
membuat Nia tersentuh.
“Makasih banyak,
aku belum pernah dapat kebaikan sebanyak ini sebelumnya,” ucap Nia begitu
tersentuh dengan ucapan Angga.
Angga tersenyum
lalu menatap Nia setelah selesai memarkirkan mobilnya. “Aku tulus mencintai
kamu Nia, apapun dirimu sekelam apapun kehidupan atau masalalumu. Aku menerima
semuanya,” ucap Angga lalu mengecup punggung tangan Nia dengan lembut.
“Terimakasih
banyak, aku sangat bersyukur bisa mengenalmu,” ucap Nia lalu memeluk Angga.
Angga mengelus
punggung Nia dengan lembut. “Biar nanti kalau kita dah bisa dapetin hak asuh
Ali, kamu bisa berhenti jadi streamer…”
Nia langsung
melepaskan pelukannya pada Angga. Nia begitu kaget Angga tau bila ia seorang streamer.
Itu rahasia terbesarnya dan Angga mengetahuinya? Bagaimana bias?!
“K-kamu tau
semuanya? Kamu tau kalo aku streamer?!” tanya Nia kaget dan tak percaya.
Angga begitu
gelagapan karena sudah keceplosan, Angga tak bermaksud mengatakannya. Bahkan
Angga berencana tetap merahasiakannya. Tapi sekarang semuanya sudah terlanjur,
Angga hanya bisa mengangguk pelan mengakuinya.
“Sejak kapan kamu
tau semuanya Ngga?!” tanya Nia kaget dan panik.
Angga menundukkan
pandangannya merasa begitu bersalah. “S-sejak pengikutmu masih 100, aku gak tau
awalnya kalo Momy Cow itu kamu…”
“Cukup!” bentak Nia
lalu keluar dari mobil Angga sambil menangis meninggalkan Angga sendirian di
mobil dan langsung naik ke apartemennya.
Bab 8 – Putus?
Tak ada streaming
Momy Cow lagi, bahkan beberapa foto sexy yang pernah di posting Nia juga
tiba-tiba hilang dan hanya menyisakan foto makanan atau barang-barang yang
tidak begitu penting dan menarik saja.
Begitu banyak yang
mencari Nia di platform streamingnya bahkan banyak yang tetap
mengiriminya uang tips meskipun Nia tak melakukan apapun. Nia juga tak membalas
satupun komentar yang ada dan memilih untuk menghilang begitu saja.
Tak hanya itu
sosial medianya yang terlihat ceria dengan banyak foto bersama murid di TKnya
atau kerajinan buatan muridnya juga tiba-tiba tidak aktif begitu saja. Angga
benar-benar kehilangan Nia, parahnya lagi apartemen Nia selalu tertutup dan
mobil Brio milik Nia juga sudah lama tak pulang ke apartemennya.
Tentu saja Angga
tetap mencarinya dengan menghubungi penjaga dan pengelola apartemen, berharap
ia mendapat kabar atau minimal tau kemana Nia pergi. Angga juga pergi ke TK
tempat Nia mengajar tapi Nia juga sudah tidak datang mengajar lagi sejak
kepulangannya dari piknik.
Angga begitu kalang
kabut mencari Nia. Bahkan WAnya pada Nia tak di balas jangankan di balas,
dibacapun tidak. Tak hanya itu Angga yang bekerja sebagai pegawai bank dan
diam-diam menyelidiki transaksi rekening Nia juga tak bergerak sedikitpun.
Masih utuh seperti semula.
Angga tak mau
menyudahi hubungannya dengan Nia. Angga benar-benar serius ketika mengatakan
menerima Nia apa adanya. Angga juga serius ketika ia ingin menikahi Nia. Tapi
kenapa malah jadi seperti ini.
●●●
Nia pergi ke rumah
mantan suaminya dan terus menggedor-gedor gerbang rumahnya memohon untuk di
ijinkan masuk dan melihat putranya sebentar saja. Nia terus memohon agar di
ijinkan sebentar saja merawat putranya yang jatuh sakit namun ia tetap tidak di
ijinkan masuk. Jangankan masuk melihat kondisinya pun tidak.
Warga dan RT
sekitar rumah mantan suami Nia sudah mencoba menengahi dan membujuk mantan
suami Nia tapi tetap tak membuahkan hasil. Nia terus memohon dan mengiba agar
di ijinkan bertemu dengan anaknya tapi mantan suaminya begitu berkeras tak
mengijinkan Nia bertemu dengan anaknya.
Nia begitu frustasi
di buatnya. Ali sakit, putranya yang masih kecil dan begitu lemah itu
membutuhkan ibunya. Tapi Nia sebagai ibu yang hanya ingin merawat putranya
malah terus di usir dan di singkirkan. Bahkan entah yang keberapa kali Nia di
siram air kotor oleh istri baru suaminya karena kesal pada Nia yang begitu
keras kepala.
“Aku cuma mau
ketemu anakku! Aku cuma mau ketemu Ali, cuma ngurus dia sebentar saja. Aku
janji tidak akan membawanya, aku janji tidak akan mengambilnya. Aku hanya ingin
memeluk anakku!” tangis Nia memaksa untuk bertemu dengan putranya.
“Halah modus!
Bilang aja kamu mau ngerebut suamiku lagi!” maki istri baru mantan suami Nia
lalu menyiramkan air kotor entah yang keberapa kalinya pada Nia yang
berpegangan pada gerbang rumahnya memaksa masuk.
Tak puas hanya
menyiram Nia, wanita itu juga memukuli jari-jari Nia yang menggenggam jeruji
pagarnya dengan ember yang ia bawa hingga luka.
“Ali! Momy disini,
Nak! Momy dateng buat Ali!” teriak Nia tanpa peduli jemarinya yang sudah luka
dan memar terhantam ember.
Tak lama mantan
mertuanya datang. Tapi bukannya mengijinkan Nia masuk untuk melihat dan memeluk
anaknya. Wanita tua itu malah memandang Nia jijik.
“Kamu ini gak tau
diri apa gimana?! Kalo udah di buang ga usah datang kesini! Kamu alergi ya liat
keluargaku bahagia?! Iya?! Wanita kampungan, menjijikkan!!!” ucapnya lalu
merangkul menantu barunya dengan penuh kasih sayang masuk kedalam.
Nia diam sambil
menatap tajam ke arah mertua juga keluarga baru suaminya. “Kalau aku gak boleh
dapat hakku atas Ali! Kalian juga gak bisa memiliki Ali sama kayak aku!!!”
teriak Nia lantang lalu pergi sambil menangis dengan kondisi pakaian yang basah
dan kotor.
●●●
Angga kaget bukan
main begitu melihat notifikasi Momy Cow memulai live streaming lagi,
yang makin membuat Angga kaget dan tak percaya adalah saat melihat back
groundnya adalah kamar Nia di apartemennya.
Angga langsung
bergerak cepat menonton live streaming tersebut dan begitu ia melihat
Nia masih memakai pakaian yang lengkap. Angga langsung berlari ke apartemen
Nia. Angga langsung menggedor-gedor pintunya dengan panik sambil sesekali
menekan bel.
Nia keluar
membukakan pintu apartemennya yang begitu ribut. Tanpa sempat berkata apapun
Angga langsung memeluk Nia dengan begitu erat hingga topi koboi yang Nia
gunakan terlepas dari kepalanya.
“Aku mencarimu
kemana saja…” ucap Angga dengan suara bergetar yang terdengar begitu tulus.
Nia yang sebelumnya
berusaha menolak pelukan Angga terdiam tanpa berani bergerak dan Angga semakin
erat memeluknya. Bahkan Nia dapat merasakan detak jantung dan nafas Angga yang
tersengal karena posisinya yang begitu dekat.
“Aku terus
mencarimu, aku pergi kesemua tempat, aku mananyai semua orang, aku terus
mengirimimu pesan, aku melacak aktivitas bankmu. Aku terus mencarimu seperti
orang frustasi! Aku hampir gila karena terus memikirkanmu selama lima hari ini!
Kamu kemana?! Ayo kita bicarakan semuanya baik-baik…” ucap Angga lalu meluruh
ke lanti berlutut memohon pada Nia. “Jangan pergi meninggalkanku, jangan
menghilang, katakan sesuatu, ayo bicara, ayo bertengkar dan berdebat, aku mau
lakukan apapun tapi tolong jangan pergi lagi!” tangis Angga memohon pada Nia.
Nia ikut menangis
dan meluruh di lantai bersama Angga. Nia memeluk Angga dengan erat yang di
balas oleh Angga. Keduanya menangis bersama lalu dengan gila Nia mengajak Angga
ke kamarnya. Nia memberikan topi koboi dan kacamatanya pada Angga setelah puas
menangis.
“I-ini pekerjaan
rahasiaku, ini yang ku takutkan selama ini jika kamu tau dan akan membongkar
semuanya…” ucap Nia sambil menatap Angga dengan matanya yang masih berlinangan
air mata dan di saksikan begitu banyak penontonnya.
Angga menutup
kamera streaming Nia dengan topi koboi milik Nia yang ia kenakan. “Kalo
kamu malu melakukan ini sendirian, kalo apa yang kamu lakukan sekarang kamu
anggap aib dan dosa. Aku akan mengikutimu, ayo kita lakukan semua bersama-sama.
Aku akan mengikutimu, ke neraka sekalipun selama bersamamu akan ku jalani,”
ucap Angga dengan yakin lalu mencium bibir Nia pertama kalinya.
Bab 9 – Patner
Angga pulang
secepat yang ia bisa. Nia sudah menyiapkan pakaiannya semalam. Pakaian yang
akan ia gunakan untuk melakukan live streaming bersama nantinya. Antara
senang dan ragu menyelimuti Angga.
Senang karena pada
akhirnya ia bisa mewujudkan impiannya untuk bercinta dengan streamer favoritnya,
namun juga ragu untuk melakukannya karena Angga tak ingin membuat Nia semakin
rusak dan jauh melangkah ke dalam dunia gelap itu sendirian.
Meskipun begitu,
Angga tetap bersiap-siap. Mandi, menggunakan parfum, menata rambutnya,dan
terakhir menggunakan kostumnya. Sebuah stelan jas dengan vest yang ketat dan
menunjukkan lekuk tubuh juga tonjolan ototnya.
Angga mematut
dirinya di cermin cukup lama sampai akhirnya ia memutuskan tidak memakai jasnya
saja agar penonton dapat melihatnya lebih menggoda lagi. Setelah ia yakin pada
penampilannya Angga baru memakai topeng yang menutupi mata hingga hidungnya.
Topeng berwarna
hitam yang begitu pas di wajahnya. Angga mengatur nafasnya. Menenangkan dirinya
yang sudah berkali-kali membayangkan bagaimana nikmatnya tubuh Nia yang selama
ini hanya ia bayangkan saja.
Angga meraba
celananya lalu kembali mencoba mengalihkan perhatiaannya sejenak. Bahkan baru
membayangkan Nia saja, Angga sudah begitu keras di buatnya.
Setelah Angga
merasa cukup siap dan yakin pada keputusan besarnya untuk mempertontonkan
keerotisannya, Angga melangkah ke apartemen Nia.
“Oh sudah siap,
tunggu sebentar ya. Aku juga akan bersiap-siap,” ucap Nia lembut sambil
mempersilahkan Angga masuk dan langsung mengunci pintu apartemennya.
“Oke akan ku
tunggu,” ucap Angga lalu duduk di depan sofa ruang tengah apartemen Nia sembari
menunggu Nia selesai bersiap-siap.
Angga mendongakkan
kepalanya mengamati sekeliling, mengamati interior tempat tinggal Nia yang
minimalis, mengamati barang-barang milik Nia yang tertata begitu rapi dan
terlihat bersih. Angga terus berusaha mengalihkan perhatiannya sambil menatap
sekeliling, sampai Nia keluar dari kamarnya dengan lingerie transparan
berwarna merah marun, tanpa celana dalam, dengan topi koboi dan masker yang
menutupi hidung dan mulutnya.
Angga tak bisa
menutupi kekagumannya melihat tubuh indah Nia secara langsung dan memang di
sajikan untuknya malam ini. Nia memberikan sekotak kondom pada Angga.
“Kita lakukan
seperti yang sudah kita rancang kemarin…” ucap Nia yang langsung di angguki
Angga.
Nia masuk ke
kamarnya terlebih dahulu, membuka siarannya seperti biasa memamerkan kemolekan
tubuhnya setelah terkumpul 1000 penonton yang menonton siarannya dalam waktu
singkat. Angga berjalan masuk seperti seorang penguntit atau dengan kostumnya
ia jadi terlihat seperti tuan dari seorang budak sex.
“Em… jadi begini
caramu membuang-buang susumu, Momy Cow?” ucap Angga yang sedang memainkan
perannya sambil mengecup leher Nia dan meremas payudaranya dari belakang.
Nia mendongakkan
wajahnya menatap Angga yang mendekat dan langsung meremas payudaranya itu. Nia
begitu mendesir dan merasakan tubuhnya yang sudah begitu lama tak di jamah
laki-laki itu terasa begitu sensitif.
“Enghh…Master…”
desah Nia seiring dengan remasan payudaranya yang di lakukan Angga dari
belakang.
Nia ingin
membalikkan badannya, tapi Angga menahannya. “Kalau ini kesukaanmu, tunjukkan
pada semua orang kalau kamu sebinal itu,” ucap Angga dengan suaranya yang
terdengar begitu berat.
Begitu banyak orang
yang berdatangan masuk ke acara streaming yang Nia pandu itu. Semua
penontonnya begitu senang dan semangat melihat Nia yang melakukan duet pertama
kalinya saat streaming. Banyak orang yang mengiriminya tip, namun
daripada itu semua Nia merasa lebih bergairah pada sentuhan yang Angga berikan
padanya.
Karena asi yang ia
hasilkan begitu banyak dan makin banyak karena rangsangan hebat dari Angga.
Mesin pumping yang Nia gunakan jadi terlepas dan penonton dapat melihat
secara langsung puting susu Nia yang menyemburkan asi itu.
“Ahhh…ohh…Master…”
desah Nia sambil memegangi tangan Angga yang memerah payudaranya itu.
Nia benar-benar
menyukai sentuhan Angga yang cukup kuat dan sedikit kasar pada tubuhnya.
Rasanya setiap sentuhan yang angga lakukan pada tubuhnya terasa begitu
menggairahkan. Setiap jengkal tubuh Nia juga terasa seperti titik sensitif
seiring dengan sentuhan dan kecupan yang Angga berikan padanya.
“Ahhh…shhh…ahhh…”
desah Nia sambil membusungkan dadanya dan tak sadar jika posisinya membuat ia
bersandar pada tubuh Angga.
