0
Home  ›  Chapter  ›  Gundik Rahasia Tuan Muda

Bab 28 – Belanja

"#dasp98 #dasp.98 #GundikRahasiaTuanMuda #NovelIndo #Wattpad"

Bab 28 – Belanja-1

Bab 28 – Belanja-2


Wiliam menatap layar USG yang menunjukkan adanya titik kecil calon janin dalam rahim Juwita dengan mata yang berbinar-binar dan senyum cerianya. Tak ada yang lebih membahagiakan bagi Wiliam untuk hari ini selain melihat kondisi kandungan Juwita. Senyumnya juga tak kunjung surut dari wajah tampannya, meskipun dokter dan perawat di klinik sudah memandangnya sebelah mata begitu tau ia dan Juwita masih belum lulus SMA dan sudah hamil duluan pula.

“Kondisinya baik, sehat. Tekanan darahnya Ibu memang rendah jadi gampang keliatan pucat. Nanti di resepkan sekalian,” ucap Dokter yang berusaha profesional dan sudah begitu mati-matian menahan diri agar tidak menghakimi Wiliam dan Juwita.

“Dia laki-laki atau perempuan?” tanya Wiliam yang terlihat begitu antusias sembari menggenggam tangan Juwita yang terasa dingin.

Dokter yang mendengar pertanyaan Wiliam langsung tertawa. “Belum, nanti kalau sudah lebih besar baru bisa lihat. Janinnya saja masih berbentuk gumpalan,” jelas Dokter lalu mengelap gel yang ada di perut Juwita sebelum menyudahi sesi USGnya.

Wiliam meringis mendengarnya, sementara Juwita tersenyum senang mengetahui jika Wiliam tak keberatan sama sekali atas kehamilannya. “Aku gak sabar,” ucap Wiliam lembut. “Oh iya kapan aku perlu menyiapkan kamar untuk anakku dan rumah sakit untuk melahirkan?” tanya Wiliam lagi.

Dokter hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala mendengar pertanyaan Wiliam. “Masih lama, sabar dulu…” ucap Dokter lalu menyerahkan resep obat yang harus di tebus sekaligus print hasil USG barusan.

“Sabar Tuan…” lirih Juwita berjalan keluar bersama dengan Wiliam.

“Pengen pamer kalo kamu hamil, tapi harus sembunyi-sembunyi maaf ya baby…” ucap Wiliam sambil mengelus perut Juwita saat duduk menunggu obatnya jadi.

Juwita tersenyum merasa benar-benar lega dengan kondisinya sekarang. Mungkin memang ia perlu menyembunyikan kehamilannya, tapi setidaknya ia tau jika pria yang menghamilinya sangat mendukungnya. Di tambah rencana untuk pindah ke apartemen yang semakin memungkinkannya untuk mempertahankan kandungannya dengan tenang.


“Kok tetep di posting?” tanya Juwita melihat tweet terbaru Wiliam.

“Gapapa di twitter doang, lagian disana sepi,” jawab Wiliam yang benar-benar tak bisa menahan rasa suka citanya.

Bab 28 – Belanja-3

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Camila diam di kamarnya memikirkan tawaran dari Wiliam. Camila terus mengingat tentang kedekatan Wiliam dengan Juwita dan kemesraan yang selama ini sudah terang-terangan di tunjukkan. Seharusnya Camila mengambil kesempatan yang sudah di berikan Wiliam dan mengambil keuntungan besar karenanya. Namun entah karena obsesi atau karena sudah terlanjur cinta pada Wiliam. Camila memutuskan untuk tidak mengatakan apapun pada keluarganya.

“Bagaimana hubunganmu? Perusahaan kita terus menurun, kalau tidak segera cepat bisa gawat,” ucap Surya pada Camila.

Camila tersenyum getir. “Beberapa waktu belakangan ini kurang baik, aku sedikit khawatir jika Wiliam meninggalkanku dan berpaling,” dusta Camila yang ingin mempertahankan hubungannya secara paksa dan sepihak.

Surya geleng-geleng kepala mendengarnya. “Apa perlu di percepat saja pernikahannya?” tawarnya yang sudah ketakutan jika sampai keluarga Philips tak bisa membantu bisnisnya.

Camila mengangguk pelan. “Aku tidak keberatan, tapi aku juga tidak mau membuat Wiliam tidak nyaman,” jawab Camila yang terdengar ragu akan hubungannya yang membuat Surya geram.

“Itu urusanku, aku akan coba membujuk tuan Armando,” ucap Surya yang sudah mulai kewalahan mengatasi masalah pada perusahaannya yang terus mengalir tiada henti rasanya.