Nia merasakan
kejantanan Angga yang begitu keras di balik celananya menempel di punggungnya.
Nia membelalakkan matanya menyadari betapa keras dan besarnya kejantanan Angga.
Angga langsung
membalikkan tubuh Nia dan duduk berhadapan dengannya. Angga melepaskan masker
yang Nia gunakan, ia begitu tidak tahan untuk tidak mencumbu bibir Nia.
“J-jangan…” tahan
Nia yang masih harus melanjutkan siarannya dan tak mau wajahnya terekspose.
Angga menahan Nia
agar diam dan hanya menatapnya. “Kalau kamu gak menoleh kebelakang, tidak ada
yang bisa melihat wajahmu,” ucap Angga lalu melumat bibir Nia dengan lembut.
Nia membalas
lumatan Angga, sudah lama sekali ia tidak bercumbu dan sekarang setelah sekian
lama Nia akhirnya bisa bercumbu kembali. Perasaan Nia begitu senang, berdesir,
dan makin bergairah. Angga juga merasakan hal yang sama, Angga sudah ingin
segera bercinta dengan Nia, namun disisi lain ia tak rela bila membagikan momen
intimnya pada orang-orang di internet.
“Emhhh…” desah
Angga pelan ketika Nia meraba kejantanannya dan melepaskan sabuk dan membuka
lesreting celananya.
Orang-orang makin
semangat memberikan tip begitu melihat kejantanan besar milik Angga yang sudah
begitu tegang di genggam oleh Nia. Nia berlahan meluruh ke lantai, duduk
bersimpuh dengan posisi sedikit mengangkang di lantai lalu mulai menghisap
kejantanan Angga.
Semua orang
bersautan meminta agar dapat melihat ekspresi Nia yang sedang melakukan blowjob
dari depan. Namun Angga tak menanggapinya. Angga hanya memandangi Nia yang
sedang mengulum penisnya dengan begitu bernafsu.
Sesekali tangan
Angga terulur untuk merapikan rambut Nia yang menghalangi pandangannya. Namun
Angga sama sekali tak menekan kepala Nia atau memperlakukannya dengan kasar.
Meskipun begitu Nia tampak begitu mahir melakukan blowjobnya.
“Enghh…Stop!” tahan
Angga pelan ketika hendak mencapai klimaksnya dan tak mau membuang spermanya
didalam mulut Nia atau mengenai wajahnya.
Namun bukannya
berhenti Nia malah makin dalam menghisapnya hingga akhirnya Angga menyemburkan
spermanya di dalam mulut Nia. Tapi kali ini bukannya Nia memuntahkannya ia
malah menelan semua sperma yang Angga semburkan di mulutnya.
“Emhhh…aku suka
sperma…” ucap Nia lalu menjepit kejantanan Angga dengan payudaranya sambil
menggerakkannya naik dan turun. Nia bahkan masih menjilati kepala penis Angga
yang membuatnya benar-benar tegang kembali.
Angga mematikan
kamera dan menghentikan siaran lalu mengangkat tubuh Nia dan meletakkannya di
tempat tidur.
“Angga! Livenya…”
“Aku mematikannya,
sekarang benar-benar hanya aku dan kamu. Kamu gak perlu berpura-pura binal lagi
dan nikmati saja semuanya untuk dirimu sendiri. Semuanya, hanya antara kita…”
putus Angga lalu melumat bibir Nia dengan lembut.
Nia mengangguk
dengan mata yang berkaca-kaca. Nia benar-benar terharu dengan perlakuan Angga
yang begitu baik memperlakukannya. Bahkan setelah ia mengaku jika ia seorang
pelacur di internet sekalipun, Angga tetap menerimanya dan memperlakukannya
dengan baik dan penuh kasih sayang.
“Emhh… Sayanghhh…”
desah Nia di sela lumatan Angga di bibirnya.
Angga terus
bergerak ke bawah setelah memberikan sedikit kiss mark yang cukup tipis
di leher Nia. Angga mengisap puting payudara Nia yang sudah lama ia inginkan
dengan lembut. Meminum setiap asi yang di keluarkan, Nia menggelinjang dan
membusungkan dadanya menikmati tiap hisapan Angga.
Nia benar-benar di
buat melayang dengan sentuhan Angga yang jelas sangat berbeda dengan mesin pumping,
dildo, atau sentuhannya sendiri ketika melakukan masturbasi. Sebtuhan Angga
terasa begitu intens, lembut dan hangat.
“Ahhh…emhhh…ahhh…”
desah Nia tak tertahankan ketika hisapan Angga makin kuat di payudaranya, tak
hanya itu juga tangan Angga juga terus memainkan payudaranya yang tak di hisap
secara bergantian.
Nia benar-benar
menikmati tiap gairah yang terus di alirkan Angga keseluruh tubuhnya. Sampai
akhirnya bagian yang paling Nia dan Angga inginkan tiba. Angga memasang
kondomnya dengan cepat lalu memasukkan kejantanannya pada lubang kewanitaan Nia
yang sudah begitu becek.
Tanpa perlu banyak
pemanasan lagi Angga dengan mudah memasukkan kejantanannya kedalam lubang
kenikmatan itu dalam sekali hentakan. Nia memekik pelan karena merasakan
hentakan dari penis besar yang langsung menerobos lubangnya yang lama tak di
jamah penis sungguhan itu.
Penis Angga terasa
begitu besar, panjang, dengan urat-urat yang menonjol seolah menggaruk dan
menggelitik bagian dalam Nia di saat yang bersamaan. Angga langsung bergerak
dengan tempo pelan, Angga tak menyangka himpitan lubang kewanitaan Nia yang
terasa sempit dan ketat melebihi ekspektasinya saat berfantasi berhubungan
intim dengan ibu muda ini.
Bahkan meskipun ia
menggunakan kondom sekalipun, ia masih bisa merasakan betapa nikmatnya tubuh
Nia. Nia juga tak sungkan untuk melebarkan kakinya agar Angga lebih leluasa
bergerak menyodok lubangnya yang membuat Angga makin bergairah. Tak hanya itu
suara desahan Nia yang erotis juga membuatnya makin bernafsu.
“Ahh…enak
bangethhh…ahhh…shhh….terushhh…ahhh…” desah Nia yang sudah di selimuti nafsu dan
merasakan kenikmatan bercinta kembali.
Angga tentu
menurutinya dan makin mempercepat hujamannya hingga benar-benar mentok di dalam
yang membuat Nia makin merem melek. Desahan Nia yang begitu erotis juga membuat
Angga makin bersemangat. Sampai akhirnya Angga merasakan lubang kewanitaan Nia
yang terasa makin menyempit dan makin dalam menghisap penisnya di iringi Nia
yang sedikit mengejang tak dapat menahan klimaksnya lagi.
Anggga sendiri juga
merasakan dirinya juga tak dapat menahan diri lebih lama lagi dan akhirnya
keduanya klimaks secara bersamaan. Angga mencabut penisnya dari dalam lubang
kenikmatan Nia yang mengalami squirting.
Bukannya jijik
Angga malah di buat takjub melihatnya. Sementara Nia menatap kejantanan Angga
yang masih terbalut kondom yang sedikit melembung karena semburan spermanya.
“Ahhh…hah…hahh…”
Nia begitu ngos-ngosan mengatur nafasnya.
Angga
mengambilkannya mesin pumping dan memasangnya di kedua putingnya yang
masih meneteskan asinya.
“Tadi hebat
banget…” ucap Angga lembut lalu melumat bibir Nia dengan lembut.
Nia membalas
lumatan Angga dengan perasaan berbunga-bunga. Sudah lama tak ada orang yang
memujinya saat diranjang. Bahkan mantan suaminya juga tak pernah melakukannya.
Nia merasa benar-benar bahagia bersama Angga.
“Masih mau lagi?”
tawar Nia dengan lembut dan menggoda dengan kondisinya yang sedikit berantakan,
wajanya yang memerah menahan gairah juga kedua payudaranya yang sedang di
perah.
Bab 10 – Ayo Menikah
Angga kembali
memasang kondom bersiap untuk ronde keduanya bersama Nia. Namun belum ia
memasangnya Nia menahan tangan Angga.
“Tidak usah,
k-kalau nanti mau keluar di dalam juga boleh…” ucap Nia secara sadar
menginginkan sperma dari Angga.
Angga menghela
nafas lalu menatap Nia sambil tersenyum. “Kita harus cepat menikah kalau
begitu,” bisik Angga yang membuat Nia tersipu.
Nia mengangguk
sambil tersenyum mendengar bisikan Angga. “Ayo menikah,” jawab Nia lalu
berciuman dengan Angga.
Angga melepaskan
pakaiannya satu persatu secepat yang ia bisa sembari berciuman dengan Nia.
Angga begitu senang dengan jawaban Nia yang mau menikah dengannya. Angga tak
peduli lagi dengan status Nia sebagai janda maupun pekerjaan rahasianya sebagai
streamer. Angga benar-benar melihat Nia sebagai dirinya sendiri, sebagai
wanita yang ia cintai secara utuh.
“Aku mencintaimu,
benar-benar mencintaimu Nia,” ucap Angga dengan nafas menderu dan melempar
pakaian terakhirnya lalu menerjang tubuh Nia.
Nia tersenyum
bahagia mendengar ucapan Angga. Tak pernah ada pria yang mengatakan jika ia
mencintai Nia sebelumnya, bahkan mantan suaminyapun tak pernah mengatakan itu
sama sekali. Meskipun hubungannya dulu dengan Nia masih harmonis sekalipun.
Bahkan Nia ingat saat ia mengatakan jika ia hamil mantan suaminya juga tak
peduli dan mengacuhkannya.
Baru dalam
hubungannya dengan Angga kali ini Nia merasakan kehidupan sebagai pasangan yang
sesungguhnya. Menghabiskan waktu bersama, pergi bekerja, makan, dan berdebat
lalu kembali bersama lagi dengan perasaan yang lebih menggebu-gebu.
“Ahh…emhhh…ahhh…”
desah Nia begitu Angga kembali menyatukan dirinya kembali.
“Kamu gapapa? Aku
bisa pakek kondom lagi kalo kamu mau,” ucap Angga begitu ia masuk hingga mentok
kedalam tubuh Nia.
Nia menggeleng.
“Nikmat sekali… ahhh… “ desah Nia sambil meraba vaginanya yang benar-benar
penuh sesak tersumpal penis besar Angga.
Angga tersenyum
lalu mengecup kening Nia sebelum mulai menggenjotnya dengan tempo pelan dan
hentakan yang dalam hingga mentok. Nia mendesah penuh nikmat, kakinya melingkar
di punggung Angga sementara kedua tangannya menahan mesin pumpingnya
yang hampir penuh itu.
“Besar banget,
ahh…shhh…ahhh…” desah Nia yang baru pertama kali merasakan penis sebesar itu
menggaruk lubangnya yang becek. “Ahh… emhhh… ahhh… enak banget… ahhh…” racau
Nia yang sudah tak tau malu lagi.
Angga meningkatkan
tempo hentakannya yang membuat Nia makin tak karuan. Angga begitu senang
mengetahui Nia menyukai permainannya. Angga begitu bergairah mendengar racauan
Nia yang begitu frontal memuji tubuhnya.
Pertama kalinya
bagi Angga untuk berhubungan intim dan ia melakukannya langsung dengan streamer
favoritnya yang selalu menjadi fantasinya selama ini. Tentu saja Angga
tidak menyia-nyiakan kesempatannya. Baik hanya sekedar keintimannya atau untuk
memiliki Nia secara utuh.
Angga terus
menaikkan tempo hentakannya hingga ia kembali merasakan Nia yang hendak
mencapai puncaknya, begitu pula dirinya. Angga sudah panik dan takut jika ia
tak sengaja melepaskan semua spermanya di dalam tubuh Nia.
“Di dalam saja…”
pinta Nia yang membuat Angga senang bukan main.
Angga langsung
membenamkan penisnya dalam-dalam dan mendekap Nia erat sebelum menyemburkan
spermanya di dalam rahim Nia.
●●●
Angga tak langsung
tidur setelah bercinta dengan Nia, padahal biasanya saat ia hanya menonton saja
hanya dengan sekali klimaks ia bisa langsung tertidur dengan nyenyak seolah
tanpa beban. Tapi begitu ia bercinta langsung dengan Nia, Angga malah tak kunjung
mengantuk atau memejamkan matanya.
Seperti begitu
banyak kupu-kupu yang siap terbang dari dalam perutnya, Angga begitu bahagia
merasakan mimpinya selama ini menjadi kenyataan. Angga tak bisa melepaskan
pandangannya dari Nia yang memejamkan mata di sampingnya.
“Kapan kita
mengabari keluargamu?” tanya Angga sambil mengelus rambut Nia dan berulang kali
menciumi wajahnya dengan lembut.
Nia tersenyum lalu
membuka matanya. “Aku akan mengabari kakakku, aku akan memintanya menjadi wali
atau mungkin kita bisa datang mengunjunginya untuk memperkenalkanmu secara
langsung,” ucap Nia lembut lalu mengecup bibir Angga dengan lembut.
“Aku akan
menyiapkan segalanya untuk pernikahan kita, kamu tidak perlu memikirkan
apapun,” ucap Angga menunjukkan segala keseriusannya.
Nia tersenyum lalu
mengangguk. “Apa nanti Ali boleh tinggal bersama kita?” tanya Nia.
“Tentu saja! Kita
bisa tinggal bersama dengan Ali, aku janji akan menyayanginya sama seperti aku
menyayangimu. Aku sudah memikirkan bagaimana kamarnya nanti saat kita tinggal
bersama. Mungkin aku akan menjual apartemenku atau menyewakannya. Lalu kita bisa
pindah ke rumah yang lebih besar agar Ali bisa lebih leluasa di rumah,” jawab
Angga begitu antusias. “Aku juga ingin di panggil Papa atau Ayah oleh Ali.
Tidak masalah dia anak kandungku atau bukan,” sambung Angga yang makin membuat
Nia senang.
“Janji?” tanya Nia
sambil mengacungkan kelingkingnya.
Angga menautkan
kelingkingnya dengan Nia. “Aku janji, aku akan tetap membantumu merebut hak
asuh atas Ali. Aku juga akan membantumu membuat konten-konten nakal itu,” jawab
Angga yang membuat Nia tertawa kecil.
“Terimakasih sudah
menerimaku,” ucap Nia lembut.
“Aku mencintaimu,
tentu saja aku menerima segalanya tentangmu,” ucap Angga lalu mendekap Nia
dengan erat.
Nia memejamkan mata
merasa begitu tenang dan nyaman dalam pelukan Angga. Ia merasa benar-benar di
cintai dan di butuhkan sebagai seorang wanita dan pasangan. Nia sudah
membayangkan betapa bahagia hidupnya nanti ketika ia sudah menikah dan
mendapatkan hak asuh atas putranya kembali.
Nia tak bisa
membayangkan betapa bahagia hidupnya saat ia berkumpul dengan semua orang yang
ia sayangi. Dengan Ali dan Angga, mungkin juga anaknya dengan Angga nantinya.
Nia ingin segera memiliki anak.
Bab 11 – Menikah
Angga mulai
membicarakan masalah pernikahannya dengan Nia, Angga juga langsung gerak cepat
mengabari kakaknya dan memintanya untuk ikut ke rumah kakak pertama Nia untuk
meminta restu. Angga dan Nia juga sepakat untuk membuat konten bersama hingga
Nia mendapatkan hak asuh atas putranya. Tentu saja keduanya juga sepakat untuk
merahasiakannya juga.
Tak ada yang sulit
dalam persiapan pernikahan Nia dan Angga kali ini, begitu berbeda dengan
pernikahan Nia yang pertama. Pernikahan kali ini terasa begitu santai dan tidak
ribet sama sekali. Pertama karena keduanya hanya ingin menikah di KUA saja dan
merayakannya bersama keluarga saja, kedua karena Nia meminta untuk di adakan
resepsi saat ia sudah mendapatkan putranya kembali saja.
Keputusan itu
terasa begitu sulit bagi Nia meskipun Angga tak keberatan sedikitpun dan bisa
mengerti keadaan Nia. Tapi Nia merasa bersalah pada Angga dan kakaknya, karena
ini pernikahan pertama Angga dan mereka tak bisa merayakannya.
Amel awalnya juga
menentang dan kesal karena keputusan yang Angga dan Nia buat. Namun saat Amel
tau alasan di balik itu semua, ia menerima keputusan Angga dan Nia untuk
menunda resepsi. Edi kakak Nia, juga tak mempermasalahkan soal Angga yang di
rasa tak sekaya mantan suami Nia sebelumnya yang bekerja sebagai pengusaha
sawit.
Edi tak
mempermasalahkan lagi soal siapa yang menjadi jodoh adiknya. Karena sudah
pernah salah memilihkan jodoh waktu itu. Tak hanya Edi yang setuju, seluruh
keluarga Nia juga setuju dengan keputusan Nia untuk menikah dengan Angga yang
hanya bekerja sebagai pegawai bank, mereka juga tak mempermasalahkan jika Nia
masih bekerja saat menikah dengan Angga nantinya.
Selama Nia bahagia
dan tidak mengalami KDRT atau di selingkuhi lagi, itu sudah cukup bagi keluarga
Nia. Apa lagi Nia sekarang juga tinggal sendiri dan memperjuangkan hak asuhnya
sendiri, jadi tak ada yang berani mempersulit restu atau apapun terkait pernikahan
Nia. Apalagi Angga terlihat begitu serius dan mau menerima Nia apa adanya.
“Sayang, tapi aku
pengen liat kamu pakek baju pengantin gitu. Gaun atau kebaya juga tidak
apa-apa, aku juga ingin kita berfoto sebagai kenang-kenangan,” ucap Angga
setelah ke KUA untuk mengurus segala persyaratan.
Nia tersenyum lalu
mengangguk. “Kita bisa membeli gaun dan tuxedo,” ucap Nia sambil mengecup
tangan Angga yang terus menggenggamnya. “Aku akan berdandan, lalu kita bisa
berfoto juga,” hibur Nia yang paham jika Angga menginginkan pernikahan yang
meriah.
Angga yang semula
cemberut langsung tersenyum mendengar ucapan Nia. Angga sangat bahagia dengan
kehidupannya bersama Nia, persiapan menikah, memilih gaun, sesekali menemani
Nia melakukan siaran, sampai akhirnya menikah.
Begitu sah sebagai
suami istri sebagai kegiatan awal untuk mengabadikan momen bahagianya, Angga
membuat akun Instagram yang di kelola bersama dengan Nia, Angga juga membuat
akun Youtube yang memposting vlog kegiatan hariannya sebagai pasangan bersama
Nia. Angga mengawalinya dengan postingan pernikahannya yang sangat sederhana,
lalu memposting kegiatan hariannya bersama Nia.
Sedikit merepotkan,
tapi Angga suka membagikan vlog kesehariannya. Vidio yang di unggah juga tidak
setiap hari, melainkan rangkuman kegiatannya selama seminggu dengan durasi
antara 15-25 menit. Angga juga tak berharap chanelnya viral dan memiliki banyak
pengikut. Angga hanya ingin menyimpan momen kebersamaannya bersama Nia saja.
Setelah menikah Nia
mulai aktif kembali menjadi guru TK, akun streaming miliknya juga
berganti nama menjadi Momy Cow in Summer 69 karena sering melakukan streaming
bersama Angga. Meskipun belum bisa terlalu aktif dan rutin seperti sebelumnya
karena ia dan Angga sedang sibuk pindah.
Angga yang memilih
mengalah untuk tinggal di apartemen Nia, sementara apartemennya ia sewakan pada
pasutri muda yang tak sengaja bertemu di KUA dulu. Angga juga mulai mencicil
untuk membeli rumah di salah satu perumahan begitu mendapat informasi dari teman-teman
di kantornya. Tak hanya itu Angga juga di promosikan sebagai kepala cabang di
bank tempatnya bekerja menggantikan posisi bu Citra.
“Apa kita berhenti streaming
saja?” tanya Angga begitu melihat banyaknya uang tabungan yang sudah ia
kumpulkan dan Nia miliki.
“Berhenti saat aku
mendapatkan Ali kembali atau rumah kita jadi?” tawar Nia.
Angga menghela
nafas lalu mengangguk dan tersenyum. Angga tak bisa menolaknya, meskipun Angga
kurang nyaman ketika keintimannya bersama Nia terekspose. Namun disisi lain ada
rasa bangga ketika banyak orang iri padanya. Tak hanya itu Angga juga merasa
senang bisa mengabadikan keintimannya dan menikmati vidionya juga.
Angga memeluk Nia
lalu melepaskan daster yang Nia kenakan lalu meletakkannya sembarangan dan
langsung menggendong Nia masuk ke dalam kamar. Nia tersenyum mengetahui apa
yang akan Angga lakukan. Nia langsung mendekatkan wajahnya pada Angga dan
melumat bibir suaminya dengan lembut.
“Ayo kita buat
banyak kegilaan,” ucap Angga sambil menidurkan Nia dan langsung melumat
bibirnya dengan lembut.
Nia tertawa kecil
lalu membalas lumatan Angga, mengimbangi kebuasan yang ia miliki. Menunjukkan
sisi binalnya yang menggoda. Menjadi pelacur pribadi bagi Angga yang selalu
siap di gunakan kapanpun.
Tapi baru Angga
melepas pakaiannya tiba-tiba ada panggilan masuk ke ponselnya. Angga tentu
mengabaikan itu, tapi tak lama begitu ia telanjang dan siap kembali mencumbu
Nia, ponselnya kembali berdering.
“Pengacara…” ucap
Angga yang akhirnya mengalah untuk mematikan ponselnya tapi malah melihat
panggilan dari pengacara yang akan ia sewa bersama Nia.
Angga duduk di
tempat tidur bersama Nia, menyemak rincian biaya dan segala berkas yang harus
di urus untuk mendapatkan hak asuhnya kembali. Nia langsung mengangguk setuju
yang jelas langsung di sampaikan Angga. Nia tak peduli pada nominal yang harus
ia keluarkan, toh ia bekerja siang malam juga hanya untuk putranya.
“Kita lalui
semuanya bersama-sama…” ucap Angga setelah telfonnya di tutup.
Nia mengangguk
dengan wajahnya yang murung.
Bab 12 – Rumah Hukuman
Cukup banyak uang
yang Nia keluarkan untuk mengajukan tuntutan balik atas hak asuh anaknya. Meskipun
tidak menghabiskan semua uang tabungannya. Tapi Nia merasa perlu tetap
mempersiapkan finansialnya secara matang. Nia tak mau hinaan suaminya karena ia
tak bekerja dan tidak memiliki pendapatan kembali terulang.
Nia juga ingin
memberikan kehidupan yang layak dan indah untuk anaknya. Jadi berhubung hari
Sabtu dan Minggu ia dan Angga sama-sama libur, hari ini keduanya akan membuat live
streaming yang cukup gila.
“Aku tidak akan
menyiksamu, kapanpun kamu merasa gak kuat kita bisa menyudahinya,” ucap Angga
sebelum memulai siarannya kali ini bersama Nia.
Nia mengangguk lalu
memeluk erat suaminya yang begitu pengertian padanya itu.
Angga memakai
topeng yang menutupi separuh wajahnya, sementara Nia memakai maskernya sebelum
akhirnya mereka memulai streaming.
●●●
Tak ada sapaan
ceria dari Nia seperti biasanya. Streaming kali ini sedikit berbeda
karena langsung di buka dengan Nia yang duduk mengangkang tanpa menggunakan
celana dalam. Angga juga tak bicara apapun sampai akhirnya Angga mendekat dan memasang
sebuah dildo berbentuk penis yang dapat bergetar melalui remot kontrol yang di
pegang Angga.
“Kerjakan pekerjaan
rumah, jangan sampai mainannya lepas. Oke!” ucap Angga yang baru bicara untuk
memberitau acara streaminga hari ini.
Nia yang sebelumnya
memakai daster juga di lepas dan di ganti dengan menggunakan lingerie
transparan berwarna putih yang sangat sexy. Belum lagi Angga juga memasang
bando kelinci berwarna putih dan coker berwarna senada.
Angga berusaha
memerankan perannya sebagai seorang master yang menyiksa budak sexnya semampu
yang ia bisa. Angga sungguh tidak tahan melihat betapa menggodanya Nia. Kalau
saja ia tidak melakukan live striming Angga sudah jelas akan langsung
mengawini Nia saat itu juga.
“Celana dalam?”
tanya Nia, Angga langsung menggeleng.
“Tidak seru jika
ada bantuan saat menahannya,” jawab Angga lalu menampar pantat Nia.
Angga mengambil
kamera ponsel Nia yang kali ini di gunakan untuk melakukan live streaming
kali ini. Angga menunjukkan dildo yang tertanam di dalam lubang vagina istrinya
yang tampak begitu becek. Sementara Nia mengangkang sambil meraba vaginanya dan
memegangi dildonya agar tidak keluar dari lubangnya yang sudah becek itu.
Angga membantu Nia
bangun dan memasangkan celemeknya untuk menyiapkan sarapan di dapur. Nia
terlihat begitu kesulitan ketika harus memasak dan mengampit dildo didalam
lubangnya secara bersamaan. Belum lagi Angga yang akan tiba-tiba menyalakan
getarannya seiring dengan tip yang masuk.
“Awhh…ahhh…” desah
Nia yang langsung meraba vaginanya dan menahan dildonya yang bergetar kuat
dengan tangannya ketika sedang menggoreng. “Ahhh…shhh…ahhh…” desah Nia sambil
terus berusaha fokus menggoreng dan meniriskan masakannya.
Melihat reaksi Nia
yang mulai kewalahan menahan getaran dalam vaginanya orang-orang semakin
bersemangat memberikan tip. Begitu banyak hingga Nia mematikan kompornya dan
berjongkok di lantai sambil berusaha mengapit dildonya yang terus melorot turun
keluar dari lubangnya.
“Ahhh…shhh…pelan-pelanhhh…
aku gak mau di hukum…” rintih Nia yang terlihat begitu menggoda. Namun
rintihannya itu malah membuat Angga makin bernafsu dan dengan sengaja menaikkan
getarannya tanpa peduli pada orang-orang yang membei Nia tip dan komenar para
penontonnya.
“Ahh…shhh…ahhh…aku
gak tahan…ahh…pengen keluar…” ucap Nia yang sudah tidak dapat menahan
klimaksnya lagi.
Angga langsung
mengulurkan tangannya setelah meletakkan kameranya dalam posisi yang baik.
Angga langsung menahan dildo di dalam lubang Nia dan terus mendorongnya masuk.
Orang-orang dapat melihat betapa bergairahnya Nia bahkan dalam posisinya kali
ini semuanya dapat melihat betapa tegang putting susu Nia karena nafsunya yang
sudah begitu memuncak.
Benar saja tak
selang lama ia klimaks hingga vaginanya di banjiri lendir kenikmatannya. Angga
mencabut dildonya lalu mengambil sebuah botol air mineral yang sudah di isi asi
milik Nia yang ia peras semalam. Angga menyuntikkan susu itu kedalam lubang
vagina Nia dan langsung menyumpalnya dengan dildo kembali.
“Ahhh…shhh…ahhh…masterhhh,
penuh banget, ampun…” ucap Nia yang tak di pedulikan Angga.
“Kalau itu sampai
keluar lagi aku akan menyuntikkan lebih banyak lagi!”
Nia mengangguk
berusaha patuh. Sementara Angga menikmati sarapannya Nia mulai merapikan ruang
tamunya. Angga sesekali menggetarkan dildonya juga yang membuat Nia memekik dan
mendesah dengan erotis. Namun begitu Nia tak berjongkok untuk mengelap meja Nia
tak sengaja mengendurkan himpitannya hingga susu di dalam rahimnya mengalir
keluar.
“Ahh…shh…awhhh…”
Nia berusaha menahan dildonya namun semain ia mendorongnya masuk susu yang
keluar malah semakin banyak.
Angga kembali
mendekat dan menyuntikkan susu kembali kedalam rahim Nia hingga perutnya
sedikit melembung dan langsung memasukkan sebuah dildo yang lebih besar lagi
kedalam lubang vagina Nia.
“Ahh!!! Ampunhhh
ahhh janganhhh terlalu besarhhh ahhh!!!” desah Nia sambil menungging dan
menunujukkan dildo besar berbentuk bola yang menyumpal vaginanya hingga
klitorisnya menonjol keluar.
Angga mengelus dan
memainkan klitoris Nia dengan gemas yang membuat Nia makin kewalahan.
“Masterhhh…ahhh…jangan
ahhh…aku gak tahanhhh…ahhh…” Nia berusaha menyingkirkan tangan Angga yang
memainkan klitorisnya. Tapi bukannya berhenti Angga malah mendekatkan wajahnya
dan menjilati klitoris itu sementara Nia yang memegang kamera sambil terus mendesah.
“Janganhhh
ahhh…stopphhh enghhh itilku geli ahhh…ahhh…shhh…ahhh…enakhhh…” racau Nia sambil
menunjukkan vaginanya yang berdenyut-denyut juga Angga yang terus menjilati
klitoris dan vaginanya.