Camila mengangguk lalu menyudahi makannya untuk pergi menenangkan diri di kamarnya. Camila tak mau melepaskan Wiliam begitu saja. Ia tak mau kalah begitu saja dari anak pelayan sekelas Juwita. Meskipun memang Juwita yang lebih dulu mengenal Wiliam dan menjadi cinta pertamanya. Tapi Camila sampai detik ini masih berstatus sebagai tunangannya dan sebagai calon istri yang di pilih keluarga Philips sendiri.

Camila mencoba menenangkan diri dan mencari cara agar ia berada dalam posisi lemah dan tersakiti agar mampu mendapatkan Wiliam seutuhnya. Persetan dengan perasaan dan hati Wiliam. Camila sekarang hanya ingin menunjukkan power dan kekuasaannya pada Juwita yang sudah begitu lancang mencuri Wiliam darinya. Camila masih menaruh dendam dan amarah mendalam pada Juwita.

“Wiliam punyaku…” gumam Camila.

Bab 28 – Belanja-4

Wiliam menikmati momen kebersamaannya bersama Juwita. Makan bersama di restoran cepat saji, berjalan-jalan keliling mall layaknya pasangan pada umumnya. Wiliam juga senang bisa berbelanja banyak hal di supermarket bersama Juwita. Pengalaman baru yang belum pernah Wiliam coba sebelumnya.

“Kamu perlu banyak minum susu, makan sehat juga, anakku harus sehat,” ucap Wiliam dengan semangat memasukkan dua buah box susu lagi kedalam troli.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Juwita mengangguk lalu merangkul lengan Wiliam yang kembali mendorong troli untuk menuju bagian buah. Wiliam langsung mengambil beberapa buah anggur yang sudah di kemas 1kg.

“Tuan, jangan banyak-banyak. Dirumah masih banyak stok di rumah, nanti tidak ada yang makan,” ucap Juwita mengingatkan Wiliam agar tidak over dalam berbelanja.

Wiliam langsung cemberut. “Anakku perlu banyak gizi!” ucap Wiliam yang bersemangat atas kehamilan Juwita.

Juwita ikut cemberut lalu menundukkan pandangannya.

“Iya, belanjanya sedikit,” ucap Wiliam mengalah karena tak mau membuat Juwita murung dan tidak nyaman. “Tapi harus makan banyak ya kamu,” tawar Wiliam yang masih mewanti-wanti Juwita dan langsung memeluknya.

Juwita mengangguk lalu kembali berjalan berbelanja bersama Juwita sembari bercanda dan mengobrol soal makanan atau barang-barang yang di jual disana. Wiliam lebih ceria begitu pula dengan Juwita.

“Aku bersyukur dia gak rewel,” ucap Juwita sembari mengelus perutnya dan berjalan menuju bagian pakaian dalam untuk mencari korset.

Wiliam menatap Juwita lalu memeluknya dari belakang dengan manja. “Kalo si Adek rewel pengen manja gapapa, ga harus di tahan-tahan,” ucap Wiliam lembut lalu mengecup kening Juwita.

Juwita mengangguk lalu mengelus tangan Wiliam yang memeluknya dengan erat.

“Aku pengen cepet-cepet nikahin kamu…” lirih Wiliam sambil mendekap erat Juwita.

Juwita tersenyum mendengar janji manis Wiliam.

“Nanti begitu aku resmi dah bukan tunangannya Camila, kita langsung nikah. Mungkin keluargaku bakal marah, mungkin gak bakal bikin pesta besar dan meriah. Tapi aku bakal…”

“Nikahnya sederhana saja tidak apa-apa, yang penting sah. Jadi si adek punya akte, kita sah jadi suami istri beneran. Aku gak minta pesta, aku udah seneng banget kita bisa sama-sama,” potong Juwita.

Wiliam menghela nafas mendengarnya lalu mengangguk. “Kenapa beli korset?” tanya Wiliam yang heran pada beberapa buah korset yang di ambil Juwita.

“Kan kita masih harus ke sekolah, aku masih harus kerja juga. Jaga-jaga aja biar perutnya ga keliatan buncit,” jawab Juwita yang sukses membuat Wiliam sadar jika ia masih belum bisa bebas 100%.

Wiliam menundukkan pandangannya menatap perut Juwita yang masih rata. Ia merasa bersalah dan sedih sekarang jika bayi kecilnya yang baru berusaha tumbuh dengan baik harus di tutupi dengan korset ketat yang menekan perut Juwita. Wiliam ingin anaknya tumbuh sehat dan cepat besar, tapi bila kondisinya begini ia tak bisa banyak berbuat selain berusaha melindungi Juwita dan menjadi ayah siaga.

Bab 28 – Belanja-5


 

39
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share