Hingga akhirnya Nia
mengejan mengeluarkan bola yang menyumpal lubangnya di iringi dengan semburan
susu dan klimaksnya yang bercampur jadi satu. “Aghhh aku gak tahanhhh!” pekik
Nia sambil mengangkang dan melebarkan kakinya agar semua orang bisa melihat vaginanya
yang memuntahkan susu yang di masukkan oleh Angga tadi bersamaan dengan
lendirnya.
Angga meletakkan
kameranya lalu melepas celananya dan langsung menyodorkan penisnya di mulut
Nia. Tanpa pikir panjang Nia langsung melahap penis Angga dan menghisapnya
dengan kuat. Nia juga kembali mengambil dildonya yang panjang tadi dan
memasukkannya ke dalam lubangnya.
Sembari menikmati
hisapan Nia Angga tak melupakan payudaranya yang dari tadi meneteskan asi itu.
Angga meremasnya dengan kasar sambil sesekali menarik putingnya dan memilinnya.
Bukannya kesakitan Nia malah di buat kembali bergairah padahal sebelumnya ia sudah
dua kali klimaks.
Angga langsung
menyemburkan semua spermanya kedalam mulut Nia dan menyisakan sebagian untuk di
semburkan di wajahnya. Nia langsung menelan semua sperma Angga dan kembali
manutup wajahnya dengan masker.
“Masterhhh tolong
penuhi dengan spermamu,” goda Nia sambil duduk di sofa dan mengocok vaginanya
yang berlendir itu dengan dildo.
Tanpa babibu Angga
langsung mengeluarkan dildo dari lubang vagina Nia dan memasukkan penisnya
kedalam lubang itu. Nia meraih ponselnya lalu menunjukkan lubang vaginanya yang
sesak di penuhi penis besar Angga.
“Ahhh…shhh…ahhh…lihat
punyaku penuh sama master…” ucap Nia sambil meraba vagina juga perut sixpack
Angga.
“Suka?” tanya Angga
sambil mendorong pinggulnya hingga ia benar-benar mentok di dalam.
Nia mengangguk.
“Aku suka punyamu besarmu, aku suka lubangku penuh sama peju…” jawab Nia dengan
begitu erotis.
Angga langsung menggenjot Nia dengan kasar
dan dalam, suara kulit yang saling bertabrakan dan desahan Nia yang begitu
erotis terdengar begitu menggairahkan. Suasana makin panas yang mengundang
banyak penonton untuk memberi tip saat Angga klimaks bersamaan dengan Nia namun
tak selang lama sudah langsung memintanya menungging di sofa dan kembali
menyodok lubangnya lagi.
Tak hanya itu dalam posisi menungging itu
pula Angga juga meremas payudara Nia seolah sedang memerah susus sapi yang
membasahi sofa berbahan kulit sintetisnya. Angga terus menggenjot Nia sampai
akhirnya ia klimaks kembali di dalam dan langsung menyumpal lubang vaginanya
kembali dengan dildo di akhir live streamingnya.
●●●
“Ahhh…aghhh…shhh…penuh banget rasanya…”
desah Nia sambil mencabut dildonya di kamar mandi.
Angga tersenyum lalu membantu Nia
membersihkan lubang kewanitaannya di atas toilet. “Apa sakit?” tanya Angga yang
di gelengi Nia.
“Enak, tapi jangan setiap hari main
seperti itu,” ucap Nia lalu berpelukan dengan Angga.
“Mau makan di luar nanti?” tanya Angga
lembut sambil mengelus pinggang Nia.
Nia mengangguk. “Aku pengen makanan
berkuah,” jawab Nia lalu beranjak untuk mandi dengan air hangat.
Bab 13 – Mobil
Angga dan Nia
menikmati waktu jalan-jalannya berdua. Karena Angga baru saja gajian dan
pendapatan dari streaming terakhir yang hampir mencapai 100 juta. Maka
sekarang giliran untuk membuat vlog liburan bersama yang hangat dan mesra.
Tanpa perlu menutupi wajah dan pakaian yang sopan.
Awalnya Nia dan
Angga ingin liburan ke Bali, menikmati pantai dan sunset. Tapi karena
liburan hanya sebentar dan Nia Senin pagi sudah harus mengajar di TK, jadi
keduanya sepakat hanya pergi berlibur di hotel dekat rumah kakak Angga saja dan
sebelum pulang nanti mampir kesana. Liburan kali ini juga keduanya menggunakan
diskon dari kartu kredit bank tempat Angga bekerja.
“Kamar yang aku
pesen pasti kamu suka, udah ada kolam renang kecilnya juga sama jacuzzinya,”
ucap Angga sambil menyetir setelah memasukkan barang bawaannya di mobil.
Nia mengacungkan
jempolnya sambil tersenyum ceria ke arah kamera. Sepanjang perjalanan Angga dan
Nia mengobrol santai sambil saling melempar lelucon dan memakan salat buah yang
Nia buat dari rumah. Nia juga mendengarkan lagu-lagu anak-anak yang baru agar
bisa menyanyi bersama muridnya besok atau paling tidak tau jika ada muridnya
yang menceritakan soal acara anak-anak terbaru di internet.
“Istriku ini
kerjanya jadi guru TK, liat tiap hari tontonannya…hmm…” ucap Angga sambil
menyoroti Nia yang sedang menyemak tabletnya.
Nia hanya cengar
cengir. “Nanti kalo punya anak biar ga perlu sewa babysitter,” ucap Nia
membela diri lalu mengecup pipi suaminya lembut dan kembali menyemak tabletnya.
Membuat vlog tidak
seribet ketika harus melakukan live streaming Angga bisa menyesuaikan
bagian mana saja yang ingin ia ambil dan ia tunjukkan nanti. Angga jadi hanya
perlu mengambil beberpa potong klip saja. kebanyakan dalam vlognya juga Angga
hanya membagikan momen saat ia makan bersama dengan Nia atau menjemput Nia di
TK tempatnya mengajar.
“Macet gais!” ucap
Angga yang menunjukkan pemandangan macet di depannya. “Dia malah molor,” ucap
Angga lagi sambil menunjukkan Nia yang tertidur di sampingnya sambil
menyandarkan kepalanya dengan mulut menganga kelelahan. “Mana mangap gitu
lagi,” ejek Angga yang membuat Nia terbangun lalu langsung tersenyum dan
menepuk bahu Angga yang begitu usil padanya.
“Ayang, kalo kayak
gini kita abis waktu di perjalanan dong,” keluh Nia sambil mengelus paha Angga.
Angga mengangguk
sambil menghela nafas. “Ya mau gimana lagi orang ada perbaikan jalan ternyata,
tau gitu kita naik kereta aja tadi,” ucap Angga yang di angguki Nia.
Angga menyudahi
vidio perjalanannya lalu mengecup bibir Nia dengan lembut. Nia membalas
kecupannya lalu kembali mengelus paha Angga dan terus ke atas hingga ia sampai
pada kejantanan Angga yang masih tertutup rapi oleh celana pendeknya.
“Punyamu keras,”
ucap Nia lalu melepaskan lesreting celana Angga.
“Iya lah, di
elus-elus sama kamu kok gak keras,” jawab Angga lalu menurunkan celananya agar
penisnya dapat bebas.
Nia tersenyum lalu
mengecup pipi Angga dengan lembut lalu kembali duduk dan tak menyentuh Angga.
“Hei!!! Ayang udah
bikin bangun harus tanggung jawab ya!” ucap Angga sambil menarik tangan Nia dan
meletakkannya ke atas kejantanannya lagi.
Nia tertawa kecil
setelah mengerjai suaminya lalu mulai mengocok kejantanannya dengan lembut.
“Seret banget,” ucap Nia lalu mendekat untuk mengulum kejantanan Angga dan
mulai mengocoknya. “Munduran dikit Yang, sempit nih kalo mau ngisepin,” keluh
Nia sampil terus mengocok kejantanan Angga yang sudah di basahi air liurnya.
Angga memundurkan
sedikit kursinya lalu mengelus rambut Nia sebelum Nia mulai mengulum
kejantanannya lagi. Nia langsung melahap kejantanan besar suaminya yang tak
pernah gagal memuaskannya itu.
Nia langsung
mengulumnya sambil sesekali memainkan ujung lubangnya yang membuat Angga
melayang namun tetap harus fokus menyetir dalam kondisi padat merayap.
Beruntung mobil yang ia gunakan sudah matic jadi tak perlu oper gigi lagi.
“Shhh…arghhh…”
geram Angga saat Nia makin kuat menghisap kejantanannya sambil mengocoknya.
Belum lagi saat
Angga menundukkan pandangannya dan melihat istrinya yang begitu menggoda dengan
ekspresi duck facenya yang sedang memberi blow job sampai
akhirnya Angga mencapai klimaksnya bersamaan dengan jalanan yang mulai terurai
dari kemacetan.
“Emphhh… kamu
keluar banyak banget,” ucap Nia setelah menelan semua sperma suaminya dan
mengelap sisa-sisa sperma yang muncrat di dada dan paha suaminya.
Angga hanya bisa
nyengir, tentu saja ia akan selalu bernafsu dan siap memproduksi banyak sperma.
Selain ia di puaskan oleh wanita yang memenuhi segala fetishnya ia juga lebih
terurus dan makan makanan yang sehat buatan Nia. Tentu saja ia selalu bisa menghasilkan
banyak sperma.
“Punyamu basah,”
ucap Angga yang melihat asi yang merembes ke baju Nia.
Nia menundukkan
pandangannya. “Iya, aku gak sempet keluarin tadi pagi. Ku kira bakal sampe jadi
ga perlu di pompa di rumah. Gak taunya macet,” ucap Nia lalu membiarkan asinya
merembes.
“Sakit gak? Tahan
ya bentar lagi sampe kok,” ucap Angga khawatir karena ingat Nia dulu sebelum
mengenalnya pernah cerita kalau ia harus mengeluarkan asinya agar payudaranya
tidak nyeri.
Nia mengangguk,
sementara Angga meraba pahanya dan tak sengaja mengenai selangkangannya. Angga
langsung menoleh. “Basah juga?” tanya Angga kaget.
Nia mengangguk.
“Iya lah, biasanya abis ngisepin langsung dapet jatah,” ucap Nia sambil
menghela nafas. “Yang atas sama bawah sama-sama kangen kamu,” sambung Nia yang
membuat Angga makin semangat untuk segera sampai di hotel.
●●●
Sesampainya di
hotel Angga dan Nia langsung cek in dan masuk ke kamar. Angga sudah tak peduli
dengan makanan yang di siapkan pihak hotel di meja kamarnya. Angga langsung
menggendong Nia ke tempat tidur dan melucuti pakaiannya.
Perlahan Angga
mulai dengan menghisap payudara Nia terlebih dahulu. Nia terlihat menahan sakit
ketika asinya akhirnya di keluarkan juga. Baru setelahnya ia melakukan pumping
seperti biasanya.
“Orang-orang tua
bilang, kalo ibu masih menyusui. Terus pisah sama anaknya, kalo asinya keluar
banyak berarti anaknya butuh asi. Aku percaya itu. Aku yakin tiap pagi sama
malam hari pasti anakku kangen aku, butuh asiku,” ucap Nia lalu menyeka
airmatanya sebelum membasahi pipinya.
Angga memeluknya
dari belakang. “Sabar ya, pasti nanti kita bisa dapetin Ali lagi. Kita bisa
sama-sama Ali lagi,” ucap Angga berusaha menguatkan Nia yang tampak begitu
sedih.
Nia tersenyum lalu
mengangguk pelan. “Ali pasti bahagia kalo tau bakal punya ayah sambung sebaik
kamu,” ucap Nia lalu mengecup pipi Angga lembut.
Angga tersenyum
lalu membalas kecupan Nia. “Kita bakalan berusaha sama-sama,” ucap Angga sambil
mengelus perut dan pinggang Nia lembut.
Nia mengangguk
sambil tersenyum optimis.
Bab 14 – Kolam Renang
Angga membenamkan
kejantanannya dalam-dalam, menyemburkan semua spermanya di dalam rahim Nia yang
selalu siap menampung spermanya. Baru setelahnya Angga istirahat sejenak sambil
menghisap puting susu istrinya yang masih mengeluarkan banyak asi.
Usai merasa sudah
cukup fresh Angga memulai vlognya kembali dengan menunjukkan view
pemandangan dari kamarnya, menunjukkan fasilitas dan makanan yang sudah di
sediakan untuknya, juga menunjukkan Nia yang sedang menikmati makanannya sambil
sesekali menyuapi Angga. Angga juga mempromosikan keanggotaan kartu kredit dari
bank tempatnya bekerja, sebelum akhirnya ia berenang dengan Nia sebagai
penutup. Tentu saja Angga tak menunjukkan tubuh sexy Nia, karena di akhir
vidionya Nia terlihat akan berenang menggunakan celana leging dan kaos
oversizenya.
“Udah vlognya?”
tanya Nia sambil melepaskan pakaiannya dan akan berenang menggunakan bikini
karena kolam renang pribadi yang Angga bilang kecil ternyata tak sekecil yang
ia kira, jadi Nia masih bisa beberapa kali berenang bolak-balik terlebih
dahulu. Meskipun rencana Nia begitu.
Awalnya normal, ia
dan Angga bisa berenang bersama bolak-balik di kolam sepanjang 5 meter itu.
Namun tak sampai 15 menit berenang, Angga sudah menempel dengan manja di sudut
kolam bersama Nia.
“Ayang, aku pengen
minta jatah lagi dong,” rengek Angga begitu manja pada Nia sambil meremas
payudara Nia dengan lembut dan langsung melepaskan tali bikini Nia hingga ia
telanjang bulat.
“Eh! Aku belom
bilang boleh ya!” ucap Nia sambil tertawa kecil menanggapi Angga yang langsung
melucutinya.
Tentu saja Nia tak
benar-benar menolaknya. Nia tetap siap bercinta kapanpun dengan suaminya, apa
lagi Angga juga paham bagaimana cara menaikkan gairah Nia juga. Tanpa
berlama-lama Angga langsung mengarahkan kejantanannya masuk kedalam lubang
kenikmatan istrinya yang bermenungging di dalam kolam.
Angga langsung
bergerak menyodok keluar masuk secara perlahan sambil memegangi pinggul dan
sesekali meremas payudara Nia lembut. Sementara Nia yang baru pertama kali
bercinta di kolam dengan suasana yang cukup terbuka merasakan sensasi yang
cukup berbeda.
Ada rasa khawatir
jika ada yang melihatnya, ada juga rasa ingin memamerkan tubuhnya, posisinya
yang hampir berdiri juga membuatnya makin tak karuan di tambah payudara
besarnya yang bahkan bisa bersandar di samping kolam. Nia yakin posisinya ini
jika sedang melakukan live streaming pasti akan menghasilkan banyak
uang.
Tapi daripada
memikirkan itu sesekali bercinta tanpa harus di depan kamera terasa
menyenangkan juga bagi Nia. Nia bisa mendesah memanggil nama suaminya dengan
leluasa, begitupun sebaliknya. Mereka bisa bercinta tanpa harus mengkhawatirkan
wajahnya tereksose juga.
“Ahh…shhh…anghhh…aku
gak kuat berdiri,” ucap Nia yang mulai lemas dalam posisinya yang di tusuk dari
belakang.
Angga membalikkan
tubuh Nia lalu kembali memasukkan kejantanannya dalam posisi berhadapan
dengannya. Nia mengalungkan tangannya di leher sementara kakinya bertautan di
pinggang Angga. Angga langsung menggendong Nia keluar dari kolam dan berjalan
ke kursi pantai yang ada di dekat kolam.
Angga merasakan
tiap langkahnya yang membuat penisnya masuk lebih dalam dan dalam lagi,
sementara Nia merasakan sensasi hentakan yang membuatnya merasakan betapa
dalamnya kejantanan itu masuk di dalam lubangnya.
“Enghhh…shhh…ahhh…”
desah Nia sambil sesekali memekik ketika Angga melangkah. “Shhh…ahhh…dalem
banget…shhh…ahhh…” desah Nia sebelum akhirnya Angga menidurkannya di kursi
pantai di samping kolam.
Tanpa membuang
waktu Angga langsung bergerak menggenjot kewanitaan Nia dengan kasar. Nia
mencengkram bahu Angga seiring dengan genjotan di lubang kewanitaannya yang
begitu kasar. Suara desahan Nia yang begitu erotis membuat Angga makin
bergairah di buatnya, belum lagi suara kulitnya yang saling bertabrakan
membuatnya makin semangat menggenjot istrinya yang super sexy itu.
“Shhh…ahhh…Ngga aku
gak tahan ahhh…ahhh…pengen keluar ahhh…” racau Nia yang malah membuat Angga
makin intens menggenjotnya tanpa menurunkan tempo gerakannya sedikitpun.
Angga sendiri sudah
merasakan jika Nia akan mencapai puncaknya namun ia tak peduli, karena ia juga
ingin mencapai klimaksnya juga. Benar saja tak lama Nia mulai mengejang ketika
mencapai klimaksnya baru di susul Angga yang membenamkan kejantanannya hingga
benar-benar mentok dan menembakkan semua sepermanya.
“Masih mau lagi?”
tanya Nia yang menunggu Angga mengeluarkan kejantanannya dari lubangnya yang
terasa begitu penuh dan sesak.
Angga mengangguk
lalu melumat bibir Nia. “Aku mau bikin kamu hamil boleh?” tanya Angga.
Nia langsung
mengangguk. “Boleh, silahkan…” jawabnya dengan senang hati.
Angga menurunkan
lumatannya ke leher dan dada Nia lalu menghisap putingnya secara bergantian.
Sebelum Angga mulai menggenjot lubang kenikmatan yang dipenuhi lendir istrinya
itu.
“Punyamu enak
banget,” puji Angga yang mulai menggenjot Nia dengan tempo pelan namun
menghentak hingga begitu dalam.
“Ahhh…shhh…ahhh…enghhh…aku
seneng kamu suka punyaku,” ucap Nia lalu melumat bibir Angga sambil menikmati
sodokan di lubangnya yang terasa begitu penuh dan sesak itu.
Angga meningkatkan
tempo genjotannya sambil menyusu pada istrinya yang membuat Nia melayang. Nia
menatap Angga yang menghisap putingnya dengan begitu kuat hingga terasa
membengkak, namun bukannya sakit Nia malah merasa senang dan nikmat.
“Shhh…anghhh…terushhh
ahhh…enghhh…” desah Nia begitu bernafsu dan penuh gairah.
Tangan Nia terulur
kebawah untuk mengelus klitorisnya yang tergesek dengan tubuh Angga. Tapi Angga
langsung menahan tangannya dan mengalihkan tangannya yang meremas payudara Nia
untuk memainkan klitoris Nia.
Nia memekik pelan,
kedua tangannya beralih memegangi payudaranya yang bergetar seiring dengan
genjotan Angga itu sementara kewanitaannya benar-benar sedang di manjakan oleh
Angga. Sampai akhirnya Nia mencapai klimaksnya kembali dan Angga juga kembali
menyemburkan semua seperma hangatnya di dalam rahim Nia.
“Anghhh…penuh
banget ahhh…anghhh…” desah Nia begitu Angga mencabut kejantanannya dari
lubangnya.
Tapi jika Nia
berpikir Angga sudah selesai setelah dua kali memuntahkan spermanya di dalam
Nia salah. Angga memposisikan Nia untuk menungging dan langsung menggenjotnya
kembali tanpa peduli adanya lelehan sperma dan lendir kewanitaan yang
membanjiri kewanitaan Nia.
“Anghhh…shhh…ahhh…
ahh shhh ahhh…” desah Nia begitu kaget Angga langsung menggenjotnya kembali.
“Anghhh…shhh…ahhh…” Nia benar-benar di buat nikmat dan kewalahan oleh Angga
yang tak pernah puas hanya dengan satu dua ronde saja dengannya.
“Ahh…ohh…kamu
nikmat bangethhh…” desah Angga lalu menampar pantat Nia beberapa kali sambil
terus menggenjotnya.
Nia terus mendesah
sambil berpegangan pada kursinya sementara Angga terus menggenjotnya dan
meremas payudaranya dari belakang. Angga terus menggenjot Nia dengan cepat
hingga Nia meremang dan cepat mencapai klimaksnya.
Angga mencabut
kejantanannya lalu menggendong Nia ke tempat tidur dan menidurkannya disana.
Tapi bukannya berhenti, Angga kembali menindih Nia yang lemas dan kembali
menggenjotnya kembali hingga mencapai klimaksnya.
●●●
Angga yang
merapikan semua pakaian yang basah saat berenang dan membereskan kekacauan
ketika ia meminta jatah sementara Nia masih terlelap kelelahan memuaskannya.
Angga juga memesankan meja untuk makan malam romantis dengan Nia. Tapi setelah
ia memesankan meja ia mendapat kabar kalau pengadilan sudah mengirimkan surat
dan menetapkan waktu sidang hak asuh anak Nia dan mantan suaminya.
“Ini bakal jadi
kejutan hebat,” gumam Angga sambil tersenyum senang.
Bab 15 – Sidang
Angga langsung
menyambut Nia yang baru bangun tidur dengan menunjukkan surat sidang yang akan
mereka hadiri Rabu depan. Nia benar-benar bahagia bukan main di buatnya. Ia tak
sabar untuk bisa segera bertemu dengan putranya kembali.
Makan malam
romantis yang rencananya hanya akan berdua saja berubah menjadi berlima, karena
mengajak Amel dan suaminya juga anak laki-lakinya. Angga dan Nia ingin
menyampaikan kabar bahagianya yang bisa segera sidang dan merebut hak asuh Nia
kembali. Selain itu karena Amel yang pernah bekerja di salah satu firma hukum
juga, jadi Angga dan Nia berencana meminta saran darinya.
“Besok aku berusaha
temenin kamu sidang,” ucap Amel yang sebenarnya hanya ingin tau seperti apa
mantan suami Nia hingga membuatnya tak bisa merayakan pernikahannya.
Nia tak bisa
menahan harunya mendengar ucapan Amel. Angga langsung memeluknya sambil
tersenyum.
“Aku bakal jagain
Reno kalo gitu besok Rabu,” ucap Adi, suami Amel yang memberi ijin sekaligus
mengambil peran untuk menjaga anaknya sementara istrinya bisa menemani Nia
sidang.
“Makasih banyak
Kak,” ucap Angga sambil tersenyum sumringah.
●●●
Hari persidangan yang sudah di
tunggu-tunggu tiba. Angga mengantar Nia dan Amel ke pengadilan, sementara Angga
yang sebenarnya ingin ikut menemani terpaksa tidak bisa karena ada masalah di
banknya. Meskipun begitu Angga akan tetap berusaha datang secepat yang ia bisa
ketika Nia dan Amel membutuhkannya nanti.
Nia, Amel dan Liza kuasa hukumnya dari
spekham menunggu antrian pemanggilan masuk ke ruang sidang. Nia berusaha tenang
dan kuat menghadapi mantan suaminya nanti. Sudah 30 menit menunggu, sampai
akhirnya mantan suaminya datang bersama Icha istri barunya yang ternyata adalah
mantan kekasih Angga sebelumnya.
“Icha?!” panggil Amel kaget melihat Icha
yang meninggalkan adiknya dan menikah dengan seorang pria tua seperti Haryo,
mantan suami Nia.
“Loh Kak Amel kenal?” tanya Nia kaget
melihat Amel yang mengnal Icha.
“Kenal! Dia cewek yang aku ceritain dulu
itu loh, dia mantan pacarnya Angga!” ucap Amel sementara Icha berusaha menutupi
wajahnya antara malu dan enggan bermasalah dengan Amel lagi.
Tak selang lama setelah pertemuan yang
mengejutkan itu, giliran Nia masuk ke ruang sidang. Amel mengintip dari
sela-sela jendela. Hanya Nia dan Liza sebagai kuasa hukumnya yang boleh masuk.
Sementara Icha ikut masuk bersama Haryo dan kuasa hukumnya untuk menguatkan
posisinya sebagai pemegang hak asuh atas Ali putranya.
Suasana sidang begitu panas. Suara
teriakan Haryo dan tangisan Nia terdengar bersautan, keduanya sama-sama alot
dan menginginkan hak asuhnya. Icha yang seharusnya bersaksi seperlunya malah
mengatakan hal-hal lain yang makin menyudutkan Nia.
Seperti Nia yang datang ke kediamannya dan
melakukan tindakan penerobosan. Icha juga mengatakan kalau Nia mengusik
kediamannya dan mengganggu tubuh kembang Ali yang ia asuh. Icha juga secara
terang-terangan mengatakan Nia tak pantas menjadi ibu dan mengasuh anaknya
karena tak memiliki pekerjaan yang baik juga pendapatannya yang kecil.
Padahal Nia sudah menunjukkan segala bukti
jika ia memiliki pekerjaan yang layak dan pendapatan tetap serta tempat tinggal
yang layak dan ramah anak. Namun kuasa hukum Haryo malah mengatakan jika Nia
mendapatkan itu semua atas kesepakatannya dengan Haryo dan tiba-tiba
memfitnahnya jika Nia mengalami gangguan jiwa sehingga tidak layak mengasuh
anaknya.
Nia menangis sejadi-jadinya mendengar
fitnah demi fitnah yang di sampaikan pihak mantan suaminya yang tak mau
memberikan hak asuhnya. Beruntungnya pengadilan tak langsung memutuskan perkara
dalam sekali sidang, terlebih sidang kali ini begitu ricuh dan kacau.
Haryo dan Icha keluar lebih awal sementara
Nia masih menangis dalam pelukan Amel dengan tersedu-sedu. Hatinya begitu
hancur dan dua minggu lagi ia masih harus bersidang kembali.
●●●
Angga langsung bergegas ke pengadilan
begitu mendapat kabar kalau persidangannya sudah selesai. Tapi Angga begitu
kaget melihat Icha yang ada di parkiran bersama seorang pria berusia lima
puluhan di sampingnya. Angga masih berusaha tenang dan tak menyapa Icha
meskipun Angga tau Icha juga melihatnya.
Namun yang membuat Angga kaget bukan main
adalah saat Haryo tiba-tiba menghampiri Nia dan langsung meraih kepalanya dan
menghantamnya ke mobil dengan begitu keras. Angga yang melihat istrinya di
perlakukan dengan begitu kasar langsung mendorong dan memukul Haryo dengan
emosi.
“Jangan Ngga! Plis jangan, nanti
masalahnya makin panjang!” ucap Nia memisah Angga yang hendak menghantam Haryo
yang tersungkur di tanah.
Angga masih mengepalkan tangannya namun
Nia memeluknya begitu erat menahannya dengan sekuat tenaga sambil menangis.
Sementara Icha membantu Haryo bangun dan membawanya masuk ke dalam mobil lalu
meninggalkan pengadilan begitu saja.
“Maaf aku gak jagain kamu,” ucap Angga
melembut dengan nafasnya yang perlahan mulai teratur sambil memeluk Nia yang
menangis tersedu-sedu dan tampak begitu tertekan dan ketakutan.
Nia mengangguk dengan begitu ketakutan,
darah mulai mengalir dari keningnya yang luka namun Nia hanya diam sambil
mengatur nafasnya agar tenang. Angga langsung membawanya ke klinik terdekat
untuk di obati, kuasa hukum Nia juga ikut menemani sampai di rasa Nia sudah
setabil dan baik-baik saja.
“Mas Haryo emang gitu, dari dulu aku
sering di gituin,” ucap Nia setelah cukup tenang.
Amel mengelus bahu Nia dengan prihatin.
Amel benar-benar paham sekarang kenapa Nia menginginkan hak asuhnya dan kenapa
Angga merasa harus membantu Nia.
●●●
Icha masih terbayang-bayang betapa
menawannya Angga sekarang. Tubuhnya terlihat lebih kekar dan berisi, wajahnya
juga cerah, mobil yang ia kendarai juga bagus, tampilannya dalam pakaian formal
juga menambah pesona dan kharismanya.
Icha mulai menyesali pilihannya untuk
menikah dengan Haryo. Apa lagi dulu ia juga merebutnya dari Nia yang saat itu
sedang hamil tua. Icha menyesali pilihannya menikah dan merusak rumah tangga
orang, namun bukan karena melihat Nia yang jadi terpisah dari anaknya. Namun
Icha menyesal karena melepaskan pria tampan yang mapan seperti Angga demi pria
tua seprti Haryo.
Icha mulai menyesali pilihannya yang
terlalu gegabah waktu itu. Kalau saja ia mau sedikit bersabar. Pasti ia bisa
menikah dengan Angga dan hidup bahagia dengan pria tampan itu.
Bab 16 – CLBK
Icha mulai mencari
tahu soal Angga kembali. Icha mulai mencari Angga di akun instagramnya, namun
Icha malah mendapati Angga yang ternyata sudah menikah dengan Nia. Icha juga
melihat betapa bahagianya Angga bersama Nia. Bahkan mereka sampai membuat akun
instagram bersama dan membuat vlog keseharian romantis sebagai pasangan.
Perasaan Icha
begitu hancur dan sedih. Ia menginginkan Angga juga dan hanya setahun ia
meninggalkannya tapi Angga sudah melabuhkan hatinya pada wanita lain. Apa lagi
bagi Icha, Nia terlihat tidak menarik sama sekali.
Badannya terlihat
begitu gemuk dengan pakaian yang besar dan panjang, meskipun wajahnya cukup
imut dan pipinya yang tidak terlalu tembam. Bagi Icha yang merasa bisa merebut
Haryo dari Nia yang saat itu menjadi istri sahnya tentu saja kali ini ia juga
merasa lebih dari Nia. Icha mulai membandingkan dirinya yang sekarang dengan
Nia, ia jelas jauh lebih cantik dan lebih muda.
Icha mulai mematut
dirinya di cermin sambil memoles wajahnya dengan makeup dan menata rambutnya
sedemikian rupa. Kalau ia bisa merebut Haryo yang baru bertemu dengannya
beberapa kali, pasti ia bisa merebut Angga juga apa lagi ia sudah pernah
bersama Angga sebelumnya, begitu pikir Icha.
Merebut apa yang
pernah menjadi miliknya bukan hal yang salah bagi Icha. Menurut Icha malah Nia
yang salah karena sebelumnya tak bisa menjaga hati Haryo dan sekarang malah
mengambil Angga.
“Kamu cantik
banget…” puji Haryo yang melihat Icha sedang bersolek.
Icha langsung
tersenyum kecut mendengar pujian Haryo, ia bermaksud dandan bukan untuk
suaminya yang sudah tua itu. Icha bermaksud untuk mengirimkan fotonya pada
Angga dan menggodanya di lewat video call seperti dulu.
Tapi Haryo
terlanjur datang dan menubruknya. Icha benar-benar jijik melihat kulit keriput
Haryo dan perut buncitnya yang jelas sangat berbeda dengan Angga yang tampak
begitu proporsional dan atletis.
●●●
“Liat deh jijik
banget si Icha,” ucap Angga menunjukkan dm yang baru masuk ke instagram
pribadinya.
Nia menengok isi
pesan yang dikirimkan Icha beserta foto sexy Icha yang tiba-tiba bilang kangen
dan menanyakan kabar Angga. “Mantanmu…” gumam Nia pelan lalu menghela nafas dan
tersenyum. “Dunia sempit banget ya, ternyata selingkuhan Mas Haryo yang ngerebut
keluarga kecilku itu mantanmu,” ucap Nia yang kembali menghela nafasnya.
Angga langsung
memblokir Icha dan memeluk Nia yang masih murung. “Aku gak serius sama dia, aku
cuma jijik aja dia dulu tiba-tiba mutusin aku dan bilang aku miskin lah,
anaknya orang gak jelas lah, tapi itu masalaluku. Aku gak bakal noleh
kesiapapun apalagi kebelakang. Udah ada kamu, aku dah bahagia, dah cukup,” ucap
Angga lalu mengecup kening Nia.
“Dulu waktu aku
mergokin Mas Haryo selingkuh, aku lagi hamil 8 bulan. Mas Haryo diem-diem
janjian mau ke hotel bareng Icha itu. Aku liat SMSnya, Mas Haryo marah bukan
main, aku di tampar, di jambak, di maki-maki…” Nia terdiam tak kuat melanjutkan
ceritanya sambil mengatur nafasnya agar ia tak menangis. “Aku ngadu ke
mertuaku, aku malah di marahi. Aku di katai tidak bejus mengurus suami sampe
suamiku selingkuh. Aku di katai gak bisa merawat badan padahal aku lagi hamil
besar. Begitu anakku lahir aku ngelabrak Icha itu, dia ngadu ke Mas Haryo. Aku
di hajar sampe memar-memar, badanku di hantam pakek tongkat golfnya. Habis itu
waktu aku di rawat di rumah sakit, aku di ceraikan. Tiba-tiba hak asuhku juga
di ambil. Padahal anakku masih bayi,” sambung Nia sambil menangis meratapi
nasipnya.
Angga mengelus
punggung Nia dan membiarkannya menangis hingga puas. Angga tau Nia sudah
melewati begitu banyak penderitaan seorang diri, Angga paham betapa kerasnya
hidup Nia. Angga bukan orang yang memiliki banyak pengetahuan soal kejiwaan
atau psikologi. Tapi yang jelas Angga berusaha dengan segala yang ia bisa untuk
membuat Nia merasa lebih baik.
Angga mendengarkan
semua cerita Nia, Angga ada untuk menampung setiap tangisan dan keluh kesahnya.
Angga selalu menyediakan bahu untuk bersandar dan tangan untuk selalu meraih
dan menguatkan Nia.
“Aku gak dapet
gonogini gapapa, aku gak dapet nafkah idah, nafkah mutah gapapa, yang penting
aku bisa sama anakku. Itu aja tapi aku tetap gak boleh,” ucap Nia di sela-sela
tangisnya.
●●●
Icha mendapati
haidnya yang sudah mundur hampir seminggu. Ia begitu ketar-ketir untuk menguji
test packnya pagi ini. Haryo masih tertidur lelap, sementara Ali begitu anteng
bersama pengasuh barunya. Icha diam menatap test packnya yang perlahan
memunculkan dua garis merah.
Icha ingin berpisah
dari Haryo. Icha tak mau mengandung anak si tua bangka itu. Apalagi ia sudah
bertemu dan melihat langsung bagaimana Angga sekarang. Tentu saja ia akan lebih
memilih menghabiskan hari bersama Angga daripada Haryo.
“Ish!!! Kenapa
malah positif sih!” geram Icha kesal sambil memukul-mukul perutnya.
Tak selang lama
setelah ia memukuli perutnya Icha langsung mual dan muntah, karena masih pagi
dan ia belum makan apapun Icha jadi memuntahkan air putihnya yang bercampur
dengan asam lambungnya yang terasa begitu menjijikkan.
Icha terus
muntah-muntah sampai Haryo datang membantunya. Haryo tampak begitu bahagia
melihat Icha yang mengandung anaknya. Haryo senang bukan main mengetahui Icha
akhirnya mengandung juga. Meskipun perasaan Icha sekarang berantakan dan sangat
kesal di buatnya.
Icha hanya ingin
bersenang-senang dan menghabiskan uang Haryo bukan ingin memiliki anak darinya
apalagi menjadi ibu seperti sekarang.
Bab 17 – Hak Asuh Anak
Dua minggu
berselang. Nia kembali menghadiri sidang perebutan hak asuhnya. Kali ini ia di
temani Angga dan Amel juga. Luka di kepalanya masih nampak. Kuasa hukum Nia
juga berusaha menguatkan tuntutan Nia dengan mengatakan jika Haryo melakukan
KDRT.
Bukti visum, CCTV,
sampai saksi semua lengkap. Namun seolah keadilan selalu tak berpihak padanya.
Tuntutan Nia di tolak dan persidangannya di putus dengan Haryo sebagai pemegang
hak asuh atas Ali.
Nia tak lagi
menangis melainkan langsung pingsan begitu hakim memutuskan perkara. Nia begitu
syok setelah semua yang ia alami dan ia masih tak bisa bersama dengan putranya.
Icha mencoba memanfaatkan suasana dan berusaha mencari simpati Angga dengan
membantu Nia yang pingsan. Namun Amel lebih sigap untuk membantu adik iparnya
itu.
Orang-orang yang
datang ke pengadilan menatap dengan pandangan iba pada Nia. Orang-orang tau
jika Nia mendapat ketidak adilan, namun tak ada yang bisa membantunya. Bahkan
kuasa hukumnya pun juga tak bisa banyak membantu. Apa lagi yang dilawan adalah
orang yang berani mengeluarkan uang untuk menyogok hakim seperti Haryo.
Kondisi Nia
langsung drop dua hari setelah persidangan. Nia langsung di rawat intensif di
rumah sakit, Angga yang harus bekerja bergantian dengan kakaknya untuk menjaga
Nia. Kadang keluarga Nia ada yang datang, kadang juga kepala sekolah tempatnya
mengajar datang untuk menemani Nia yang dirawat di rumah sakit.
Tapi meskipun Nia
tak mendapatkan hak asuhnya dan bahkan keadilan tak berpihak padanya
sedikitpun. Nia tetap bersyukur, setidaknya ia melewati semuanya tidak
sendirian. Ada suami dan ipar yang menyayanginya, ada orang-orang baik seperti
kepala sekolah dan murid-murid di TK tempatnya mengajar yang pengertian, juga
kuasa hukum yang menemaninya bertarung di persidangan.
Nia tidak sendirian
seperti dulu, Nia tidak harus pontang-panting tanpa kepastian dalam keputus
asaan. Nia menemukan kebahagiaannya bersama keluarga yang baru ia bina.
Meskipun ia tak bisa bersama dengan Ali.
“Aku pengen ketemu
sama gendong Ali sebentar saja, sekali ini saja…” ucap Nia pada Angga yang
menemaninya selama seminggu di rumah sakit.
Angga tersenyum
lalu mengangguk. “Kalo kamu udah sehat, kita datengin rumah mantan suamimu ya.
Nanti biar aku minta ijin biar kamu di bolehin ketemu Ali ya,” ucap Angga
lembut menyemangati Nia.
Nia mengangguk
sambil tersenyum. “Makasih udah mau ku repotin,” ucap Nia sambil menggenggam
tangan Angga.
“Ck! Kamu ini
ngomong apa, aku kan suamimu. Kalo kamu ada masalah jelas itu jadi tanggung
jawabku juga. Gak usah sungkan kayak gitu,” ucap Angga lalu mengecup kening Nia
dengan lembut.
●●●
Haryo mulai sering telat pulang kerumah
sejak Icha mulai menolak untuk berhubungan intim dengannya. Haryo yang semula
senang karena Icha hamil perlahan jadi jijik dan bosan melihat wanita muda itu
bolak-balik ke kamar mandi untuk muntah. Belum lagi permintaan ngidamnya yang
aneh-aneh.
Haryo di buat jengah karenanya. Tak cukup
sampai di situ, Ali juga begitu rewel belakangan ini. Alih-alih menegur atau
mengambil alih peran pengasuh Ali. Haryo malah menyarankan memberikan obat
tidur untuk anaknya yang belum genap dua tahun itu tiap kali masih rewel di jam
tidurnya.
Icha mulai sering di tinggal Haryo
sendirian di rumah, perhatiannya juga menurun drastis. Apalagi Icha jadi jarang
bersolek sejak hamil. Mertuanya masih tetap baik pada awalnya, tapi begitu Icha
sering mengeluh soal Haryo hubungannya jadi merenggang. Bahkan mertuanya juga
jadi lebih cerewet dan cenderung memarahinya.
“Mas, kamu kenapa sih sekarang pulangnya
telat mulu? Aku kan lagi hamil anak kamu, aku butuh perhatian juga. Jangan
kerja mulu dong,” keluh Icha yang mendatangi Haryo yang sedang asik dengan
ponselnya di ruang kerjanya.
Haryo mendengus pelan lalu menutup
ponselnya dan buru-buru memasukkannya kelaci. “Ya aku kan kerja buat kamu juga,
buat Ali, buat anak kita nanti juga. Kamu harusnya bisa mengerti dong Dek. Kita
udah bicarain ini hampir tiap malam,” ucap Haryo lalu menggiring Icha keluar
dari ruang kerjanya.
Icha cukup kesal karena Haryo terus
beralasan, padahal sudah jelas ia mendengar Haryo sedang mengobrol santai dan
sempat tertawa dengan ceria saat sendirian dengan ponselnya tadi. Sementara
sekarang saat bersamanya Haryo terlihat begitu jutek dan ketus padanya.
“Kamu ini apa gak bisa merawat diri?
Badanmu gendut banget, kulitmu kusem,” komentar Haryo begitu sampai di kamar
bersiap tidur bersama Icha.
Icha kaget mendengar komentar Haryo, sudah
jelas ia sedang hamil. Tentu saja badannya akan jadi lebih gemuk, kulitnya pun
jadi tampak kusam karena hormonnya di tambah ia yang tak punya waktu untuk
merawat diri.
“Mas! Aku jadi kayak gini karena hamil!
Hamil anakmu! Aku juga gak mau jadi gemuk! Kulitnya kusem! Ga perawatan kayak
gini! Ini kali pertama aku hamil Mas! Harusnya kamu suport aku, bukan malah
ngejek fisikku kayak gitu dong!” bentak Icha dengan emosi pada Haryo.
Haryo langsung bangun dan menampar pipi
Icha dengan cukup keras. “Berani ya kamu sekarang! Udah ngelunjak ke suami
sekarang?! Kamu kira kamu siapa bentak-bentak aku kayak gitu?! Wanita
murahan!!!” maki Haryo lalu meninggalkan Icha sendirian di kamar.
Icha sempat mengejar Haryo keluar, namun
Haryo masuk ke ruangannya dan membanting pintu tepat di depan Icha lalu
menguncinya dari dalam. Mengabaikan Icha yang terus menggedor-gedor pintunya.
“Mas! Buka pintunya!” jerit Icha yang jadi
membangunkan Ali yang sudah terlelap.
Bab 18 – Ali…
Angga menemani Nia
pergi ke rumah mantan suaminya dulu. Nia datang membawa plastik belanjaan besar
berisi kebutuhan Ali, mulai popok, susu, cemilan sampai mainan. Namun tak ada
orang yang muncul ketika Nia datang.
Sampai hampir 30
menit terus menekan bel dan mengucap salam. Seorang pembantu muncul dan
mengatakan kalau Haryo sedang keluar bersama Ali dan Icha untuk memeriksakan
kandungan dan imunisasi.
Nia tampak lesu dan
sedih tapi ia tetap tersenyum dan membawa plastik belanjaannya yang hendak ia
berikan untuk Ali kembali kedalam mobil. Angga ikut tersenyum melihat Nia yang
begitu di sia-siakan oleh mantan suaminya sampai harus mengemis seperti ini. Angga
benar-benar iba dan sedih melihat Nia yang hanya ingin bertemu dengan anaknya
namun terus di persulit seperti ini.
Tapi Angga juga tak
bisa berbuat banyak, ingin mengajak Nia pulang dan menjauh dari mantan suaminya
yang arogan itu. Tapi disisi lain Angga juga tau jika hanya bertemu dengan
anaknya adalah kebahagiaan Nia yang sebenarnya. Angga bahkan masih ingat kemarin
saat ia pergi berlibur ke hotel, bukan hotelnya atau momen saat mereka
bercinta, tapi malah kabar jika ia bisa sidang untuk merebut hak asuhnya
kembali.
“Mau kita tunggu?”
tanya Angga sambil menggenggam tangan Nia.
Nia tersenyum lalu
mengangguk. Nia membuka bagasi mobil Angga dan membawakan bekal makan siang
yang sudah ia buat untuk Angga.
“Makan, udah telat
jam makan siangnya. Nanti asam lambungmu naik,” ucap Nia sambil mengambilkan
sendok dan mengambilkan minum untuk Angga.
“Kamu yang harusnya
makan, bukan aku. Kamu loh habis drop, habis di rawat,” ucap Angga mengingatkan
Nia.
Nia hanya tersenyum
lalu mengangguk. “Aku mau kesana sebentar lagi, aku mau tanya kapan pulangnya.
Habis aku liat Ali aku makan,” ucap Nia lalu kembali menekan bel rumah Haryo
lagi.
Pembantunya kembali
keluar dan hendak mengusir Nia dengan halus lagi. Tapi kali ini Angga ikut
mendekat dan menemani di belakang Nia.
“Bu, Bapak bilang
Ali gak boleh ketemu sama Ibu. Mbak Icha juga bilang gitu. Ini Bapak lagi
keluar, Mbak Icha juga, dari kemarin Ali di bawa Nyonyah. Udah 3 hari ini belom
pulang,” ucap pembantu di rumah Haryo yang akhirnya mengaku karena tidak tega
dan yakin jika Nia akan menunggu sampai tengah malam sekalipun seperti dulu.
“Mau kesana?” tanya
Angga yang melihat Nia tak bisa berkata-kata setelah mendengar informasi dari
pembantu itu.
Nia mengangguk.
Angga langsung bergegas ke mobil dan menunda makan siangnya di ikuti Nia.
Sepanjang mengarahkan jalan ke tempat mantan mertuanya, Nia masih saja
memikirkan kesehatan Angga yang menemaninya.
Sepanjang jalan
beberapa kali Nia masih menyempatkan diri untuk menyuapi Angga meskipun hanya
satu dua suap saja. Nia juga berusaha tenang dan tegar meskipun ia benar-benar
ingin menangis karena terus di persulit untuk bertemu anaknya.
“Ini tempatnya,
tapi kok rame ya?” ucap Nia heran begitu melihat ada bendera kuning dan
kursi-kursi plastik yang di jajar rapi di depan rumah mantan mertuanya.
Perasaan Nia mulai
tidak enak, begitu pula dengan Angga. Apalagi keduanya sama-sama menyadari
bendera kuning yang terpasang dan warga yang datang dengan pakaian serba hitam.
Nia begitu takut
entah siapapun yang mati atau kejadian buruk lainnya, tapi yang jelas Nia takut
jika firasatnya benar. Nia takut jika ia tak bisa bertemu lagi dengan Ali. Nia
langsung berlari menerobos kerumunan dengan nekat. Ia tak malu jika ia akan di
usir atau di permalukan seperti biasanya oleh keluarga mantan suaminya itu. Nia
hanya ingin memastikan jika ada Ali di sana.
Angga juga ikut
mengejar Nia masuk. Sampai ia terhenti ketika Nia ambruk bersimpuh melihat
seorang balita yang sudah terbujur kaku tak bernyawa. Ali, balita itu Ali. Nia
langsung mendekat dan menangis sejadi-jadinya sambil memeluk erat Ali.
Haryo dan Icha tak
terlihat disana. Hanya ada Ala, ibu mertuanya, dan beberapa kerabat yang lain.
Semua mata memandang Nia, beberapa menatap Nia dengan penuh kebencian, sebagian
yang lain memandang Nia dengan iba.
“Ali! Anak Momy,
Ali bangun Nak! Ini Momy, Momy sama Ali sekarang, Momy peluk Ali!” jerit Nia
begitu histeris sambil memeluk erat-erat tubuh dingin putranya itu.
Mantan mertua dan
iparnya tak berani mendekati Nia. Terlebih karena ada RT dan RW yang tau betul
bagaimana Nia yang selalu berusaha bertemu dengan anaknya dari dulu. Nia
menangis sangat lama sambil terus memeluk dan menciumi Ali yang sudah tak
bernyawa.
Angga benar-benar
tak menyangka jika apa yang sudah Nia perjuangkan selama ini berbuah pahit.
Angga dan Nia bahkan akan mengajukan sidang kembali namun sekarang semuanya
sia-sia. Angga tak bisa membantu apapun bahkan sampai detik terakhir Ali hidup.
“Ali jangan
tinggalin Momy, anak baik, anak soleh, jangan tinggalin Momy!” jerit Nia begitu
histeris sambil terus berusaha membangunkan putranya.
Semua orang
berbisik-bisik soal Nia dan keluarga Haryo yang jadi terlihat berantakan dan
penuh masalah. Bahkan hingga malam Haryo masih juga belum datang, tak hanya
Haryo tapi Icha juga tidak kunjung datang.
Malam ini Nia di
ijinkan untuk tetap bersama dengan anaknya. Tanpa di usir dan di siram atau di
pukuli sembari menunggu kedatangan Haryo sebagai ayah dari Ali. Namun hingga
hampir subuh Haryo masih belum datang sampai tiba-tiba ada pihak kepolisian
yang mengabari kalau Haryo mengalami kecelakaan.
Ala sebagai ibu
dari Haryo kaget bukan main mendengar kabar tersebut. Hampir semua anggota
keluarganya langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Haryo. Tapi
tepat saat semua pergi Icha tiba-tiba datang ke rumah duka.
“Kenapa Ali bisa
mati? Kamu apain Ali?!” bentak Angga yang langsung menyudutkan Icha yang baru
datang.
“Aku tidak tau!
Udah dua minggu aku pisah ranjang sama tua bangka itu! Dia sendiri yang
tiba-tiba bawa Ali kesini! Aku juga baru tau kalo Ali mati!” saut Icha membela
diri.
Angga menyingkir
dari hadapan Icha yang langsung masuk untuk melihat kondisi Ali. Tapi tak lama
Icha bingung kenapa ia tak menemukan mertuanya atau iparnya yang lain sampai
salah satu istri dari iparnya memberi tau jika semua keluarga pergi ke rumah
sakit karena Haryo kecelakaan.
Icha yang semula
hendak mengurusi pemakaman langsung pergi ke rumah sakit juga dengan panik dan
khawatir pada suaminya.
Bab 19 – Hamil
Sulit bagi Nia
untuk bisa ikhlas dan menerima kenyataan jika Ali meninggal. Sekarang ucapannya
benar-benar menjadi nyata, ia maupun mantan suaminya sama-sama tak bisa
memiliki Ali. Tak ada yang bisa memiliki Ali, sampai akhirnya Ali kembali ke
surga seorang diri.
Tak ada asi yang
menetes dari putingnya lagi, bersamaan itu pula akun Momy Cow di tutup. Nia
mencurahkan segala isi hatinya dalam live straming terakhirnya. Banyak
pengikutnya yang menyayangkan keputusan Nia tapi banyak juga yang prihatin dan
mendukung apapun pilihannya.
“Aku melakukan
semuanya, sejauh ini untuk anakku. Tapi anakku sekarang sudah kembali ke surga.
Aku tidak tau lagi harus apa, aku tidak tau lagi apa alasanku harus tetap
membuat konten di sini. Aku memang bersenang-senang, aku juga senang ketika
kalian memberiku tip atau memuji tubuhku. Sebelumnya aku hanya seorang ibu muda
yang di hajar suaminya karena cemburu, aku juga hanya seorang ibu yang bertubuh
gemuk dan tidak menarik yang di selingkuhi suaminya setelah melahirkan, aku
hanya seorang wanita biasa sebelumnya…” ucap Nia berusaha tegar.
Angga mengelus
bahunya sambil menguatkannya agar tidak menangis.
“Aku kebingungan
mencari uang untuk mencukupi hidupku dan membayar pengacara juga persidangan
untuk merebut hak asuhku kembali. Mungkin jalan yang ku ambil salah. Tapi aku
sangat putus asa saat itu dan menjadi seorang streamer adalah jalan
pintas yang ku ambil. Mungkin aku akan merindukan kalian semua. Menjawab semua
pertanyaan dan memberi saran meskipun kita tak pernah bertemu sebelumnya. Tapi
aku tetap harus menyudahi semuanya. Aku berterimakasih atas semuanya,” Nia
kembali melanjutkan ucapanya lalu membuka maskernya dan tersenyum sebelum
kembali menutup wajahnya.
Nia mengambil test
packnya yang menunjukkan hasil positif. “Aku akan fokus pada suami dan keluarga
kecilku. Aku berharap kalian semua akan dapat menemukan pasangan dan hidup
bahagia. Dada semuanya!” ucap Nia dengan lebih ceria sambil melambaikan
tangannya dan mematikan siaran terakhirnya.
●●●
Icha marah bukan
main ketika tau ia tak bisa bercerai dengan Haryo yang lumpuh karena kondisinya
yang hamil tua dan ketentuan dari surat perjanjian pra nikahnya yang mengatakan
kalau pihak yang menuntut cerai terlebih dahulu tidak akan mendapatkan harta gono
gini sepeserpun.
Tak hanya itu saja
sebenarnya, tapi juga fakta jika kecelakaan itu terjadi karena Haryo bertengkar
dengannya dan lebih memilih pergi dengan selingkuhannya hingga terjadi
kecelakaan tersebut. Beruntung hanya Haryo yang terluka parah, sementara
selingkuhannya luka ringan begitu pula dengan supirnya sehingga tidak meminta
ganti rugi atau menuntut yang lain.
Uang milik Haryo
juga mulai menipis, bisnisnya juga perlahan sepi karena orang-orang tau betapa
kejamnya haryo pada Nia yang tega memisahkannya dari Ali. Beberapa rekan
bisnisnya juga mulai mundur karena hasil sawit dari perkebunan milik Haryo yang
kurang bagus dan harga yang tak masuk akal.
Keluarga besar
Haryo juga mulai lepas tangan pada nasip Icha dan banyak yang mendesaknya untuk
segera cerai saja karena hanya mau menanggung Haryo namun tidak dengan Icha dan
bayinya nanti. Tentu saja itu pilihan yang sulit bagi Icha, disisi lain ia ingin
segera bercerai dari Haryo. Tapi disisi lain ia akan segera melahirkan.
Icha juga tau jika
ia tak mungkin melepaskan hak asuh atas anaknya kelak. Selain usianya yang
masih sangat kecil, pengadilan jelas tak akan memberikan hak asuh anak pada
Haryo yang lumpuh setelah kecelakaan.
Rasa stres dan
frustasi Icha itu makin bertambah ketika ia menyadari sudah tak mampu membayar
pembantu lagi di rumah. Jadi ia yang harus mengurus semuanya sendiri. Kesalnya
lagi selama ia mengurus Haryo, Haryo malah terus mengoceh membandingkan Icha
dengan Nia dan melihat kebahagiaan rumah tangga Nia dan Angga yang memulai
kehidupan barunya setelah kematian Ali.
Kadang sesekali
Icha berharap bila Nia kembali untuk mengemis cinta dari Haryo seperti saat
Haryo selingkuh dengannya. Bahkan kadang Icha juga berharap Nia akan datang
membawa belanjaannya untuk di berikan pada Ali seperti dulu. Tapi mustahil, Nia
jelas tak akan kembali lagi kesana. Apalagi dengan semua kenangan buruk yang
sudah ia berikan.
●●●
“Bayinya bergerak!”
ucap Angga heboh ketika sedang mengelus perut Nia sebelum ia tidur.
Nia tertawa kecil
mendengar suaminya yang begitu heboh merasakan janin di perutnya yang bergerak.
“Ayang! Liat nih
tadi Dedeknya nendang!” seru Angga lalu kembali mengelus perut Nia yang mulai
membuncit itu.
“Iya…” ucap Nia
lembut lalu ikut mengelus perutnya.
“Oh iya gimana tadi
di TK? Seru?” tanya Angga yang selalu senang mendengarkan cerita Nia soal
kegiatannya sebagai guru TK.
Nia mengangguk.
“Banyak muridku yang penasaran kenapa bisa ada bayi di perutku, beberapa juga
tiba-tiba pegang perutku. Tau gak sih tadi ada juga yang tiba-tiba tanya ‘Baby
are you a life?’ sambil khawatir gitu dong. Lucu banget, di kiranya aku
makan bayi makannya hamil,” ucap Nia lalu tertawa bersama Angga.
“Terus kamu
gimana?” tanya Angga lalu duduk untuk memijit kaki Nia yang selalu terasa pegal
tiap malam meskipun Nia tak memintanya.
“Aku jelasin kalo
Dedeknya gapapa, emang harus didalam perut dulu soalnya masih lemah belum bisa
apa-apa harus di lindungin di dalam rahim. Bisa hamil karena udah punya suami,
aku jelasin aja pakek bahasa yang mudah di mengerti anak-anak,” jawab Nia sambil
memandangi Angga. “Aku bahagia banget nikah sama kamu, bentar lagi punya anak
juga,” ucap Nia tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan.
Angga tersenyum
lalu mengambil ponselnya dan menunjukkan rumah yang di bangunnya dulu sudah
siap di huni dan hanya tinggal memberikan sedikit finishing saja pada Nia.
“Bulan depan kalo udah kelar semuanya kita pindah kesana, biar deket sama
tempat kamu kerja juga,” ucap Angga.
“Aku pengen ngurus
anakku aja, mungkin aku bakal cari kerjaan lainnya biar bisa ngurus anak sama
kamu juga,” ucap Nia lalu menggenggam tangan Angga.
“Kerja apa
emangnya? Kan kamu suka jadi guru TK, kata kepala sekolahmu kamu juga boleh
ambil cuti kan?” tanya Angga yang tak ingin menghalangi Nia atas karir maupun
hal yang ia sukai.
Nia diam sejenak.
“Aku jadi editor buat vlog kita, aku juga pengen bikin vidio memasak sama tips
mengurus anak. Menurutmu gimana?” tanya Nia yang di angguki Angga sambil
tersenyum.
“Oke kalo gitu kita
bakal mulai banyak bikin konten!” seru Angga semangat. “Eh! Dedeknya nendang
lagi!” seru Angga yang melihat tendangan kecil di perut istrinya.
Bab 20 – Kebakaran
Angga yang
begitu kalut dengan perasaannya yang masih saja galau itu iseng menonton
podcast di Youtube yang membahas soal situs streaming dewasa Only Fans.
Niat awalnya ia hanya ingin menghibur diri sembari onani. Tapi saat ia sedang
mencari steramer yang pas dengan seleranya tiba-tiba muncul siaran Momy
Cow yang langsung banjir penonton. Angga tersenyum mengingat masa-masa galaunya
sebelum menemukan Nia.
“Wah pas
sekali, aku baru selesai menyiapkan makan malam,” ucap Nia yang menyambut
kepulangan Angga setelah seharian sibuk bekerja di bank.
Angga
tersenyum sumringah mendengar sambutan Nia di iringi dengan harum aroma makan
malam yang sudah di siapkan untuknya.
“Aku hanya
membuat sup ikan dan tumisan toge kesukaanmu, aku hari ini tidak bisa banyak
memasak,” ucap Nia sambil berjalan masuk bersama Angga.
“Makasih ya
udah di siapin makanan, aku senang sekali…” ucap Angga lalu mengecup kening Nia
sambil memeluknya dari belakang.
Nia
mengangguk sambil tersenyum. Nia begitu bersyukur dengan pernikahannya bersama
Angga. Di pernikahan sebelumnya bersama Haryo, Nia hampir selalu dapat
perlakuan kasar dan sikap yang dingin juga ucapan-ucapan yang begitu tidak
mengenakkan di setiap harinya. Entah secantik apapun Nia, serapi apapun
penampilannya rasanya Haryo tetap saja menjadikan Nia sebagai sasaran
kemarahannya setiap pulang kerja.
“Sayang,
saluran air di kamar mandi mampet. Aku gak bisa bersihinnya minta tolong urusin
ya,” ucap Nia sambil mengelus perutnya.
“Oke, aku
urusin. Tolong dinginin nasi buat aku ya,” pinta Angga yang di angguki Nia.
Tak ada
kehidupan yang seindah saat ini. Memiliki pasangan yang begitu pengertian dan
penuh cinta, tabungan yang cukup di tambah pendapatan pasif dari sewa
apartemen, pekerjaan yang nyaman. Semuanya terasa begitu indah dan
menyenangkan.
Usai mandi
dan makan malam bersama sambil menceritakan kegiatan hari ini. Angga dan Nia
melanjutkannya dengan bermanja-manja di kamar. Angga begitu senang mengelus dan
mengajak bicara bayi di perut Nia meskipun kadang tangannya juga tak bisa
berhenti hanya mengelus perut buncit itu saja. Nia juga tak masalah dengan
kenakalan Angga toh birahinya juga cukup besar saat hamil. Sampai dering ponsel
Angga membuat mereka berdua berhenti bermesraan.
“Kak Amel…”
ucap Angga sebelum menyalakan speaker ponselnya.
Amel
langsung menangis sampai terisak-isak mengabari jika rukonya terbakar.
“Tenang
Kak, yang penting keluarga selamat semua dulu,” ucap Angga yang berusaha
menenangkan Amel.
Angga dan
Nia ikut kaget dan syok mengingat ruko itu menjadi bisnis utama keluarga Amel
setelah suaminya mengambil pensiun dini.
“Keluarga
aman, tapi semuanya kebakar Ngga. Dagangan, uang-uang, mobil, semua…” adu Amel
sambil menangis.
“Tenang
Kak, kita lalui sama-sama yang penting anak-anak aman. Kakak sama suami juga
aman,” ucap Nia ikut menenangkan Amel.
“Kakak ini
dimana? Aku kesana sekarang!” ucap Angga yang langsung beranjak dari tempat
tidur.
“Di deket
ruko,” jawab Amel singkat di sela tangisnya.
Angga
langsung mematikan telfonnya dan bersiap pergi. “Sayang gak usah ikut ya, kamu
disini dulu,” ucap Angga pada Nia yang terlihat ingin mendampinginya.
Nia
menggeleng. “Ikut, aku gak mau sendirian,” rengek Nia yang khawatir pada Angga.
Angga
menghela nafas lalu tersenyum. “Kamu jaga rumah, doain semuanya biar baik-baik
aja. Aku cek kesana sebentar, nanti kalo udah membaik aku langsung pulang…”
bujuk Angga sambil memeluk Nia sambil mengelus punggungnya.
Nia
mengangguk dengan berat hati, membiarkan suaminya pergi menemui kakaknya yang
tertimpa musibah. Perasaan Nia begitu bercampur aduk sebenarnya membiarkan
Angga pergi. Namun mengingat ini demi membantu keluarganya Nia tak bisa
melarangnya.
Nia terus
mencari berita terkait kebakaran di kawasan ruko dan pasar. Mulai berita diTV
sampai di internet. Perasaan Nia begitu bercampur aduk. Sampai Angga mengabari
kalau keponakan juga iparnya harus di larikan kerumah sakit karena asma yang
kambuh.
Nia terus
menunggu Angga pulang dengan cemas hingga jam 2 pagi. Angga pulang juga tidak
sendiri tapi bersama keluarga kakaknya karena jarak rumahnya dengan rumah sakit
yang lebih dekat.
“Oh ya
ampun…” ucap Nia menyambut kedatangan keluarga suaminya yang baru terkena
musibah itu sambil membukakan kedua pintu rumahnya.
Angga
memeluk Nia sebentar lalu melepaskan pelukannya. Amel dan Adi tampak masih
begitu terpukul dengan kondisi yang di alami. Reno yang sudah masuk TK juga
tampak begitu lemas setelah asmanya kambuh.
“Syukur
kalo semua selamat…” ucap Nia setelah melepas pelukannya dari Angga.
“Iya, kamu
tungguin dari tadi?” tanya Angga lembut yang di angguki Nia.
“Aku
khawatir…” jawab Nia lalu menghela nafas dan mulai sibuk mengurus keluarga
suaminya yang menginap di rumahnya ini.
Beruntung
Nia dan Angga belum menjadikan kamar-kamar tamunya menjadi kamar untuk calon
buah hatinya jadi Amel dan keluarganya bisa menempatinya untuk malam ini. Angga
juga langsung mandi setelah keluar dan kembali kotor juga bau asap.
“Bener-bener
ludes, gara-gara konsletan listrik ruko kain,” ucap Angga sambil geleng-geleng
kepala.
Nia
mengerutkan keningnya ikut prihatin lalu tiduran di samping suaminya. “Terus
gimana kak Amel?” tanya Nia lembut sambil mengelus dada suaminya.
Angga
menggelengkan kepalanya. “Belum tau, tapi aku pengen bantuin. Boleh kan?” tanya
Angga.
Nia
mengangguk sambil tersenyum. “Kita bantuin samampunya aja ya, bentar lagi kita
juga butuh banyak biaya buat dia…” ucap Nia sambil mengelus perutnya.
Angga
tersenyum lalu mengangguk lalu ikut mengelus perut istrinya.
Bab 21 – Pinjam Uang
Nia
mengambil cuti selama 3 hari untuk menemani keluarga Angga di rumahnya karena
Angga yang tidak bisa mengambil cuti. Nia menyiapkan makanan kesukaan Reno dan
menemaninya di rumah sementara Amel dan Adi pergi sibuk mengurus asuransi dan
urusan lainnya terkait kebakaran yang menghanguskan rukonya menggunakan mobil
milik Nia.
“Reno masih
sesek gak nafasnya?” tanya Nia yang terus memastikan kenyamanan Reno secara
berkala.
Reno
menggeleng pelan lalu memeluk Nia yang duduk di samping tempat tidurnya.
Nia
tersenyum lalu mengelus punggung Reno. “Gapapa, nanti kalo urusan Ibu sama
Bapak udah selesai Reno bisa pulang lagi, terus sekolah deh,” ucap Nia lembut
sambil mengecup kening Reno dan ikut tiduran bersamanya.
“Om
Angganya kapan pulang?” tanya Reno kesepian.
“Nanti,
bentar lagi Om Angga pulang makan siang. Terus nanti kerja lagi. Agak sore baru
deh Om Angga pulang lagi,” jawab Nia lembut. “Besok kalo Reno bosen di rumah
mau ikut ke TK tempat Tante ngajar gak?” tawar Nia.
“Ada
perosotannya tidak?” tanya Reno yang mulai teralihkan dari kebosanannya dengan
mengobrol membahas TK.
Awalnya
hanya membahas TK tapi lama-lama jadi membahas soal pelajaran kesukaan Reno,
lalu membandingkan kegiatan di TK tempan Nia mengajar dan tempat Reno sekolah.
Membandingkan kegiatan, tempat bermain, sampai kebun binatang yang pernah di
datangi. Reno tampak asik membahas hal-hal itu, juga membahas teman-teman
sekolahnya yang nakal dan baik padanya.
“Dedek
bayinya ini kapan lahir?” tanya Reno.
“Emm…tiga
bulan lagi kayaknya,” jawab Nia sambil mengelus perutnya.
Reno ikut
mengelusnya dan merasakan tendangan-tendangan lembut dari dalam perut Nia yang
terlihat buncit itu.
“Kalo
adeknya di perut terus adeknya gimana cara makannya?” tanya Reno yang begitu
bingung sambil menatap Nia.
“Dapetnya
dari Tante, Tante makan terus berbagi sama adeknya,” jelas Nia lembut.
“Wah! Kalo
gitu Tante harus makan banyak banget biar adeknya kenyang juga,” seru Reno.
Nia
tersenyum lalu mengangguk. “Eh itu mobil Om Angga deh kayaknya!” ucap Nia yang
samar mendengar suara mobil.
Reno
langsung bangun dan berlari keluar untuk menyambut Angga di ikuti Nia di
belakangnya.
“Aku bisa
ambil cuti setengah hari buat hari ini, kak Amel gimana?” tanya Angga sambil
berjalan masuk menggendong Reno.
“Masih
ngurus asuransi kayaknya,” jawab Nia lalu berjalan ke ruang tengah.
Angga
menghela nafas lalu tersenyum. “Kamu jangan kecapekan,” ucap Angga lalu
menurunkan Reno dari gendongannya dan duduk di samping Nia.
“Enggak,
gak capek. Aku seneng bisa jagain Reno. Belanja yuk, bahan-bahanku udah mulai
habis, cuma bisa masak dikit,” ucap Nia sambil mengecup pipi suaminya.
Angga
mengangguk lalu mengecup bibir Nia singkat. “Reno mau ikut belanja gak? Apa mau
nunggu Ibu pulang?” tawar Angga.
“Tunggu
Ibu,” jawab Reno yang memang tak suka di ajak berlama-lama berputar di antara
rak makanan instan dan sayuran.
“Yaudah
kita tunggu Ibu,” ucap Nia sembari bangun untuk menyiapkan makan siang
suaminya.
***
Amel
terpaksa pulang dengan tangan kosong. Asuransinya tak bisa di klaim, baik
asuransi untuk mobilnya maupun asuransi untuk rukonya. Tabungannya juga sudah
sangat tipis karena sudah di habiskan untuk modal rukonya. Pilihannya tidak
banyak lagi selain menjual rukonya. Itu juga tak bisa langsung terjual.
“Gimana
Kak?” tanya Angga saat Amel datang.
Amel
terlihat lesu dan murung Adi juga begitu.
“Gak bisa
klaim asuransi, ternyata asuransinya cuma buat 3 bulan,” jawab Amel sedih.
Nia ikut
sedih mendengarnya.
“Terus
gimana? Ada uang gak?” tanya Angga.
“Di
tabungan ada 5 juta,” jawab Amel.
“Rencananya
kalo boleh mau pinjem modal dulu buat bikin usaha, nanti uangnya di balikin
kalo rukonya udah kejual,” lanjut Adi.
Angga dan
Nia langsung saling tukar pandang dan menghela nafas.
“Aku
obrolin sama istriku dulu,” jawab Angga lalu mengambil kunci mobilnya dan pergi
keluar bersama Nia.
Sepanjang
perjalanan menuju swalayan Angga dan Nia hanya diam. Tabungannya memang banyak,
tapi hanya terbilang banyak jika untuk Angga dan keluarga kecilnya saja. Angga
tau persis berapa nominal uang di tabungannya dan Nia. Tapi tabungan mereka
juga sudah tak sebanyak saat dulu masih menjadi streamer.
“Iklan dari
Youtube gak banyak, gajiku juga cuma 3 juta perbulan sekarang…” ucap Nia sambil
menghela nafas.
“Ini urusan
keluargaku, gak usah terlalu kamu pikirin dalem-dalem. Aku kan ada tabungan
dana darurat gimana kalo pakek itu dulu?” tanya Angga meminta pendapat Nia.
Nia
mengangguk. “Keluargamu juga keluargaku jangan bilang gitu, pakek dana darurat
dulu gapapa. Nanti kita bisa nyiapin dana darurat lagi. Ambil sedikit tabungan
kita buat si Adek juga gapapa,” jawab Nia.
Angga
menatap Nia sambil tersenyum. “Jangan pendapatan kita udah menurun banyak.
Takutnya gak kekumpul lagi nanti. Dedeknya kan beberapa bulan lagi lahir,”
tolak Angga.
Nia terdiam
lalu menatap keluar. Melihat seorang ibu hamil yang sedang mengemis di lampu
merah sebelah. Nia jadi teringat pada pengorbanannya dulu demi bisa bertemu
dengan Ali.
“Apa kita
bikin konten lagi? Akunku Momy Cow kadang masih dapet tips. Gimana menurutmu?
Cuma sampe si Adek mau lahir aja,” tawar Nia.
Angga
langsung menggeleng tak setuju. “Aku nikah sama kamu biar kamu gak gitu lagi,
aku gak tega liat kamu yang lemes tiap habis bikin konten,” ucap Angga.
“Gapapa,
kali ini kita bikin kontennya yang lembut-lembut aja, gak usah brutal kayak
sebelumnya,” paksa Nia. “Lagian kita sama-sama gampang horny…” lirih Nia
sambil mengelus perutnya.
Angga
menghela nafas dengan berat. Ia tak mau istrinya harus kembali memamerkan
tubuhnya di depan banyak orang. Ia cemburu, namun di sisi lain Angga juga yang
menemani. Rasanya membuat konten mesra dan intim juga bukan pilihan yang buruk.
“Nanti coba
aku buka lagi akunku, kita jual vidio aja gak usah bikin live streaming,”
saran Nia.
“Aku gak
mau kamu berkorban terus, aku pengen kamu menikmati kehidupanmu,” ucap Angga
sambil menggenggam tangan Nia.
“Aku suka,
aku menikmati tiap waktu muasin kamu,” Nia berkeras.
Angga
menghela nafas lalu memarkirkan mobilnya sebelum mulai melumat bibir Nia dengan
lembut.
“Oke kita
bikin, tapi aku gak maksa kamu. Kamu juga gak boleh maksain diri. Cuma buat
seneng-seneng sampingan aja, oke?” ucap Angga dengan nafas menderu.
Nia
mengangguk sambil tersenyum. “Iya cuma buat seneng-seneng,” jawab Nia setuju.
Bersambung Season 2
0 comments